WF-AH (Jjh)

2.6K 20 0
                                    

Masa pandemi nampaknya belum berakhir sampai saat ini. Bahkan, ada beberapa perusahaan yang masih menerapkan sistem WFH (Work From Home). Sistem ini membuat para pekerja tak harus datang ke kantor untuk mengerjakan pekerjaannya. Karena ada beberapa aplikasi yang memadai agar pekerjaan tetap berjalan dengan lancar.

Contohnya melalui ZOOM.

Aplikasi tersebut sudah tersedia cukup lama. Hanya saja, saat ini aplikasi tersebut menjadi cukup populer di kalangan para pelajar maupun para pekerja.

"Shit, kenapa wifinya harus error si?" gerutu Maura begitu koneksinya terputus secara tiba-tiba.

Ya, meskipun WFH cukup menyenangkan, ternyata ada sisi negatif juga tentunya. Contohnya konektivitas internet.

Maura mengecek ponselnya dan melihat sisa kuotanya saat ini. Matanya begitu terkejut begitu melihat sisa kuota pada ponselnya.

"Emang anjing! Kenapa si jadwal gue WFH hari ini." lagi-lagi ia mengeluh kesal.

Tanpa berfikir lama, ia pun keluar dari dalam rumahnya dengan membawa laptop miliknya.

"Mau kemana, Ra?" tanya pemuda di depannya.

Pemuda yang tampan dan berwibawa itu pun sepertinya tengah membawa sesuatu di tangan kanannya.

"Pras, ada wifi nggak di rumah kamu?" tanya Maura secara berterus terang.

"Pakai, Ra. Kenapa?"

"Numpang ngerjain laporan kerja, ya? Wifi aku tiba-tiba error gitu deh."

Pras mengangguk.

"Silahkan. Lagipula, aku belum ada kegiatan apapun kok."

Maura pun masuk dan duduk di atas sofa. Laptopnya ia letakkan di atas pahanya dan ia tak lagi memikirkan radiasi dari panasnya laptop tersebut.

Sementara itu, Pras berjalan ke dalam kamarnya dan entah lah akan melakukan apa ia di dalam sana.

Srekkk

Srekkk

Srekkk

Begitulah langkah kakinya saat ini.

"Nih." Pras pun memberikan bantal yang ada di dalam kamarnya.

"Ehhh iya. Thank you, Pras." balas Maura yang meletakkan bantal tersebut pada kedua pahanya.

Ctekkk

Pulpen yang berada di samping Maura pun terjauh di lantai, membuat sang puan merendahkan tubuhnya dan memperlihatkan bagian tubuhnya di dalam sana.

Sejenak, Pras menelan ludahnya kala melihat dua buah payudara tanpa bra yang menutupinya.

"Maura sadar nggak ya kalau dia nggak pakai bra?" batin Pras yang kini menatap sang puan.

Merasa diperhatikan oleh lelaki di depannya, Maura pun menoleh.

"Kenapa, Pras? Kamu mau duduk disini?" geser Maura agar sang tuan bisa duduk di  sampingnya.

"No, aku ada urusan di dalam. Nanti kalau sudah selesai, panggil aku aja, ya?" kata Pras yang mendapatkan anggukan dari sang puan.

Pras menutup pintunya rapat, jantungnya berdegub kala melihat payudara sang puan yang masih begitu jelas dalam ingatannya.

Bahkan, beberapa kali ia memejamkan matanya, hasilnya pun tetap sama.

Ya, bayangan itu tetap ada.

Merasa bosan, Pras pun menonton situs biru pada ponselnya. Ia melihat sepasangan kekasih yang tengah melakukan aktivitas seksual pada sebuah kamar mewah bernuansa putih-emas.

Bisa Pras lihat, sang puan merintih kesakitan kala lelaki di layar ponselnya menampar bokong pasangannya. Pras yang melihat merasakan bagian selatannya mengeras begitu mendengar suara desahan dari layar ponselnya.

"Fuck." gerutu Pras yang mulai mengeluarkan kejantanan dari dalam boxernya.

Ia terus mempercepat genggaman tersebut dan membayangkan dirinya tengah menyetubuhi perempuan yang saat ini berada di rumahnya.

Bukan hanya saat ini saja, bahkan setiap malam Pras membayangkan sang puan berada di bawahnya dengan rambut berantakan dan juga suara merdu memangil dirinya.

Alasannya hanya satu, Pras pernah melihat sang puan tengah bermasturbasi dari balkon kamarnya.

Pras memejamkan matanya, menikmati sentuhannya sendiri saat ini.

"Mauraaa..." desahnya dengan berat dan tentu saja terdengar sampai ke ruang tamu.

Krekkkk

"Kamu dari tadi nyebut nama aku terus, Pras. Kenapa?" ujar Maura yang tengah mendekat ke arah lelaki tersebut.

Sementara, lelaki itu masih memejamkan matanya, membayangkan bahwa suara perempuan tersebut begitu jelas dalam pikirannya.

"Can i help you?" bisiknya yang membuat sang tuan membelalakan matanya.

"Fuck..." desisnya karena merasa malu saat ini.

"Butuh bantuan nggak?" kali ini Maura berbisik halus dan meniup perpotongan leher sang tuan. Tak lupa juga, tangannya mulai mengambil alih bagian selatan lelaki tersebut.

"Ra...."

Akses konten lengkapnya ada di privatter dengan akses password berbayar pada trakteer:

privatter: https://privatter.net/p/9238219

akses password: https://trakteer.id/icedchocomilk/showcase/wfah-qWHhL

Tolong feedbacknya ya temen temen.

ONESHOOT 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang