Selamat Membaca Kisah
Perjalanan MerekaNow Playing : Fildan Rahayu - Aku Pergi
***
Bab 15 | Air Mata Perpisahan
Aku pergi bukan karena kalah karena aku menghargai keputusan dan aku akan kembali kala semuanya terungkap
***
Wahyu mulai mempersiapkan diri dan mentalnya karena hari ini akan menjadi hari paling buruk, namun ia selalu berdoa dalam hati mudah-mudahan ada keajaiban yang membuat dirinya tidak disalahkan banyak orang dan kembali di percayai oleh kedua orang tuanya serta adiknya. Dan terlihat ia melihat ke arah jendela dimana para tetangga mulai memandang sinis dirinya dan Wahyu tahu bahkan ia akan di cap buruk orang orang lain.
Sampai akhirnya pintu kamar terbuka dan datanglah sosok Ify yang langsung menarik tangan Wahyu dan membawanya keluar rumah. "Lebih baik kamu pergi dari sini, belum habis-habisan kamu mengacau dan Ibu tidak akan menolerir apa yang kamu lakukan tadi malam, Ibu kecewa sama kamu."
"Bu percaya sama Wahyu, mana mungkin Wahyu mengambil sesuatu yang bukan milik Wahyu," ucap Wahyu membela diri sambil bersimpuh.
"Bohong, terus ponsel ini maksudnya apa?" tunjuk Ify mengambil ponsel Wahyu.
"Itu sebenarnya---"
"Jadi sebenarnya kamu mengambil uang itu untuk mencicil ponsel baru kamu, iya. Ya ampun nak, tega sekali kamu." Ify mulai mencari-cari kesalahan Wahyu agar Wahyu semakin terpojok.
"Gak Bu, enggak itu seperti bukan yang ibu pikir."
"JADI ABANG NGAMBIL UANG AKU BUAT INI!"
Tiba-tiba Iqbal datang mendengar pembicaraan Ibu dan Wahyu lalu disana Iqbal mendengar penuturan Ibu soal ponsel Wahyu dan uang celengan yang hilang. Wahyu sangat terkejut tiba-tiba Iqbal muncul dan langsung memarahi sang Abang.
"Gak Bal enggak, Abang tadi malam sama ayah lagi ngeronda, gak mungkin ada di waktu yang sama secara kebetulan," bela Wahyu.
"Terus kenapa maling itu tahu tentang celengan aku bang. Bukannya hanya Abang dan aku yang tahu soal celengan itu," jelas Iqbal.
"Iya-iya Abang paham tapi, tapikan?"
"Terus kenapa Ayah lihat kamu ada keluar dari kamar Iqbal. Nak," sahut Lutfhi yang datang menghampiri mereka semua.
Mendengar suara itu Wahyu langsung bersimpuh di kaki beliau sambil menjelaskan apa yang sedang ia lakukan "Yah. Wahyu cuma datang untuk memeriksa keadaan Iqbal dan juga memasukkan beberapa uang hasil gajih aku buat bekal Iqbal nanti, itu aja.
"Tuh kan Mas? Wahyu malingnya, mana ada maling ngaku penjara penuh kali Udah usir aja Mas," titah Ify.
"Wahyu mohon Bu, jangan usir Wahyu. Aku mohon," lirih Wahyu meminta agar tidak di usir.
"Maafkan Ayah nak, Ayah tahu Wahyu pelaku nya tapi karena kamu tidak memberitahu semuanya dari awal dan setelah kejadian itu membuat Ayah sukar percaya sama kamu." Mendengar penuturan itu membuat Wahyu sangat terpukul pasalnya ini baru pertama kalinya membuat sang Ayah kecewa padahal semua ini bukan atas kesalahannya.
"Bal, bantu Abang. Ini bukan salah Abang, Abang hanya mau membantu itu aja dan Abang gak tahu kalo ada maling yang masuk ke rumah apalagi ke kamar kamu, jadi Abang mohon Iqbal Percaya sama Abang."
Wahyu memegang tangan Iqbal mencoba memohon agar ia bisa percaya kepadanya. Namun sepertinya berat bagi Iqbal ia tidak bisa membela sang abang karena tidak punya bukti yang kuat dan semuanya ini hanya mengarah kepada Wahyu.
Setelah itu Iqbal hanya merespon melepaskan tangan sang Abang dan disana Wahyu hanya bisa pasrah dan sepertinya sudah tidak ada yang percaya. Kayaknya sang Ibu akan berpuas diri karena telah menyingkirkan Wahyu dan menjadikan Iqbal anak tunggalnya tanpa terkecuali. Wahyu bangkit dan seketika air matanya turun inilah pertama kalinya Wahyu menangis di hadapan mereka bertiga.
