Eighteen

73 10 7
                                    

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, kini Jiya sudah memasuki penghujung kelas 3 SMA. Artinya sebentar lagi ia lulus dan akan melanjutkan pada pendidikan selanjutnya yaitu kuliah.

Di akhir pembelajaran masa kelas 3 SMA sekolah mengadakan camping dalam rangka healing sebelum persiapan ujian masuk perkuliahan dimulai.

Gadis dengan tubuh tambun yang sekarang menggunakan outfit berupa dress nyaman dan celana longgar itu kini sedang menata barang bawaannya untuk ke camping nanti. Sebenarnya ia sangat malas ikut, tapi Jaemin memaksanya karena pria itu tidak akan ikut jika Jiya tidak ikut. Wanita mana yang tidak luluh jika pacarnya itu seorang Na Jaemin.

"Mama, aku berangkat dulu ya." Pamit Jiya pada Taeyeon yang sedang mencuci piring bekas sarapan keluarga kecilnya yang amat ia cinta. Sang mama membalikkan badan ciuman di kening Jiya sebagai ganti salaman karena wanita itu masih setia menggunakan sarung tangan karetnya yang basah.

Kim Jiya pov on

"Hati - hati sayangku." Senyum cantik mama mengembang.

Kak Jungwoo libur semesteran jadi ia masih nyenyak di kamarnya yang penuh dengan segala fasilitasnya itu, sementara papa mengurus perusahaan yang ada di Amerika sana.

"Sayang," Suara berat yang sangat familiar mengalun di telingaku hingga sebuah senyuman sudah terlihat di hadapanku.

Pria dengan senyum pepsodent bernama Na Jaemin alias pacarku dengan sigap membawakan barang bawaan ku yang tak seberapa. Tangan kanannya dengan santai menggandengku menuju mobilnya. Aku mengerutkan kening.

"Tumben kau membawa mobil?" Heran ku menatap mobil silver milik pria itu biasanya ia memakai motor dan itu sudah sangat sering bisa dibilang setiap hari.

Jaemin diam saja, ia membuka bagasi mobilnya menaruh tas besarku kemudian menutupnya lagi. Pria itu menuntunku menuju pintu mobil depan mengecup kening ku sekilas kemudian membukakan pintu mobil sebelah kursi kemudi.

Selama perjalanan Jaemin hanya diam, ia memilih menyalakan musik klasik yang cukup membawa kita pada suasana santai. Aku juga memilih untuk diam saja, sepertinya pria itu sedang dalam mood kurang baik.

Aku sudah hafal sifat Jaemin, jika ia sedang dalam mood yang tidak baik maka yang ia lakukan hanya diam dan sekedar act of service seperti tadi saat ia membawakan barangku tanpa basa - basi. Ya, begitulah Jaemin tapi tenang ini tidak akan berlangsung lama. Pada akhirnya ia akan menceritakan segalanya.

Suara decakan kesal terdengar di sebelahku, siapa lagi kalau bukan Jaemin. Ia terlihat kesal setelah Bu Wendy membacakan pasangan tempat duduk di bus. Dan ternyata Jaemin tidak bersamaku.

Pria itu menggenggam tanganku agak lama menghembuskan napas kesal dan dengan tidak tahu malunya menyosor bibirku beberapa menit sebelum melepasnya. "Jangan sampai kenapa - kenapa, aku akan mengawasimu dari tempat dudukku."

Mendengar penuturannya yang bisa ku keluarkan hanya senyuman. Aku mengelus pipi pria manis itu kemudian segera duduk di sebelah teman yang di bacakan Bu Wendy tadi.

Gissele tersenyum. "Morning Jiya," Ramahnya. Apakah Gissele seperti Winter dan Karina? Tidak, dia berbeda. Gadis cantik yang memiliki nama asli Uchinaga Aeri ini memiliki attitude yang bagus serta hubungan yang baik pada siapapun tanpa mengundang curiga.

Aku tersenyum membalas sapanya. "Morning too Gissele." Aku duduk di sebelahnya sembari memposisikan punggung bersandar pada badan kursi bus yang sangat nyaman.

Gissele menatapku. "Sudah sarapan?" Tanyanya. Aku mengangguk, ku rogoh resleting depan totebagku menawarkan permen dan ia terima sepenuh hati.

Hening sejenak, gadis itu menatap ke arah luar jendela sebelum pandangannya kembali menatapku tak lupa dengan senyum cantiknya. "Kurasa Jaemin tidak salah memilihmu."

Are You Sure? || FF NCT NA JAEMIN || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang