Di sisi lain Kiara sedang khawatir dengan Farrel yang belum juga pulang sampai saat ini. Padahal ini sudah jam 23.52 yang sebentar lagi jam 12 malem.
Kiara mondar mandir di ruang tamu depan tv. "Duh kok belum pulang juga sih"ucap Kiara pada dirinya sendiri.
"Di telfon gak aktif lagi, ck kemana sih lo, Rel bikin gue khawatir aja"
Kiara berjalan ke arah sofa dan mendudukan bokongnya di sofa. "Ya Allah semoga Farrel baik baik aja"
Kiara merasa cemas saat ini ditambah ia di rumah sendiri. Sebenarnya ia sudah mengantuk tetapi karena Farrel belum pulang dan ia khawatir, Kiara memutuskan untuk menunggu Farrel saja di ruang tamu.
Melihat handphone nya dan menelfon kembali tetapi hasilnya sama saja tidak aktif nomornya.
"Rel, lo dimana gue takut"
Lama terdiam Kiara mendengar suara motor yang memasuki perkarangan rumahnya. Kiara berdiri saat pintu depan terbuka dan menampakan Farrel dengan muka yang penuh luka-luka.
Kiara menghampiri Farrel. "Rel? Muka lo kenapa kok banyak luka sih?"tanya Kiara.
"Gapapa"balas Farrel.
"Pasti habis berantem ya?""Hm"
"Ck! Bikin gue khawatir mulu, sini gue obatin luka nya"ucap Kiara membawa Farrel menuju sofa.
"Bentar gue ambil kotak p3k dulu"
Saat hendak mengambil obat tangan Kiara ditarik terlebih dahulu oleh Farrel. "Ga usah udah gue obatin"ucapnya.
"Itu belum Rel"
"Udah tadi di markas"
"Ck! Itu belum semuanya Farrel, udah nurut aja"ucap Kiara sedikit kesal.
"Serah"
Mengambil kotak p3k di dapur dan membawanya ke ruang tamu. "Sini deketan biar gue gampang ngobatinnya"perintah Kiara yang langsung dituruti oleh Farrel.
"Sakit gak?"tanya Kiara.
"Gak"
"Bener?"
"Hm"dehem Farrel.
Kiara menekan luka Farrel membuat ia meringis. "Shh, pelan pelan"ucap Farrel.
"Katanya gak sakit tapi tadi apa?"
"Ya kalo di tekan sakit"dengus Farrel.
"Berantem sama siapa sih?"tanya Kiara.
"Orang"
Ya iyalah orang mana mungkin kan setan. "Terserah lo aja dah"kesal Kiara.
Farrel tersenyum tipis bahkan Kiara tidak menyadarinya saking tipisnya. "Selesai"ucap Kiara.
"Kenapa belum tidur?"
Kiara menoleh. "Gak bisa tidur gara gara lo!"
Farrel mengerutkan keningnya. "Gue?"
"Iya, gua khawatir sama lo tau gak!"
Farrel tersenyum tipis tanpa aba aba ia langsung mencium kening Kiara lembut dan mengusap puncak kepala Kiara dengan sayang. Kiara yang mendapatkan perlakuan seperti itu menjadi salah tingkah.
"Main nyosor aja!"
"Tidur"
"Lo duluan aja ke kamar, gue mau naruh kotak p3k dulu"ujar Kiara.
"Hm"setelah mengucapkan Farrel beranjak berjalan ke kamarnya.
Setelah menaruh kotak p3k ke tempat semula Kiara berjalan ke kamarnya dan Farrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiarel [End] -REVISI!
Teen Fiction"Kenapa sih gue harus nikah sama kulkas kaya lo yang super duper ngeselin. Huh! Mending sama kambing gue nikah daripada sama lo"ucap Kiara. "Oke" . . . "Lo ngapain bawa gue ke sini Bambang?" "Turun" . . . "Lo mau nikah sama kambing kan?" Tanya Farre...