Bab 133. Ancaman yang tidak main main

97 12 5
                                    

Bab 133. Ancaman yang tidak main main
★★★★★★

Ku harap malam ini tidak ada gangguan baik dari Riko maupun siapapun karena hari ini adalah ketentuan buat esok lusa karena aku punya rencana terhadap seseorang yang menebarkan terornya pada cewek cewek yang telah jadi korban dan itu akan dibuatnya lebih menderita lagi.

Setelah kewajiban ku laksanakan, aku meminta pada ibu supaya tidak menggangguku kalau ayah tentu sedang berjaga jaga di gerbang.

Sepertinya keadaan aman!

Ku gerakan tanganku, aku teringat seseorang yang juga aku harus berhati hati, bisa saja dia akan menyerangku di saat aku lengah karena dia seperti mencari kesempatan karena tidak sengaja aku mendengar nya sedang bicara dengan seseoerang ditelpon, aku tidak tahu siapa yang ditelpon.

Aku melihatnya sudah sangat kaget karena tidak menyangkan jika dia juga memiliki ilmu halimunan hingga dalam sekejam tubuhnya menghilang serta berpindah tempat sesuai yang diinginkannya. Mulai saat itu harus berhati hati karena bisa saja dia memanfaatkan kelengahanku hingga nanti bisa leluasa menyerang hingga membayakan jiwaku.

Aku tidak tahu, dia punya misi apa dibalik rahasia yang disembunyikan, karena aku hanya mengenal sebatas kenal saja tanpa tahu latar belakangnya, terlebih mengenai keluarganya karena tidak pernah cerita, hanya saja ku ingat ketika bilang kalau kedua orang tuanya sudah tua serta mengingikannya supaya cepat menikah. Dibalik itu dia juga cerita mengenai kehidupan pribadinya kalau pernah trauma dengan seorang cewek sehingga dia tidak mau menikah untuk selamanya karena kegagalan ketika akan menikah.

Kini aku merasa aman terlindungi, aku berharap ibu juga melindungi dan menjagaku dari marabahaya supaya aku kembali dalam keadaan tidak kurang suatu apapun.

Kini aku mulai duduk bersila, memusatkan pikiran hingga perlahan ku rasakan, aku seperti melayang, bukan... Melainkan terbang, melesat dengan cepat dalam hitungan detik.

Menuju kesuatu tempat?

Yah, tempat yang sangat jauh, jauh dari tempatku berada.

Untuk menemui seseorang, yang sangat ku kenal, yang sangat sayang padaku, mingkin juga mencintaiku.

Kini aku melihatnya, terduduk lemah, dengan tatapan kosong.

Aku punya suatu misi yang hanya aku yang mengetahui nya...

"Hmmm,,, mas Kharisma, bagaimana kabarmu mas?" sapaku karena didunia mimpi aku tidak perlu memberi salam seperti layaknya didunia nyata karena disini tidak ada aturan yang mengatur hal tersebut.

Aku tersenyum ramah mendapati keadaannya yang begitu miris, sangat menyedihkan karena itu setimpal dengan perbuatannya.

"S,s,s, si,si, siapa ka, kamu,,," agak kesulitan dia memanggilku walaupun bukan namaku, benar benar memilukan. Ada rasa iba tersendiri di hatiku melihat keadaannya yang seperti itu tapi ketika ingat apa yang telah dilakukannya pada simbah kakung, perasaan iba sirna seketika. Tapi, aku manusia tentu rasa iba masih terselib dihatiku. Tapi, aku sulit untuk memaafkannya mengingat apa yang telah dilakukan terhadap simbah kakung membuat simbah putri menderita hingga sekarang di itu ulahnya.

Ku dekati dia, ku takup wajahnya, ku tatap matanya yang kosong dan sayu.

Air mataku sudah tak bisa ku bendung lagi...

"Mas Kharisma,,, hiks, hiks, hiks,,, mmm- maafkan aku mas. Andai kau tidak melukai simbah kakung, aku tidak akan membuatmu seperti ini" isakku dalam kepiluan. Terenyuh melihat keadaannya yang begitu mengenaskan. Ternyata bude maupun pakdeku tidak bisa berbuat banyak untuk menyembuhkan putranya. Karena ku tahu kalau mas Kharisma telah terkena pengaruh gelang pengikat jiwa.

Penjerat Mimpi 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang