[JANGAN LUPA VOTE]
•
•
•Di hari sabtu yang cerah pukul delapan pagi lebih dua puluh tujuh menit, seorang perawan masih tertidur dengan selimut pikniknya. Di sebut demikian, karena selimut itu lebih cocok sebagai alas piknik. Sangat tipis, kadang juga disebut selimut pantai. Suara alarm yang berbunyi nyaring tiga menit kemudian, berhasil membangunkannya. Ia menggeliat beberapa kali. Mematikan alarm dan tertidur lagi. Lima menit kemudian, alarm itu berbunyi lagi. Kali ini berhasil membuat sang penguasa kamar itu terbangun.
Ia melipat selimutnya itu. Membuka jendela kamarnya. Tidak ada cahaya pagi yang menyinari atau burung-burung yang berkicau riang. Alih-alih disambut dengan pagi yang terik, ia malah disambut langit mendung dan suasana kelabu.
"Kok dingin banget." Ucap Kaluna sambil secara otomatis memeluk tubuhnya sendiri karena tiba-tiba angin berhembus cukup kencang. Kaluna akhirnya menutup jendelanya itu agar tidak membuat hawa di kamarnya jadi lebih dingin lagi. Kaluna bergegas ke kamar mandi, sangat terasa aneh jika tidak segera cuci muka dan gosok gigi.
Setelah lebih segar, ia turun ke bawah, memutar musik dengan speaker kecilnya. Daftar lagunya ia setting acak. Sehingga ia tidak tahu lagu apa yang akan terputar selanjutnya. Kaluna menggerakkan kepalanya untuk mengikuti alunan lagu yang terputar, dan mulutnya turut bernyanyi sesekali. Ia pergi ke dapur, mengambil satu bungkus mie instan rebus rasa soto ayam. Ia tambahkan telur, sosis dan sawi hijau.
Kaluna tak memodifikasi bumbu mie tersebut, ia malas. Dalam kurang dari lima menit saja, mie instan nya sudah jadi.
"Enaknya, dingin-dingin, makan mie rebus. Emang ya, hujan sama mie rebus itu perpaduan yang pas." Ucap Kaluna dengan senyum lebar dan sumringahnya. Kaluna duduk di sofa, sambil tetap mendengarkan lagu.
Tiba-tiba saja speaker itu memutar lagu berjudul Shallow, yang baru kemarin lusa ia nyanyikan dengan Kaisan. Mendengar sesuatu yang tidak ia rencanakan untuk ia dengar itu membuat Kaluna berhenti mengunyah. Ia menelan mie yang masih ada di mulutnya dengan perasaan yang tidak bisa dideskripsikan. Sekarang, ketika mendengar lagu itu, rasanya berbeda. Bukan karena lagu itu dari film atau penyanyi favoritnya, tapi karena setiap mendengar bagian Bradley Cooper, ia selalu seperti mendengar suara Kaisan disana karena ketua Raksi itu lah yang menyanyikannya waktu itu. Setelah hari ujian menyanyi, lagu favoritnya itu memiliki kesan yang jauh berbeda lagi. Ada memori antara dirinya dengan Kaisan yang melekat erat tanpa sekat.
Kaluna benar-benar tidak kuasa untuk menyantap mie nya, nafsu makannya seperti di telan oleh pikirannya sendiri. Ia menaruh mangkoknya dan duduk termenung dengan perasaan kemana-kemana. Pikirannya juga sedang berpetualang. Kaluna memiliki hati yang naif, dan munafik, gadis itu mengakuinya sendiri. Rasanya terlalu berlebihan sebenarnya saat ia harus menjauhi Kaisan hanya karena omongan lelaki itu yang terlalu berlebihan, bahkan sampai menghindari untuk bertatap muka, berinteraksi ataupun berurusan lagi dengan Kaisan. Tangannya merasa sangat berdosa karena dengan lancang menampar Kaisan. Bagi Kaluna, Kaisan tidak pantas untuk diperlakukan seperti itu setelah semua kebaikan dan kelembutan hati lelaki itu. Juga, setelah upaya Kaisan untuk menenangkannya seperti yang terjadi semalam.
Kaluna menggelengkan kepalanya beberapa kali agar tidak terlalu memikirkan hal itu. Ia kembali memakan mie nya dan segera menghabiskannya. Setelah itu, Kaluna menaruh mangkok itu di westafel dan mengambil sapu. Kaluna menyapu dengan arah dari dalam sampai keluar rumah sehingga nanti sampahnya tinggal dibuang di tempat sampah depan. Aktivitasnya itu masih diiringi dengan lagu yang terputar.
Saat sedang asik menyapu bagian teras rumahnya, ia dikejutkan dengan suara yang cukup keras dari arah kanan rumahnya, dua orang bapak-bapak tampak berjalan dengan terburu-buru. Kaluna secara otomatis menaruh sapunya untuk melihat apa penyebab dari itu semua. Ia menuju ke jalanan depan rumahnya, menengok ke kanan tampak ada motor dan satu orang yang tergeletak di tengah jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAISAN ; s e r a p h i c
Teen Fiction[SUDAH GANTI JUDUL] Ini adalah cinta yang datang tanpa butuh waktu yang benar-benar lama. Munculnya memang singkat, tapi jalannya sangat berat. Kisah ini bukan hanya tentang bunga cinta yang tumbuh perlahan di halaman rumah yang bernama "perasaan ci...