Namun kala Wahyu masuk di tahan sana Ify dan membiarkan sang Ibu mengambil semua barang-barang nya. Setelah selesai mengambil baju-baju Wahyu dan langsung di lemparkan di depan wajah Wahyu, Lutfhi dan Iqbal tidak bisa berbuat apa-apa biarkan semua ini di lakukan sama Ify.
"Baiklah kalo itu semua mau kalian, Wahyu akan pergi. Semoga kalian senang tanpa kenal Wahyu lagi, buat Ayah mudah-mudahan ayah sehat selalu semoga Allah SWT mengangkat penyakit ayah dan maaf Wahyu gak bisa bantu apa, cuma bisa doa saja
"Lalu buat Ibu semoga senang dan bahagia dengan pencapaian Iqbal dan Ibu jangan lagi marah-marah lagi apalagi setelah kepergian Wahyu nanti agar darah Ibu tidak naik lagi. Semoga Ibu bahagia dan sehat selalu,"
"Dan buat Iqbal semoga sukses untuk karantina putra putri Indonesia dan semoga menang dan mampu membahagiakan ayah sama Ibu, untuk soal uang celengan kamu yang di bawa maling. Abang akan ganti secepatnya,"
"Bagus deh kalo masih sadar diri atas apa yang kamu perbuat," sindir Ify.
Wahyu memberikan kata-kata terakhir dengan air mata yang terus keluar untuk ketiga orang yang ia cintai karena bagaimanapun mereka masih keluarga Wahyu dan sampai kapanpun ia tidak akan membencinya, walaupun mereka sedang dalam keadaan curiga jadi tidak mempercayai Wahyu. Percuma saja Wahyu menjelaskan sampai mulutnya berbusa tidak akan ada yang percaya.
Wahyu mulai berjalan meninggalkan kediaman rumahnya dan Ify sudah berhasil menendang dari rumahnya sendiri, dan sekarang Wahyu bingung harus kemana perginya. Sambil menahan air matanya Wahyu menengok kebelakang seolah Iqbal ataupun sang Ayah mencegah kepergian, namun apa daya semua masih kecewa kepada Wahyu dan mau tidak mau ia harus pergi.
"Hei ibu-ibu lihat itu anaknya Ify sama Lutfhi ternyata nakal juga saking nakal ternyata anggota maling juga," ungkap salah satu tetangga
"Masa sih Bu?"
"Iya. Katanya demi ponsel aja ia harus suruh maling untuk ambil celengan milik adiknya," jelas salah satunya lagi.
"Bukannya Wahyu sama Lutfhi kan lagi negronda, kemarin malam aku lihat ia keliling tadi malam lalu aku sempat lihat ia baru pulang kerja deh malam-malam," jelasnya salah satu tetangga yang sering ngebela Wahyu karena tahu kebiasaan Wahyu.
"Alah Bu, palingan juga alibi. Kan mana ada maling ngaku, kalo banyak yang ngaku penjara penuh dan kita gak perlu polisi,"
"Kenapa Wahyu gitu, dulu anak itu gak gitu. Beda banget dengan Iqbal,"
Sepanjang perjalanan Wahyu melewati rumah tetangganya dan mendengarkan bisik-bisik ghibah para tetangga bukan hanya ghibah melainkan kata-kata fitnah mereka layangkan kepada Wahyu, padahal Wahyu tidak bersalah dan tidak tahu apapun. Dan makin banyak lagi apalagi omongan tentang memperbandingkan antara Wahyu dan Iqbal.
Wahyu sebenarnya bahwa ada yang membicarakan adiknya tapi kalau sampai di bandingkan-bandingkan gini hati mana yang tidak merasa sakit hati. Padahal manusia itu di ciptakan sama dan tidak di bedakan, tapi kenapa manusia selalu membedakan bahkan membandingkan padahal ia dan Iqbal sama-sama membanggakan mereka dan juga sekolah tapi kenapa sekarang semua berbeda-beda, apa yang membuatnya beda?
Dan itu yang menjadi pertanyaan Wahyu sekarang?
***
Tbc.
Yeyeyeyeye akhirnya Lis bisa up lagi. Seperti biasa malam Jum'at membawa berkah. Amin, mudah-mudahan doa kalian di malam Jum'at terkabul sama Allah SWT. Dan doakan agar Wahyu sama yang lainnya berkumpul lagi 😇😇
Jangan lupa vote and coment 👧
Tinggalkan Jejak 👣Lis_author
KAMU SEDANG MEMBACA
BBS [5] Wahyu Iqbal ✓
Novela Juvenil"Ketika kita berjalan ke arah yang sama namun berakhir dengan jalan yang berbeda" *** Wahyu Lutfhi dan Iqbal Lutfhi adalah kakak-beradik yang terpaut usia beda satu tahun. Di kala mereka menginjak usia remaja, Wahyu lulus dari bangku menengah kejuru...