Lima belas

1.5K 44 2
                                    

Assalamualaikum
Welcome back
Enjoyy:)
________

Satu hari sebelum akad, Rey masih disibukkan dengan pekerjaannya, ya namanya juga dokter dan mana mungkin juga ia meninggalkan kewajibannya. Mungkin besok ia akan mengambil cuti sampai beberapa hari ke depan, ya yang punya rumah sakit akan mengerti.

Persiapan pernikahan nya sudah di mulai, hantaran yang akan diberikan kepada istrinya nanti mulai di kemas satu persatu.

Karena jadwalnya sudah selesai Rey akan pulang dan membantu membungkus hantaran nya.

.
.

Rey sampai di rumahnya, terdengar tawa dari dalam rumah itu.

"Assalamualaikum, Rey pulang."

'Waalaikumussalam'
Jawab orang-orang yang ada di sana, keluarga besar kedua nenek dan kakeknya ada juga. Rey melangkahkan kakinya menuju kamar, ia hendak membersihkan diri terlebih dahulu. Rey turun dengan pakaian casual nya, duduk diantara saudaranya yang tengah menghias hantaran untuk pernikahan nya. Mungkin ia menikah karena perjodohan tapi entah alasannya apa ada secerca rasa senang yang mengintip di hatinya, mungkinkah karena sebentar lagi ia akan berubah status dan memiliki tanggung jawab sendiri? Entahlah Rey pun tak tahu.

Tiba-tiba papinya turun dari lantai atas dengan tergesa, bahkan baju kerja yang dipakainya tidak rapi, kenapa papinya itu terburu-buru?

"Ada apa papi ko lari-lari?" sang mami meneriaki papi

"Di perusahaan tiba-tiba ada masalah, jadi papi harus buru-buru ke sana sekarang juga."

"Masalah apa pi? " Tanya Rey mulai khawatir.

"Nanti papi jelaskan. Sekarang papi, Dimas dan Arkana akan ke kantor dan meng-introgasi para karyawan. Kalau begitu papi berangkat. Assalamualaikum."

"Rey ikut pi." sang papi mengangguk dan mereka pun bergegas menuju kantor. Mungkin masalah kantor tidak sejalan dengan profesi nya sekarang, namun Rey sedikit mengerti tentang hal ini karena dulu ia pernah bekerja sebagai karyawan selama beberapa bulan sebelum ia memutuskan untuk mengambil kuliah jurusan kedokteran di Turki.

Mobil papi Rey membelah jalanan dengan kecepatan yang sedikit tinggi dari biasanya. Karena pikirannya sedikit kacau papi hanya duduk di kursi penumpang dan Rey lah yang menyetir.

.
.

"Assalamualaikum, bagaimana dim?" to the point papi setelah sesaat ia masuk ke ruangan yang sebelumnya sudah disiapkan untuk pengintrogasian.

"Mereka semua belum ada yang membuka mulutnya." Papi Rey maju selangkah

"Jika diantara kalian tak ada satu pun yang membuka mulut, maka dengan tegas saya putuskan semua yang ada di sini saya pecat tanpa kecuali." papi Rey berkata dengan lantang dan tegas, semua karyawan yang ada di sana menunduk lemah.

"Permisi pak, saya tau siapa pelakunya."
Tiba-tiba ada salah satu karyawan yang melangkahkan kakinya sembari mengacungkan tangan nya.

.
.

Acara introgasi selesai, papi Rey, om Dimas dan om Arkana serta Rey pulang karena hari semakin larut, mereka akan menyelesaikannya besok dan mereka juga harus menunda pernikahan Rey, itupun karena keputusan Rey sendiri.

Flashback

"Bagaimana Bi, kapan kita ke rumah orang itu?." tanya Dimas selaku orang yang sama-sama mendirikan perusahaan yang kini sedang mengalami krisis itu.

"Mungkin besok lusa kita ke sana, jika besok tidak bisa karena besok akan ada acara akad putraku Dim." jelas papi Rey

"Pi lebih baik papi selesaikan dulu masalah ini, Rey ikhlas jika acara Rey ditunda sampai masalah papi selesai."

Story of ReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang