Part 1

350 32 8
                                    

Hae Ri benar-benar menjadi manusia yang berbeda. Sedari perjalanan hingga mobil yang membawanya berhenti disebuah apartemen, belum satupun kata yang ia ucapkan kepada Yoongi.

Bahkan dibanyak kesempatan, mulai mereka turun dari mobil hingga jari Yoongi berkutik membuka pintu apartemen yang akan menjadi tempat tinggal mereka, Hae Ri tetap bungkam.

Seolah mengerti dan tak ingin semakin merusak suasana, bibir Yoongi ikut mengatup sempurna. Baginya bungkam adalah pilihan satu-satunya.

Begitu masuk, Hae Ri menyusuri apartemen itu. Ruang keluarga, dapur, tiga kamar tidur, ruang kerja dan beberapa ruangan lainnya dengan interior minimalis namun terkesan mewah. Hunian ini cukup luas hanya untuk ditinggali oleh dua orang.

"Aku akan menggunakan kamar ini!" ungkap Hae Ri di depan salah satu pintu. Kalimat itu juga menjadi kalimat pertama yang ia ucapkan setelah beberapa jam bersama Yoongi.

Yoongi mengangguk "baiklah" singkatnya.

"Dan satu hal lagi! Aku tidak ingin kau masuk ke kamarku. Sebaiknya kau ingat kesepakatan kita!" tambahnya dingin.

Tentu saja pernikahan ini bukanlah pernikahan romantis. Sebuah kesepakatan yang mengikat diantara mereka, Hae Ri tidak memiliki pilihan selain harus berakhir satu atap dengan pria yang baru ia kenal 1 bulan yang lalu. Berbagi kamar? Tidak ada alasan untuk melakukannya. Bicara bahkan melihatnya saja Hae Ri sangat enggan.

Hae Ri masuk ke kamarnya meninggalkan Yoongi yang masih berdiri mematung melihat dirinya menghilang dibalik daun pintu. Beberapa saat dirinya terdiam sebelum akhirnya ia melonggarkan dasi yang mencekik dilehernya.

Yoongi lantas menyenderkan tubuhnya kesofa. Kekacauan yang ada dipikirannya berhasil membuatnya beberapa kali menghela napas berat.

---

Pagi kembali datang!

Aroma sup doenjang memenuhi hidung Hae Ri tepat setelah ia keluar kamar. Seketika matanya tertuju ke arah dapur dan melihat Yoongi tengah berada disana.

Beberapa saat tatapan mereka bertemu ketika Yoongi ikut menyadari kehadiran istrinya. "Apa kau akan pergi bekerja?" tanyanya setelah melihat Hae Ri berpakaian rapi.

Hae Ri menyaut singkat! Tatapan dan raut wajahnya terlihat dingin, sama seperti sebelumnya.

"makanlah sebelum kau pergi!" ucap Yoongi lagi dengan lembut.

Hae Ri tak menghentikan langkahnya di dapur itu. Ia terus berjalan menuju pintu tanpa menoleh pada suaminya. "aku akan makan dikantor."

Yoongi tertunduk menatap sup doenjang buatannya. Raut wajahnya tidak dapat menyembunyikan perasaannya. Rasa bersalahpun datang menghantui dirinya.

"jika saja aku juga menolak, apa hubungan kita tidak akan seperti ini?"

Yoongi menyantap makanannya sendirian.

Pikiran yang kacau. Tatapan yang kosong. Baru dua suap sup doenjang masuk ke dalam mulutnya, ia sudah tidak berselera.

Yoongi lantas berdiri dan meninggalkan makanannya. Ia ikut bersiap-siap untuk pergi bekerja dari pada menghabiskan waktu sendiri di rumah itu.

---

"Hae Ri-ah? Apa yang kau lakukan disini?"

Lee Bona, sekretaris yang selama ini membantu Hae Ri dalam pekerjaannya. Tak hanya sebagai sekretaris, Bona sudah seperti saudara perempuan bagi Hye Ri. Itu sebabnya hubungan diantara mereka tak seformal seharusnya.

Bona bergegas menghampiri dirinya. Tentu saja ia tidak bisa meyembunyikan kekagetannya setelah melihat pemilik Hae Ri's Beauty itu masuk ke kantornya.

Rasa lelah yang tersisa membuat Hae Ri seketika menuju kursinya. Ia menyenderkan tubuhnya dan memejamkan mata. "Apa maksud pertanyaanmu? Jelas ini kantorku." Jawabnya terdengar lemah.

Wedding a BusinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang