Sakura masih sibuk memutar otak untuk mengakhiri semua hubungan sampah ini. Baru saja dia ingin menyampaikan uneg-unegnya pada ayahnya tapi, tidak berhasil. Alias gagal. Ia sudah menyuruh ayahnya untuk meluangkan waktu untuknya namun, ayahnya tiba-tiba punya urusan diluar. Sakura jadi kesal.
" Apa yang harus aku lakukan untuk menghancurkanmu ayah?" gumam Sakura dengan frustasi. Dia bukan orang yang bisa berkomunikasi dengan orang lain hingga membentuk sebuah koneksi. Jadi, dia tidak punya banyak koneksi. Jika dia meminta bantuan pada Temari yang ada dia hanya merepotkan gadis itu. Itu tidak bisa. Dia ingin menyelesaikan masalah internalnya seorang diri. Tanpa campur tangan orang lain.
Dia pun menghampiri Tayuya, " Aku pergi dulu. Setelah pulang aku akan bicara padamu." Kata Sakura dengan tatapan mata yang sangat serius. Tayuya hanya mengangguk saja. Dia tidak tahu apa yang ingin bicarakan Sakura padanya. Ia berharap jika semuanya aman terkendali.
Ketika keluar dari rumah itu Sakura sempat berhenti dan menatap Tayuya dibelakangnya.
Aku harus mengeluarkanmu dari rumah ini. Entah mengapa perasaanku tidak enak jika kau masih ada di sini Tayuya. Ini demi kebaikanmu. –batin Sakura. Dia pun melanjutkan langkahnya dan masuk kedalam mobilnya dengan rasa marah dan kesal. Lalu, melajukan mobilnya meninggalkan halaman itu sebelum malam datang.
Hate to be Love
written by Chinatsu-chan
.
.
.
-xxx-
[Kalian tahu film Doraemon ?. Nobita yang sering ke sungai dekat jembatan ?, Nah, bayangkan seperti itu ya.]
Sakura duduk termenung di tepi sungai itu. Menatap langit senja yang perlahan memudar. Dia benar-benar terjebak dalam pikiran dan emosinya. Dia juga terjebak dalam situasi yang sulit. Di satu sisi dia harus mengakhiri hubungan toxic-nya bersama Sasuke dan di satu sisi lain dia harus menghancurkan ayahnya. Ia muak dengan sikap ayahnya pada dirinya.
Tiga botol minuman beralkohol yang ia beli di minimarket sebelum kesini mulai ia buka. Meminumnya berharap semua beban pikirannya sejenak menghilang. Sebotol minuman itu langsung ia teguk tampan jeda. Dia benar-benar kehilangan arah saat ini. Tangan satunya memegang sekotak rokok.
Sakura menghela nafas. Apa pilihan menghancurkan hidupnya sendiri itu adalah yang terbaik? Kekuatan dalam dirinya sudah melemah. Konflik batin dalam dirinya sudah tidak bisa ia tahan lagi. Ditambah konflik dari luar yang membuatnya stress berkepanjangan.
Jari-jemarinya membuka kotak rokok itu.
Ini pertama kalinya aku merokok.—batinnya.
Ia tidak yakin dirinya akan menyukainya. Tapi, kalian tahu setelah mengambil sebatang rokok dari kotaknya Sakura tak langsung menyalakannya. Dia sejenak terdiam. Dia tahu kalau merokok itu bisa merusak kesehatan dalam jangka waktu lama. Apa ia yakin mau merusak kesehatan hanya karena masalah hidupnya tak kunjung selesai?
" Woah! Akhirnya aku dapat ikan." Seru seorang pria dengan lantang di sisi kirinya.
Pria itu tampan senang sekali seolah tidak memiliki beban di hidupnya. Sakura mengambil botol minuman itu dan meneguknya langsung tanpa jeda. Lucu, sekali dirinya sedang membanding-bandingkan hidupnya dengan orang lain. Hahaha.
Mata emeraldnya menatap sekotak rokok itu. Lalu, beralih pada pria itu. Dan matanya melihat pria itu ada rokok dimulutnya. Dia mendekati secara pelan.
" Sayang sekali aku hanya dapat satu. Dan sayang sekali aku belum punya uang untuk membeli nasi hari ini. Andai Tuhan mendengarkan ku dan mengirimkan sesuatu padaku. Hufh~" Ungkapannya terdengar di telinga Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate to be Love
Fiksi PenggemarSakura bertunangan dengan Sasuke yang merupakan orang dari kalangan biasa dan sederhana. Pertunangan mereka nyatanya tak semulus jalan raya. " Aku tidak bisa meneruskannya. Aku membatalkannya." ◆UNSCHEDULED◆ Rank : # 4 - uchiha ( 10 Oktober '23) #...