14

79.9K 8.9K 204
                                    

Aysel kesal sangat kesal saat melihat wajah Islwyn yang sangat mengganggu nya. Entah kenapa kesan pertama yang pria itu berikan bukan membuat Aysel takut ataupun segan melainkan kesal dan jengkel.

Apalagi saat mengingat perlakuan Islwyn pada putra tercintanya di dalam novel. Ugh ingin sekali Aysel menjambak rambut klimis nya itu!!

Apalagi saat mengingat kejadian tadi, ugh menyebalkan!!

"Kenapa kau menatap ku seperti itu? Apa kau mulai menyukai ku?" Tanya Islwyn percaya diri.

Aysel mendelik tajam, "mimpi!!"

Dengan kesal Aysel beranjak dari sofa menuju dapur. Kiel yang sedang duduk di pangkuan Islwyn hanya memiringkan kepalanya bingung.

Bangun dari tidurnya Kiel di kejutkan dengan adanya paman Win-Win di rumahnya. Tapi, kenapa Mama nya terlihat tak suka ya?

Oh iya Kiel ingat!!

"Paman turunin Kiel."

Kening Islwyn mengkerut "kenapa? Kau tak nyaman?"

"Bukan! Tapi Kiel inget nasihat Mama untuk tidak berdekatan dengan paman karena paman itu orang gila!"

Ucapan kelewat polos itu membuat Aysel yang sedang memasak di dapur tertawa kecil. Islwyn memutar matanya, "jika aku orang gila sudah aku makan Mama mu sejak tadi!"

Niat ingin membuat sebuah lelucon malah membuat Kiel melotot horor padanya. "Benar kata Mama, paman harus di jauhi!" Kiel turun dari pangkuan Islwyn.

"Paman Win-Win jahat mau makan Mama, padahal Mama bukan makanan yang bisa di makan!"

Islwyn tersenyum tipis, melirik Aysel yang diam-diam mendengarkan pembicaraan mereka. "Mama mu memang bukan makanan tapi aku, bisa dengan mudah melahap dan memakan Mama mu!!"

Aysel melotot "hei!! Mulut mu ingin aku goreng ha? Berani sekali kau berbicara seperti itu di depan putra ku!!"

"Sayang, ke mari!" Panggil Aysel pada Kiel.

Kiel dan Islwyn mendekat bersamaan yang mana membuat Aysel mendelik "yang ku panggil Kiel anak ku, bukan kau!!"

Islwyn memalingkan wajahnya malu, kenapa dia mendekat ya?

"Hihi paman geer padahal Mama manggil Kiel... cieee malu yaa?" Wajah anak itu terlihat mengejek yang mana semakin membuat Islwyn malu.

Aysel tertawa saat Islwyn pergi dan kembali duduk di depan televisi.

Jam makan siang tiba setelah berbagai macam drama kini ketiganya duduk tenang sambil menikmati hidangan yang tersaji. Aysel ingin sekali mengusir Islwyn tapi tak tega saat melihat pria itu sempat tertidur sebentar di sofa tadi.

"Paman, makanan buatan Mama enak kan?"

Islwyn hanya mengangguk, "kalo kata Kiel makanan Mama itu makanan paling enak satu dunia! Kiel nggak akan pernah bosen makan masakan Mama,"

Aysel mengusap kepala Kiel "makan yang banyak ya..."

"Hu'um!"

"Khem... kau juga" ucap Aysel pelan.

Islwyn mendengkus kecil dan kembali mengambil nasi dan lauk pauk.

***

Hari sabtu menjadi jadwal Kiel les piano, namun ada yang berbeda. Islwyn lagi-lagi datang dan mengacaukan harinya, sampai saat ini Aysel memang belum jujur pada Kiel tentang Islwyn yang merupakan Papa nya.

Aysel tersadar dalam lamunan nya, "Mama!"

Kiel yang sedang duduk di depan sebuah grand piano menoleh ke belakang.

"Kiel keren!" Sambil mengangkat kedua jempolnya.

"Aysel," panggil Benjamin Jackson, guru piano Kiel padanya.

"Bisa kita bicara berdua?"

Aysel mengangguk, setelah berpindah ruangan Ben langsung bicara "apa kau tidak berminat untuk mengikutsertakan Kiel dalam perlombaan piano? Meskipun baru beberapa minggu dia belajar tapi kemampuannya bisa diperhitungkan."

"Tidak, Kiel masih terlalu anak-anak. Aku tidak ingin membebani nya, biarlah dia bersenang-senang."

Ben tersenyum, "tetapi jika suatu saat nanti Kiel menjadi seorang pianis terkenal jangan lupakan aku, Benjamin Jackson  aku lah yang mengajarinya hingga sehebat itu!!" Katanya.

Aysel tertawa "dasar!"

Keduanya tertawa hingga kedatangan Islwyn dengan aura gelapnya membuat suasana dingin seketika. "Kau meninggalkan Kiel sendiri dan berduaan dengan pria ini?!"

"Apa sih yang kau bicarakan!!" Aysel memukul pundak Islwyn jengkel.

Islwyn berdecih, baru ditinggal sebentar keluar karena dia menerima panggilan Aysel sudah melekat pada pria lain. Eh tunggu, kenapa dia jadi jealous begini?!

"Lalu apa?"

"Bukan urusan mu!"

Islwyn berdecih dan menarik Aysel pergi, Ben masih di sana tersenyum miris melihat kepergian keduanya "ah~ sayang sekali."

Tbc.

The Way to Protect the Lovable SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang