Seorang lelaki tengah menuju kamar seseorang dan mengetuk pelan pintunya. Tak mendapatkan jawaban ia pun segera memasuki kamar tersebut dan mendapati sang pemilik yang masih tertidur. Ia membuka jendela dan cahaya mentari masuk menyinari kamar tersebut. Ia lalu mendekati sosok yang berbaring nyenyak di ranjang itu untuk membangunkannya.
"Dia masih tidur. Anda terlalu bekerja keras sampai kelelahan seperti ini. Sungguh orang yang merepotkan," gumam sang lelaki sambil menghela nafas. "Tuan muda, sudah pagi. Bangunlah, Tuan."
Sosok itu tampaknya lebih memilih untuk meringkuk nyaman di ranjangnya. Ia tak yakin apakah panggilannya tak didengar sama sekali atau pura-pura tak mendengar. Tentu saja sang lelaki yang merupakan pelayan itu tak menyerah untuk membangunkan tuannya. Lagipula ini sudah menjadi tugasnya.
"Saya tahu Anda masih ingin beristirahat lebih lama. Tapi mengingat jadwal Anda hari ini sepertinya tidak memungkinkan. Bangunlah, Tuan," ujarnya lagi.
Tampaknya usaha sang pelayan berhasil karena sosok itu perlahan membuka matanya. Ia masih terlihat setengah sadar bahkan berkali-kali menguap. Namun, sepertinya ia memang harus lekas bangun untuk menjalani aktifitasnya kembali.
"Selamat pagi, Tuan muda," sapa sang pelayan bernama Heeseung itu sambil tersenyum ramah. "Cuaca cerah yang kita dapatkan hari ini."
"Pagi juga," sapa sang Tuan muda bernama Sunghoon sambil mengucek matanya.
"Apa yang akan Anda kenakan hari ini, Tuan? Sepertinya akan cukup hangat di siang hari ini," kata Heeseung sambil membuka lemari pakaian.
"Pilihkan yang mana saja. Aku percaya dengan pilihanmu," kata Sunghoon yang segera beranjak dari kasurnya.
"Baiklah kalau begitu. Oh ya, apakah Anda ingin minum teh pagi ini? Kemarin ayah Anda mengirimkan jenis teh yang baru. Apa Anda ingin mencobanya?" Tawar Heeseung.
"Boleh saja. Tapi aku lebih ingin orangtuaku cepat pulang daripada menerima setiap kiriman mereka," gumam Sunghoon yang tampak merindukan orangtuanya.
"Bisnis baru Tuan besar di luar negeri sepertinya berjalan lancar. Tapi memang butuh waktu untuk tetap mengembangkannya. Saya dengar beliau dan Nyonya tidak akan kembali sampai musim semi," ujar Heeseung.
"Aku senang mendengarnya. Tapi tetap saja aku merindukan mereka," gumam Sunghoon.
"Saya juga dengar kalau beliau memuji kerja keras Tuan muda. Tampaknya Tuan besar ingin menyerahkan semua pekerjaan yang di sini kepada Anda. Saya yakin Tuan muda dapat melakukannya seperti harapan orangtua Anda," kata Heeseung untuk menyemangati Sunghoon.
"Kau terlalu memujiku," ujar Sunghoon tersenyum.
"Itu benar, Tuan. Saya merasa senang Anda mendapatkan pujian semacam itu," sahut Heeseung.
Sunghoon kembali tersenyum sebelum berlalu ke kamar mandi. Sementara itu Heeseung tengah mempersiapkan pakaian yang akan dikenakan Sunghoon hari ini. Tak lama Sunghoon keluar dari kamar mandi dan mengenakan pakaiannya di ruang ganti. Heeseung masih berada di kamarnya sambil merapikan tempat tidurnya.
Setelah merapikan kamar Sunghoon, Heeseung segera undur diri dan menuju ruang makan. Sarapan untuk Sunghoon telah disiapkan pelayan lainnya, namun khusus untuk teh ia sendiri yang akan membuatnya. Tak lama Sunghoon tiba di ruang makan untuk sarapan dan Heeseung menyajikan teh yang baru dibuatnya.
Sunghoon menikmati sarapannya dengan tenang sambil ditemani oleh Heeseung yang berdiri di dekatnya. Heeseung juga menyampaikan jadwal dari kegiatan yang akan dilakukan Sunghoon hari ini. Sunghoon mendengarkan sambil sesekali melirik pelayan tampannya itu yang tengah fokus membacakan jadwalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Singkat-Kisah Kita
Romance"Hanya berbagai macam cerita seputar Heeseung dan Sunghoon" 🦌🐧