18+
POV: General
"Uhmm..."
Sunoo rasakan sebuah tangan yang usap pinggangnya.
Sejujurnya bukan disana yang tak nyaman, tapi Sunoo biarkan karena si empu lengan lagi-lagi masih menutup matanya.'Gimana bisa Jay ini terus gerak sementara dia sendiri lagi tidur pulas...' batin Sunoo. Pasalnya Jay sama sekali tak berkutik kala Sunoo sengaja meniup wajah tegasnya.
Kini Jay mulai menambatkan telapak tangannya dipunggung Sunoo, sedetik kemudian yang lebih mungil sudah dalam rengkuhannya.
Sunoo terdiam. Bukan sekali dua kali mereka dalam posisi ini, saling berpelukan ketika tidur. Batasan guling yang sempat Jay buat beberapa waktu lalu sudah tidak berguna. Saat ini, Sunoo yang jadi gulingnya.
Ini keterlaluan. Mereka sangat terlihat sebagai dua orang dewasa yang tak masuk akal. Hanya ikatan pertemanan tapi sudah sejauh ini.
Namun hatinya tak pandai berbohong, Sunoo sangat menyukainya. Sangat menyukai pelukan hangat tiap malam hari, melawan masa dulunya yang selalu sunyi.
Ditiup lagi wajah Jay temannya, sama saja tak ada gerakan.
"Jay..." bisik Sunoo pelan. Sebenarya Ia tak mau ganggu tidur Jay sebab Sunoo tahu pria itu telah begadang semalaman. Apa dikata kalau pagi cepat sekali datangnya dan mereka harus berangkat kerja lagi.
"Jaayy Banguunnn..." setidaknya Sunoo bisa bergerak untuk pergi ke kamar mandi. Ia berusaha melepaskan tubuhnya perlahan. Dan berhasil.
Sunoo beranjak mengerjakan rutinitas paginya; mandi, berberes, mencuci pakaian. Di apartemen sepetak ini Sunoo bisa menggapai seluruh sudut tanpa perlu susah payah. Yang sedikit berubah adalah pakaian yang bertambah banyak milik orang lain yang ikut bergabung di wadah laundry. Tentu saja itu milik Jay.
Sementara hidung Sunoo mencium aroma lain yang sedap dari ujung lain unit ini.
"Good morning..." sapa Jay yang menyadari langkah kaki Sunoo kian mendekat. Sebangunnya Jay, sudah jadi kebiasaan Ia pergi ke dapur.
"Pagi."
Nyaman.
Itu yang bisa Sunoo definisikan untuk sekarang. Disambut pagi dengan hangat. Miliki teman bicara sejak pagi.Sunoo melirik pada yang Jay lakukan, "Masak apa?"
"Apa? Aku nggak dengar..."
"Hmm..." Jay sedang mengerjai Sunoo rupanya.
"Kamu ngomong apa, Sunoo?"
Sunoo bungkam dan berniat jahil balik pada Jay. Baru saja ia mendekatkan wajahnya pada telinga Jay, setengah berbisik, "Kamu mas-"
Jay menoleh.
Oh. Wajah Jay terlalu dekat. Sangat dekat hingga ujung hidung keduanya hanya berjarak satu ruas jari.Sunoo menutup matanya. Sembunyikan gugup atas insiden yang baru pertama kali terjadi diantara mereka.
Ia terkesiap karena sesuatu menempel di bibirnya. Jay mengecup Sunoo tepat pada dua bilah meronanya.
"Sorry..." Jay segera mundur dan memberi ruang bagi Sunoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Very Bestfriend
ספרות חובביםKim Sunoo tak pernah menyangka gelap mata yang ia lakukan dengan Sunghoon, adik dari teman baiknya, Jay, membawanya ke ujung dilema kehidupan. Kabar kehamilan yang tak diharapkan dengan segala pemikiran buruk membuatnya frustasi. Saat itulah Jay had...