chapter 7 [ Kepergian Johan ]

6.8K 768 179
                                    

- happy reading -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- happy reading -

Sore ini mereka bertiga sedang menemani Johan di kamar milik nya untuk mempacking barang barang, karena Johan akan pergi untuk beberapa waktu.

Ia akan pergi ke Australia, di tempat itu juga kedua saudara Johan tinggal.

Johan pergi bersama Carka dan Janu, mereka kemari bukan tanpa alasan. Mereka berdua di utus oleh ayah nya untuk memberikan kabar bahwa ada sedikit masalah di perusahaan.

"Papah mau pelgi belapa lama? " tanya Naka, ia duduk di atas ranjang milik ayah nya dengan wajah sedih.

"Kalo sudah selesai urusan nya nanti papa langsung pulang." jawab Johan pada si bungsu.

Berbeda dengan Naka, Haka justru tampak sangat bahagia mendengar kabar bahwa ayah nya akan pergi.

"Uang jajan aman kan pah? " tanya Haka.

"Ini malah mikir uang jajan." Mars melempar wajah Haka menggunakan celana dalam milik ayah nya yang kebetulan ia pegang.

"Heh, sempak na papah kok di lempal di muka na Haka sih!! " Haka tidak terima.

Johan mendongak melihat kedua anak nya tajam, entah mengapa ia sangat berat meninggalkan ketiga anak anak nya ini.

Meski pun ada Mars yang menjaga tetap saja ia akan khawatir, dan tentu saja ja juga akan merindukan ketiga anak nya.

"Kakak jangan nakal." ujar Johan.

Mars tertawa geli melihat wajah Haka yang kesal, jarang jarang ia mengusili Haka seperti ini.

"Udah ya, papah mau berangkat." Johan menutup koper milik nya dan berdiri menatap ketiga bocah tersebut.

"Jangan lama lama pelgi na." Naka memeluk kaki Johan erat.

Johan tersenyum melihat Naka, di antara ketiga anak-anak nya, hanya Naka yang sangat manja pada nya.

"Naka jangan nakal ya? Baik-baik sama Haka, nurut sama kakak Mars" pesan nya.

Naka menatap Johan, air mata nya terus saja keluar setiap kali melihat wajah ayah nya.

Ia akan berdoa supaya perjalanan Johan lancar dan selamat sampai di tujuan nya.

"Naka ikut papah yo? Naka ndak bakalan ganggu kok."  ujar Naka.

"Jangan dong, nanti Haka sama siapa? " Haka memeluk Naka erat.

HAKA NAKA [ belum di revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang