chapter 5

3.5K 499 12
                                    


selama tiga hari berturut-turut renjun mengikuti seleksi didalam istana, hari ini adalah pengumuman siapa yang pantas menjadi pengawal pribadi pangeran dan akan dipilih langsung oleh sang pangeran kedua archernar.

renjun menjadi salah satu dari puluhan bahkan ratusan orang yang ikut dalam seleksi tersebut kini berada didalam istana guna menunggu sang pangeran tiba.

"pangeran jeno telah tiba." suara terompet bergema bersamaan dengan langkah sang pangeran diatas altar. semua orang menundukkan kepalanya memberi hormat.

renjun mencuri pandangan kearah pangeran, 'mukanya seperti tidak asing' ia segera menunduk kembali saat matanya bertabrakan dengan mata sang pangeran.

"ada banyak puluhan bahkan ratusan orang yang ikut dalam seleksi ini, akan tidak adil jika hanya satu orang saja yang lolos," ucap jeno dengan penuh wibawa.

"aku dan yang mulia raja sudah memutuskan bahwa seleksi ini bukan hanya untuk memilih pengawal pribadiku tetapi aku akan memilih beberapa dari kalian untuk menjadi prajurit istana tentu saja dengan melihat kerja keras kalian beberapa hari terakhir. dan untuk yang tidak lolos, istana akan memberikan kalian bahan pokok." semua orang mengucapkan pujian atas kebaikan hati sang pangeran kedua dan raja mereka.

jeno memberi kode pada orang disebelahnya dan dibalas anggukkan. orang tersebut menyebutkan beberapa orang yang lolos menjadi prajurit istana.

"dan yang lolos menjadi pengawal pribadi pangeran, pangeran memilih juno."

awalnya renjun kecewa bukan namanya yang disebut, tetapi ia teringat bahwa ia mendaftarkan diri dengan nama juno, senyumnya mengembang.

"untuk yang terpilih, hari ini kalian langsung bekerja dan menginap didalam istana, kami sudah menyiapkan tempat untuk kalian beristirahat. dan untuk yang tidak terpilih, para dayang akan membagikan bahan pokok pada kalian." ucap orang itu yang diyakini sebagai salah satu panglima kerajaan, ia berjalan mundur dibelakang jeno.

"dimana jaemin?" tanya jeno berbisik pada eric, pengawal jaemin.

"dia berada disana pangeran." eric menunjuk sisi pojok ruangan itu, menampilkan jaemin yang sedang tersenyum lebar. "aku perhatikan sedari tadi pangeran jaemin terus tersenyum, aku takut dia menjadi gila pangeran."

"dia memang sudah gila sejak lama." jeno ikut memperhatikan jaemin dan benar saja dia masih tersenyum lebar disana, "ajaklah pengawal juno, beritahu tugasnya." perintah jeno.

"baik pangeran."

renjun mengikuti langkah orang yang ada didepannya ini, dia mengatakan bahwa dia pengawal pangeran ketiga, kembaran pangeran jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

renjun mengikuti langkah orang yang ada didepannya ini, dia mengatakan bahwa dia pengawal pangeran ketiga, kembaran pangeran jeno.

dia tidak tau jika pangeran jeno memiliki seorang kembaran, lantas dimana dia? renjun tidak melihatnya tadi.

"juno!" panggil seseorang, keduanya pun membalikkan badannya guna melihat siapa yang memanggil pengawal baru itu.

eric menundukkan kepalanya saat menyadari siapa yang datang.

"jaemin? bagaimana bisa kau berada disini?" tanya renjun sedikit kebingungan. eric yang mendengar renjun membulatkan matanya dan memberi kode untuk segera menunduk.

renjun yang masih bingung mencoba meminta penjelasan pada eric, "dia adalah pangeran ketiga, pangeran jaemin!"

renjun tentu saja terkejut, dia langsung menundukkan kepalanya seperti yang dilakukan eric. "maafkan hamba yang mulia, hamba tidak sopan telah memanggil anda tanpa gelar."

"bukankah sudahku bilang kau adalah temanku dan kau harus berbicara layaknya seorang teman padaku."

renjun menggeleng, "waktu itu aku tidak tau kau seorang pangeran."

"terus kenapa kalau aku seorang pangeran? aigoo liatlah kau sangat lucu, juno. aku akan menjadikanmu adikku!" jaemin mencubit pipi renjun dan mengusak lembut kepalanya.

eric yang melihat perlakuan tuannya mengerutkan keningnya heran, "apa sebelumnya kalian pernah kenal, pangeran?"

"tentu saja."

"jaem--- eh maksudku pangeran, apakah kepilihanku menjadi pengawal itu karenamu?" setelah mengetahui jaemin adalah seorang pangeran, renjun pikir jaeminlah yang membuatnya terpilih. ia tidak mau jika dipilih dengan bantuan orang lain.

"tidak, aku hanya mendaftarkanmu pada seleksi itu seperti yang pernah kubilang padamu, aku tidak meminta pangeran jeno atau raja untuk memilihmu, sungguh!" jaemin memang menawarkan diri untuk mendaftarkan renjun pada seleksi itu dan renjun menyetujuinya, toh hanya daftar saja kan.

"itu benar pengawal baru, aku melihat pangeran jeno sangat berhati-hati untuk memilih pengawalnya. jika pangeran jaemin memintanya untuk memilihmu pun dia tidak akan mau mendengarkannya, pangeran jeno orang yang sangat teliti untuk membuat keputusan." ucap eric.

"maafkan aku sudah menuduhmu pangeran."

"aku tidak suka jika kau bicara seperti itu, setidaknya jangan berbicara kaku seperti ini saat kita sedang berdua." jaemin mengerucutkan bibirnya. itu membuat sang pengawalnya ingin pergi dari sini karena malu liat tuannya.

"tetapi kita bertiga disini pangeran." mata renjun menunjuk kearah eric.

"anggap saja dia seekor komodo." renjun tertawa kecil mendengar ucapan jaemin.

eric berdecak, "kau harus menemui pangeran jeno, juno."

renjun mengangguk, "kalau begitu hamba pamit." setelah memberikan salam, renjun langsung pergi untuk menemui jeno. dia sudah tau dimana tempat si pangeran karena eric sempat membawanya keliling istana.

"apa kau menyukainya pangeran?" tanya eric pada sang tuan.

"entahlah, aku melihat kekosongan dimatanya hingga aku bertekad untuk selalu membuatnya tersenyum walau aku harus terlihat konyol didepannya." jaemin menatap renjun yang sudah mulai menjauh darinya.

"seperti seorang kakak yang akan selalu melindungi adiknya, akupun akan begitu." eric tersenyum, baru kali ini dia melihat mata jaemin yang begitu tulus bukan seperti biasanya yang susah sekali diajak serius.

to be continue....

I'm prince [NOREN] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang