Kini malam hari sudah tiba, langit gelap dengan dihiasi bintang yang menyelimuti malam hari tampak indah.
"Duh bete bangat sumpah, si Andin gue telpon gak diangkat, kemana ya yang enak"gerutu Via seraya mengutak atik ponselnya.
Setelah bergelut dengan pikiran nya, Via memilih untuk menuju cafe langganan nya buat melepas penat.
Jarahk dari rumah Via ke cafe hanya cukup menempuh perjalanan sepuluh menit, jadi Via berani untuk kesana sendirian.
Setelah menempuh perjalanan dari rumahnya, kini Via sudah tiba di cafe cendana tempat biasa dia melepas penat atau pun sekedar mencari cogan cogan.
Via pun memanggil sang pelayan untuk menghampiri nya.
Sang pelayan pun datang lalu menyodorkan sebuah menu di cafe tersebut.
"Iya kak, ada yang mau dipesan?"tanya pelayan tersebut ramah.
"Ehm, pesen nasi goreng seafood nya satu sama jus jambu nya satu yah"ucap Via lalu menyerahkan kembali menu tersebut.
Sang pelayan pun mengangguk lalu pergi meninggalkan Via menuju belakang.
Sembari menunggu, Via pun membakar rokok yang dia ambil dari saku nya, Via memang perempuan, tapi dia sangat menyukai rokok, menurut nya kalau merokok itu membuat pikiran rileks dan gak ada beban, Vianmenyukai rokok karena dari almarhum kakeknya yang seorang perokok berat.
Bahkan kakeknya Via sehari bisa menghabiskan 4 bungkus rokok, jadi jangan salahkan Via kalau dia juga penikmat rokok, mungkin Via mewarisi kesukaan kakek nya.
Setelah lama menunggu, pesanan Via pun datang, dan Via langsung menyantap makanan tersebut saat itu juga.
Disaat sedang fokus fokus nya menyantap makanan tiba tiba ponsel via bergetar.
drrtt...drrtt...drrtt
Via pun langsung mengambil ponsel nya dan melihat nama dari pemanggil tersebut rupanya mamahnya.
"Hallo Vi, kamu dimana?, kok tadi mamah ke kamar kamu gak ada?"
"Via lagi di cafe mah, kenapa emangnya?"
"Ngapain kamu kesana malam malam gini?, kamu mabok ya?"
"Nggak mabok mah, cuma ngerokok aja, mamah gak usah nuduh yang macem macem mah"
"Awas kamu ya kalo mabok, mamah pisahin kepala kamu dari tubuh kamu"
"Nyegg"
Panggilan pun dimatikan secara sepihak oleh Via.
Via pun melanjutkan makan nya sampai selesai.
Setelah selesai makan, kini Via pun kembali membakar rokok nya.
Asap pun mengepul ke udara dengan bau yang sangat khas dari tembakau.
"Enak ya hidup gue, cuma gini gini doang, kalo bete ke cafe, kalo seneng ya bebas"gumam Via seraya menghembuskan asap tembakau nya.
Disaat sedang asik menghirup asap tembakau, ponsel via pun kembali bergetar.
drrtt...drrtt...drrtt
"Siapa sih, reseh aja"gerutu Via seraya mengecek ponselnya dan terpampang dipobsel nama andin.
"Si Andin?, ngapain dia nelpon gue tumben"gumam Via lalu menjawab panggilan tersebut.
"Hallo Ndin, kenapa?"
"Ehm Vi, lo dimana sekarang?"
"Gue di cafe cendana, ada apaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
VIA [ON GOING]
Подростковая литература"kopi itu pahit, yang manis cuma gue" -VIA DWI PUTRI