Scifer • Monokrom

33 8 1
                                    

Bedah Buku
"Monokrom"
Karya Gilang_Gazi

Bedah Buku"Monokrom"Karya Gilang_Gazi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

●●●

Bagian 9
Tidak ada kesan khusus selama penulisan bab ini. Saya hanya berpikir 'bagaimana menjerumuskan tokoh utama dalam situasi sulit tanpa disangka-sangka'. Maka muncullah adegan kejar-kejaran 'imajinatif' Ra dengan para polisi sekaligus set up penting untuk puncak konflik di act pertama. Satu-satunya improvisasi ide yang saya lakukan adalah menjadikan si konselor sebagai red herring identitas si manusia burung. Well, saya hanya bisa memastikan bahwa keduanya adalah orang yang berbeda dan punya agenda masing-masing.

Bagian 10
Bab ini ialah awal puncak konflik di act 1, dimana tokoh utama harus belajar menghadapi kenyataan. Sekaligus menjadi tolakan bahwa ide 'hidup hanyalah pelarian' milik Ra di awal cerita sudah tidak berlaku lagi. Selain itu, melalui bab ini saya ingin menghadirkan dinamika karakter yang lebih hidup antara Ra dengan si manusia burung. Pengambilan latar kuburan juga bukan tanpa alasan, karena sebenarnya ada lebih banyak kebenaran cerita ini yang juga terpendam di dalam sana. Silakan ditunggu.

Bagian 11
Sejujurnya, bab ini dan setelahnya sudah saya tulis 3 tahun yang lalu, di tahun 2019 dan merupakan bagian dari early concept dari Monokrom. Jadi jika ditanya apakah saya terinspirasi dari series Moon knight karena banyak elemen yang kebetulan sama? Jawabannya tentu tidak untuk Act 1 ini.

Hal yang paling ingin saya tonjolkan pada bagian ini adalah kehancuran mental seorang karakter di titik terendah, baik secara psikis maupun fisik. Beberapa lapisan misteri mulai terkuak, terutama tentang kebenaran keluarga Ra yang dianggap sebagian pembaca sebagai titik awal cerita bermula. Juga tentang anomali retakan yang menjadi salah satu elemen plot utama. Akan tetapi, apa benar tragedi tersebut adalah permulaan cerita? Saya sendiri tidak yakin.

Bagian 12
Lebih jujur lagi, saya merasa seperti sedang ngelem saat menulis bagian 12. Rasanya ibarat mencapai puncak ekstase ganjil bilamana berhasil mengobrak-abrik isi hati seorang karakter fiksi. Saya ingat beberapa kali terbawa empati berlebih hingga sungguhan menggebrak meja dan berteriak marah saat mendalami peran sebagai Ra. Meski sempat malu karena jadi bahan tontonan kawan-kawan, saya merasa puas dengan hasil akhir bab ini. Sebuah penutupan act yang berhasil mentransformasikan konflik batin menjadi lebih nyata dan berbahaya.

Pesan dari saya hanyalah hidupilah hidup dengan waras. Cukup dunia saja yang menggila, kitanya jangan ikut.

Salam Manis,
Tim Scifer

●●●

Recensio BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang