“Untuk saya yang sedang mencari jati diri.”
°°°
Ini adalah cerita tentang seorang yang tidak percaya diri, selalu menganggap dirinya paling rendah, selalu gagal dalam segala hal, dan sepertinya tak ada yang bisa dibanggakan dari dalam dirinya.
Ya, itulah saya.
Sejak dulu selalu bermimpi ingin menjadi seorang yang bisa berguna untuk semuanya. Berusaha untuk menciptakan senyuman pada orang-orang sekitarnya. Dan dia yang selalu menutupi lukanya.
Tidak mudah menjadi seorang yang pura-pura tegar. Berusaha menyembunyikan kesedihannya pada sebuah senyuman yang selalu ia perlihatkan setiap harinya. Selalu memberikan semangat pada semua orang, tapi lupa dengan dirinya sendiri.
Dirinya yang sedang berjuang untuk membahagiakan kedua orang tuanya. Berusaha terlihat bahagia di depan semua keluarganya. Namun terlihat sedikit kekhawatiran di dalam manik matanya.
Terlahir di lingkungan sederhana membuat dirinya tak bisa melakukan banyak hal. Karena ia tahu, prioritasnya saat ini bukanlah barang-barang mewah yang harus dirinya beli melainkan orang tuanya yang harus dirinya bahagiakan.
Lingkungan pertemanan yang perlahan mulai sedikit, dan mulai bimbang untuk memilih tempat cerita. Rasanya, selalu gagal di setiap usaha yang dia perjuangkan. Semuanya seperti sia-sia.
Teman-temannya perlahan mulai menemukan jati dirinya, dan mulai melangkah ke tahap selanjutnya. Namun, dirinya masih berdiam di tempat yang sama sembari merenungkan kehidupannya di masa depan.
Hey, are you okay?
Sepertinya hari ini kamu terlalu lelah, istirahatlah sebentar. Hati, otak, dan ragamu sudah terlalu lelah, jangan paksakan.
Jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri. Jangan pernah bandingkan hasilmu dengan orang lain. Jangan sakiti dirimu sendiri. Jangan lukai hatimu dengan kata-kata yang kamu tahu sendiri itu akan menyakiti hatimu.
Hapus air matamu!
Biar saya katakan padamu. “Terima kasih karena sudah mau berjuang sampai di titik ini. Kamu hebat! Kamu kuat! Sekarang istirahatlah, tenangkan pikiranmu. Besok kamu harus berjuang kembali untuk mengejar impianmu. Saya yakin, Allah pasti akan membantu setiap usahamu.”
Kamu terlalu menyalahkan dirimu, sampai kamu lupa untuk berterima kasih dengan dirimu sendiri. Karena saya yakin, ujian kamu berat itu tandanya Tuhan tahu kamu kuat.
“Allah tidak akan salah memberikan cobaan pada pundak seseorang, kecuali orang itu mampu melewatinya.”
Kamu terlalu tidak percaya diri, karena telingamu mendengarkan ucapan seorang yang berusaha untuk menjatuhkannya. Sampai kamu lupa, support kedua orang tuamu bahkan bisa membuat semua orang yang menghinamu diam seribu bahasa.
Kamu terlalu sibuk memikirkan perasaan orang lain, sampai kamu lupa dengan perasaanmu sendiri. Tidak mengapa jika kita berusaha untuk membuat orang tersenyum, tapi juga jangan lupakan diri kita sendiri.
Kalo bukan kamu sendiri, lalu siapa lagi yang bisa buat kamu bertahan sampai sekarang?
Kamu terlalu sibuk mengobati luka orang lain, sampai melupakan luka yang ada pada dirimu yang bahkan sama sekali belum kamu sentuh.
Orang lain memang bisa mengobati lukamu, namun tidak untuk merawatnya hingga pulih. Jadi, sebaiknya obati dulu luka itu.
Kamu sudah dewasa, bisa membedakan mana yang harus lebih diutamakan dan mana yang tidak. Jangan terlalu memaksakan diri sendiri, yang akhirnya justru akan membuat dirimu jatuh.
Percayalah bahwa Tuhan itu Maha Adil.
Sekarang memang kamu sedang berjuang keras, tapi semua itu akan terbayar jika waktunya telah tiba.
“Tapi kapan?”
Jawabannya jika waktunya sudah tepat, dan jika sekarang kamu belum merasakannya, itu tandanya memang bukan sekarang.
Tempat berkeluh kesah mu sekarang bukan lagi pada manusia, melainkan pada Sang Pencipta.
Rasanya saat ini kamu sudah mulai jauh, bahkan tangisan serta curhatan mu tengah malam di atas sajadah sudah tidak pernah terdengar lagi.
Hidupmu berantakan bisa jadi tanda bahwa kamu sedang jauh dari Tuhan. Maka, kembalilah!
1 September 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Goresan
Poetry[ FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ] Bukan cerita fiksi, melainkan sebuah motivasi. Tulisan ini ditulis bukan semata-mata hanya untuk pembaca saja. Namun, juga untuk Si Penulis. "Tidak ada suatu kebetulan. Jika kamu sudah membaca tulisan ini b...