renjun terpaksa menyamar menjadi seorang pengawal untuk membalaskan dendamnya
warning!
•bxb
•missgendering
•Harsh words
•Violence
•Blood
•use lowercase
disclaimer!
- FIKSI! harap bijak untuk memilih bacaan.
•noren
•markhyuck
•jaemyang
(ada beberapa...
"apa eric sudah memberitahumu apa saja tugasmu?" tanya jeno dengan wajah datarnya, kini dia sedang berada dikediamannya bersama renjun.
"iya, yang mulia."
"ikutlah denganku, raja memintaku memeriksa ibukota."
"baik pangeran, aku akan menyiapkan kuda untuk perjalananmu." renjun hendak melangkahkan kakinya,
"tidak perlu, kita akan jalan kaki ke ibukota. pakailah pakaian rakyat."
"apa kita akan menyamar pangeran? tapi kenapa?"
"kau akan tau sendiri nanti, cepatlah bersiap dan jangan banyak bertanya!" ujar sang pangeran dengan nada dinginnya.
renjun pergi setelah memberi salam, walau dalam hatinya menyumpah serapahi sang pangeran.
ditengah perlanannya, ia berpapasan dengan ratu dan selir beserta para rombongannya. renjun membungkuk memberi salam "hormat hamba yang mulia."
sang ratu menghentikan langkahnya diikuti para dayang dan selir raja, "aku baru melihatnya, siapa dia?" tanya sang ratu pada sang selir yang ada disebelahnya.
"kurasa dia pengawal pangeran jeno, jeno memberitahuku kalau dia sudah memilih pengawalnya." jawab sang selir, dia mengetahuinya karena renjun memakai baju pengawal seperti eric dan haechan yang berbeda dengan baju prajurit lainnya.
"anda benar yang mulia, hamba pengawal baru pangeran jeno." ujar renjun yang masih menundukkan kepalanya.
sang ratu melanjutkan langkahnya diikuti para dayang, lain dengan sang selir yang memilih tidak melanjutkan langkahnya.
"siapa namamu?" tanyanya pada renjun.
"juno, yang mulia."
"angkatlah kepalamu dan lihatlah aku." perintah sang selir.
renjun mengangkat kepalanya, menatap sang selir. "kau memiliki mata seindah rubah."
perasaan renjun menghangat, dia dapat melihat ketulusan dari mata sang selir. "maafkan hamba yang mulia, hamba harus pergi karena pangeran meminta hamba untuk menemaninya diluar." renjun kembali menundukkan kepalanya.
melihat renjun, doyoung merasa gemas sendiri. dia mengusap lembut rambut renjun, "pergilah, dia pasti menyuruhmu untuk mengganti pakaian menjadi pakaian rakyat biasa kan?" renjun mengangguk.
"hamba pergi dulu yang mulia."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
renjun berjalan dibelakang jeno, bagaimana bisa sifat pangeran jaemin berbanding terbalik dengan pangeran jeno walau mereka adalah saudara kembar?
renjun melamun memikirkan hal yang sebenarnya tidak penting hingga dia tidak menyadari orang didepannya menghentikan langkahnya dan membuat dia menabrak punggung sang pangeran.