Suara meriah begitu terdengar seantero ruangan terbuka disini. Malam ini, di tempat yang ramai pengunjung, RAVHAKA menampilkan aksinya, begitu menawan bagi siapa yang melihat.
Penonton tidak lupa mengabadikan momen ini di ponsel masing-masing untuk update di sosial media mereka.
Saat sedang asik memetik bass miliknya Arvino tanpa sengaja melihat gadis yang tak lain adalah Fashakira. Dia semakin bersemangat menunjukan keahliannya itu.
Namun, sosok Fashakira hilang bersamaan tepuk tangan dan sorak sorai penonton.
"Kenapa gue jadi lihat Ca dimana-mana" ujar lelaki itu dalam hati.
Di lain tempat, seorang yang dilihat tapi hanya bayangan saja oleh Arvino sedang menghabiskan waktu sebelum tidur dengan belajar.
Gadis itu tengah fokus dengan apa yang di pelajari di tengah buku yang lumayan berserakan itu dia menghembuskan napasnya gusar.
Fashakira bergumam, "hufth nonton drakor bentar deh mau lanjutin yang kemarin." Setelah itu layar laptop yang tadinya berisi materi pelajaran kini berganti dengan tayangan drama.
Gadis itu tampak menikmati alur cerita sambil memakan cemilan yang dia ambil sebelum belajar tadi.
Beberapa jam yang lalu setelah Fashakira menghabiskan makan malamnya dia bergabung bersama kedua orang tuanya dia diruang keluarga, menghabiskan waktu mereka dengan menceritakan hal yang mereka lalui namun ada satu hal yang Fashakida ceritakan kepada keduanya.
Ya, kepulangannya dengan Arvino. Sebelum obrolan berlanjut dia bergegas meninggalkan tempat itu lalu menaiki anak tangga dengan perlahan.
Waktu terus berputar. Kini jam dinding menunjukan waktu pukul 23.00. Karena keasikan dengan tayangan drama itu gadis yang memiliki rambut sebahu itu telah menghabiskan waktunya selama satu jam.
Walaupun begitu, dia tidak memperhatikan waktu disana. Saat ini dia sedang menjeda tayangan itu tapi jari lentiknya mengetikan sebuah kata pada layar ponselnya.
"Cantik ga?" ternyata kata itu yang dia selipkan pada sebuah foto dirinya.
Tidak lama ada balasan pesan untuknya.
"Cantik Ca, cantik banget malah."
Ternyata itu adalah Arvino.
Fashakira segera menghapus foto itu dari laman pesan, dia begitu ceroboh mengapa bisa dia mengirim foto manis itu ke Arvino padahal tujuan dia adalah temannya.
"Untung udah gue simpen haha," balasan pesan dari Arvino membuat Fashakira kesal.
"Salah kirim kak, hapus ga fotonya!"
"Gapapa kan bagus kalo pake figura terus gue pajang deh di atas nakas kamar gue." Arvino tersenyum jahil menunggu balasan pesan apalagi yang ingin dikirim gadis itu.
"Nyebelin lo ka!"
Mungkin saja ketika Arvino melihat langsung wajah Fashakira yang tengah mengeluarkan tanduk merah akan semakin menggoda gadis rambut sebahu ini.
"Gue lagi istirahat nih, lo gamau dateng kesini Ca? Gue jemput kalo lo mau sekarang juga." jawab Arvino.
"Gila ya lo sekarang udah jam 23.30 bisa tidur di teras! Lo emang tega liat gue tidur di teras?" tukasnya.
"Gapapa Ca, teras rumah lo besar nanti gue suruh Bi Tina bawain alas sama bantal guling buat kita tidur."
"Kak Arvino! Awas ya besok!!!"
Gadis itu dibuat kesal lantaran percakapan dengan Arvino. Dari sini dia belajar untuk tidak ceroboh melakukan hal apapun apalagi ketika mengirim pesan ke orang lain.
Gibran yang melihat Arvino tersenyum sendiri merasa heran. Mungkin benar apa yang dikatakan Fashakira tentang dirinya.
Ya, dia gila! Gila pada pesona Fashakira Ayudia. Dia harus bisa mengambil hati gadis cantik itu lagi bahkan kalau bisa dia akan menukar jiwanya demi kebahagiaan untuk gadis itu.
Untuk saat itu dia berhak memikirkan hal itu namun kita tidak tahu kehidupan mana yang sedang menanti?
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT
Teen FictionWaktu berjalan begitu cepat seakan ini adalah mimpi bagi Fashakira dan masa lalunya adalah hal yang harus dihindari. Dia dipertemukan kembali dengan manusia yang begitu memporak-porandakan isi hatinya. Keadaan lah yang membuat dirinya menjadikan se...