Bab 12 | Tertatih-tatih

67 7 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Kerispatih - Tertatih

***

Bab 12 | Tertatih-tatih

Diri ini sudah lemah tidak berdaya bahkan berjalan saja sudah tidak berkuasa yang bisa lakukan dengan sisa tenaga untuk meminta bantuan

***

Hari ini Iqbal menjadi pusat perhatian banyak orang karena sekarang ia seorang berjalan di atas catwalk JFW--- Jakarta Fashion Week, namun bukan itu yang sedang ia lakukan sekarang dengan memakai seragam batik dengan perpaduan jas OSIS warna hitam ia berjalan menuju ruang kepala sekolah. Iqbal tahu apa yang akan di bicarakan antara dirinya dan sang kepala sekolah, mudah-mudahan ini adalah awal yang terbaik dari semuanya.

Setelah sampai ia tidak langsung mengetuk pintu masuk melainkan berdiri terdiam sambil menghela napas.

"Assalamualaikum, permisi pak," ucap Iqbal sopan.

"Walaikumsalam, masuk nak." Kepala sekolah menyambut baik kedatangan Iqbal dan langsung saja di persilahkan duduk.

"Ada apa nak?" tanya Pak Kepala sekolah.

"Gini pak. Sekitar 4 hari lagi Iqbal mau menjalani karantina pak selama beberapa bulan lalu dan setelah itu akan langsung di umumkan di panggung utama nanti. Jadi Iqbal mau minta izin sama bapak dan doakan Iqbal agar menang dan bisa membanggakan nama sekolah pak," jawab Iqbal mengutarakan maksud dan tujuannya.

"Oke nak, bapa mengizinkan untuk masalah materi yang tertinggal bisa kamu pelajari nanti dan guru-guru yang lain akan memberikan rangkuman khusu buat kamu,"

Iqbal bangkit lalu seketika menyalami kepala sekolah "Makasih banyak pak,"

"Sama-sama Nak. Dan sekarang silahkan kamu kembali ke kelas, tapi nanti lusa gak usah sekolah anggap aja masa tenang sebelum berangkat ke karantina," tutur Pak Sekolah.

Setelah itu Iqbal benar-benar meninggalkan ruangan kepala sekolah sampai akhirnya bel istirahat berbunyi dan dari pada ia kembali ke kelas lebih baik ia berjalan ke arah sebaliknya yaitu menuju kantin. Seperti biasa kantin akan selalu ramai dan semua orang bergerak cepat menuju beberapa pedagang disana untuk mengganjal perut mereka.

Tapi tidak bagi Iqbal, memang ia berjalan ke kantin akan tetapi ia berjalan menuju pintu belakangan karena disana ia sudah di tunggu sama seseorang.

"Maaf ya lama," ujar Iqbal menyesal.

"Gapapa lagian Abang juga yang salah, kayaknya peraturan sekarang berbeda dengan yang dulu," ucap Wahyu.

"Iya Bang. Dan maaf Iqbal gak ngasih tahu Abang kalo jam sekarang sudah berubah." Iqbal memang sangat menyesal karena gara-gara kejadian tempo dulu membuat komunikasi antar kakak beradik ini jadi kurang karena Wahyu menjual ponselnya demi membelikan ponsel yang baru buat Iqbal, sebenarnya bisa saja Wahyu memberikan ponselnya buat Iqbal tapi karena ucapan sang ibu yang harus membelikan yang baru dan mau tidak mau Wahyu menurutinya.

Jadi kemarin,

"Iqbal!" Wahyu berteriak saat melihat adiknya dalam bahaya.

Kedua preman itu malah menatap sanggar Iqbal yang sudah ketakutan dan terlihat mereka berjalan mendekatinya Iqbal. Wahyu dengan sontak turun dari motor berlari mendekati Iqbal, namun gerakannya terlalu lambat kedua preman itu sudah merebut ponsel yang ia sembunyikan di saku bajunya.

Adegan tarik-menarik pun terjadi, Iqbal dengan tubuh nya ia terus melindungi ponselnya. Namun tubuh dan kekuatan preman itu jauh lebih kuat hingga membuat Iqbal tersungkur, namun Iqbal tidak kalah akal ia langsung menarik kaki sang preman menahan semua gerakannya. Wahyu pun masih berlari karena jaraknya cukup jauh.

