Mensyukuri apa yang telah kudapatkan, karena tidak begitu lama mencari tempat tinggal yang baru membuatku melupakan sebentar sakit didalam dadaku.
Keluar dari kontrakan kecil, kulayangkan pandanganku ke semua arah, kuucapkan kata 'Semoga kota ini bersahabat denganku'
"Hufffff"tarikan nafas dan ku hembuskan membuat bibirku bergetar. "Semanagat Robby, semangat. Kini kau sudah sebatang kara"gumamku ke diriku sendiri.
Dengan langkah pasti pagi itu kususuri jalan menuju Sebuah SMA swasta yang agak jauh dari kontrakanku untuk mendaftar sebagai siswa baru pindahan. Dengan surat surat yang kubawa, aku berdoa dalam hati agar diterima disana.
"Selamat pagi pak Kepala Sekolah"sapaku ramah ketika seorang guru membawaku ke ruangan Kepala Sekolah.
"Pagi nak" sambutnya hangat.
Kuutarakan niatku untuk menjadi seorang penuntut ilmu disana. Dari Sekolah Negeri ke Swasta.
"Apa nak Robby tidak rugi? Sekolah asal Negeri jadi Swasta?"
"Bagi saya yang penting Sekolah pak"Jawabku mantap.
Dia meminta data data sekolah lamaku. Sambil melihat lihat, dia sesekali menatap ke aku.
"Juara 2. Smart....."gumamnya kudengar. "Olah Raga?" tanyanya.
"Bisa Volley, Badminton, Tennis Meja, Renang tapi hanya bisa pak tidak mahir"jawabku.
"Good" katanya sambil manggut manggut.
"Tapi saya mohon pak. Uang Sekolah saya dikurangi, karena saya orang miskin"
"Orang tuamu?"
Aku membisu dan menunduk.
"Maaf nak, maaf"lanjutnya.
Sepertinya Kepala Sekolah berat sekali menjawab permohonanku. Kusebutkan alasanku pindah ke kota agar bisa sekolah dan bekerja paruh waktu.
"Baiklah nak. Pihak sekolah bisa memberimu beasiswa bila kau bisa juara di sini. Minimum Juara Kelas"
"Baik pak. Saya kan bejuang keras untuk itu"kataku dengan senyum.
"Besok atau hari ini kamu mulai nak?"
"Besok pak. Biar pakai seragam"tuturku.
"Baiklah. Besok jam sekolah sudah di kantor Bapak ya"
"Saya akan datang tepat waktu pak"
Bapak Kepala Sekolah mengantar aku ke pintu ruangan dan aku masuk ke TU sekolah untuk membayar uang sekolah yang kubayar selama 3 bulan sesuai kesepakatan sampai naik kelas dan Uang Pembangunan Gedung yang akan kucicil. Karena aku takut uang pemberian Ayahku akan habis nantinya.
"Dek Robby buku bukunya diambil ya ke petugas piket, biar nanti bisa langsung belajar" TU sekolah menyuruhku ke bagian piket sekolah.
"Ini udah semua Bu?"
"Udah dek, ambil buku aja dan boleh pulang. Besok jam sekolah sudah hadir ya"TU mengingatkan.
"Terima kasih, Bu"ucapku
***
Keluar dari gedung sekolah, dengan menenteng buku buku di kantong plastik, aku melewati beberapa siswa. Mereka memandang ke aku. Aku menyapa dengan sopan.
"Siswa baru ya? Kelas berapa?" Salah seorang dari mereka bertanya.
"Iya. II Sos" jawabku.
"II Sos berapa?"
"Besok mau ditentukan"
"Mudah mudahan kita satu kelas ya"Seorang siswi perempuan yang lumayan cantik menyalami ku. "Lina" dia sebut namanya dan kusebutkan namaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE (BI SEX) ALONE
Художественная прозаAPAKAH ANDA PERNAH MERASAKAN DIUSIR DARI RUMAH, KETIKA ANDA KETAHUAN SEORANG 'HOMO atau GAY?' APA BISA ANDA MERASAKAN BETAPA SAKITNYA? ikuti ceritaku Like dan komen ya. Robby Ferdinand biasa dipanggil Robby atau Ferdi di usir oleh orang tuanya karen...