Akan tetapi Iqbal lupa bahwa salah satunya masih lolos, hingga salah satu pria preman itu menendang tubuh Iqbal hingga melepaskan pegangannya itu. Iqbal mengadu kesakitan dan Wahyu yang sampai tidak berniat membantu Iqbal dulu, ia malah menendang kedua orang itu dengan begitu kuat.

"Jangan sentuh Ade gue!! Serahin ponsel itu," teriak Wahyu menantang.

"Wah abangnya datang nih, mau jadi pahlawan kesiangan ya.... Sini ayo lawan," tantang salah satu preman

Wahyu dan preman itu saling berhadapan satu sama lain, Iqbal beberapa kali mengingatkan jangan berkelahi akan tetapi berapa kali ia mengingatkan akan tetapi tidak di gubris oleh Wahyu. Wahyu gini-gini merupakan anak ekstrakulikuler taekwondo jadi mungkin ia menguasai teknik bela diri.

"Kalo gue menang, ponsel yang lo ambil balikin!"

"BACOT!!! Banyak ngomong dia!!!" teriaknya tidak terima

Akhirnya detik berikutnya perkelahian terjadi, dimana saling serang dengan tangan kosong. Beberapa pukulan kadang tepat dan kadang juga tidak, dan meninggalkan beberapa luka lebam di keduanya. Walaupun Wahyu sedikit agak jago berkelahi akan tetapi saat genting seperti ini ia harus bisa berkelahi dan rupanya ia memang bisa dengan beberapa gaya yang aneh akan tetapi masuk akal apabila terkena sang lawan.

Perkelahian satu lawan satu membuat pria preman itu hampir terkapar di atas aspal yang membuatnya tampak kesal. "Cuih!! Rupanya lo jago juga. Kalau gitu tidak akan gue ampuni!!!!"

"Walaupun darah gue mengalir di beberapa tempat akan tetapi selama bos terakhir masih ada atau hidup. Gue akan tetap mengalahkan mereka semua," tutur  Wahyu yang berubah dingin.

"Ck! BANYAK BACOT!!!!!!" Preman itu sangatlah marah dan membabi buta mengalahkan korban yang ada didepannya yang sedang mengamuk.

Akhirnya pertarungan kedua mereka terjadi. Dan sekarang mereka mengambil senjata tajam, akan tetapi Wahyu memilih menggunakan tangan kosong walaupun ia tahu resikonya tinggi. Serangan dari kanan dan kiri dengan senjata mampu di hindar oleh Wahyu dan saat ia lengah Wahyu berhasil menendang orang itu sampai terjatuh.

Preman itu terpental kebelakang dan membuat ponsel milik Iqbal itu jatuh dan langsung di pungut Wahyu. "Lo sudah kalah! Dan sekarang ponsel lo ada di gue. Lo gak bisa apa-apa sekarang!" teriak Wahyu marah besar.

Preman itu tidak bisa berbuat apa-apa hingga satu preman disana yang melihat perkelahian itu mengambil tongkat besi lalu pria itu hanya diam kala Wahyu berjalan maju dengan tatapan tajam. Ia berjalan mengendap-endap menunggu waktu yang tepat untuk menghabisi korbannya. Wahyu berjongkok mensejajarkan dengan pria itu

"Apa lo paham!!!"  Wahyu naik pitam

Wahyu langsung bangkit dan memutar badannya. Namun sebelum itu tongkat besi itu mendarat di punggungnya memukul Wahyu dengan begitu keras

"Argh!" erangnya kala merasakan sakit yang luar biasa.

"Akhirnya gue berhasil mengalahkan lo. Dan ponsel ini gue ambil balik. Karena Lo sudah kalah," ucapnya sambil tertawa jahat.

"Li-cik" ucapnya terbata bata.

Detik berikutnya mereka meninggalkan kedua korban nya lalu Iqbal yang sudah membaik berjalan tertatih-tatih mendekati Wahyu yang sudah terkapar. Iqbal hanya bisa menangis melihat sang Abang yang  sudah tidak sadarkan diri, dan dirinya masih lemas gara-gara tendangan tadi. Waktu malam akan tiba dan sekarang jalan ini makin lama makin sepi.

Iqbal bingung harus bagaimana lagi hingga ia mengambil ponsel sang Abang menghubungi Bang Yedam dan Mas Shino untuk datang ke jalan ini agar meminta bantuan.

***

Tbc.

Yeyeyeyeye akhirnya Lis bisa up lagi. Gimana ceritanya rasanya dapet gak sih, tersentuh gak sih!!!

Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣



Lis_author

BBS [5] Wahyu Iqbal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang