Even the white rose have a black shadow.
———————————————————
“Huaisang, angkat pedangmu dengan benar!”
“Tapi, Da-Ge, pedang ini sangat berat!”
Matahari tengah menjulang tinggi di cakrawala kala Nie MingJue memaksa untuk melatih kemampuan pedang Nie HuaiSang, adik tirinya.
Helaan napas gusar terdengar untuk kesekian kalinya dari sang kakak. Perempatan siku-siku muncul di dahinya.
“Itu karena kau jarang melatih ototmu!”
“Memangnya untuk apa? Latihan seperti ini melelahkan! Aku mau istirahat!”
Dari kejauhan, terdengar suara langkah kaki yang lembut. Langkah yang hampir tak bersuara, namun Nie MingJue dapat merasakannya.
“XiChen, apa suara kami seberisik itu?”
Orang yang dipanggil tersenyum ramah seraya menggelengkan kepalanya. “Kalau ke dalam Cloud Recesse mungkin tidak, tapi kalau ke rumah di atas sana mungkin iya,” katanya sambil menunjuk sebuah rumah di atas bukit di dekat mereka dengan matanya.
“Rumah siapa itu, XiChen-Ge?” tanya Nie HuaiSang yang sedang mengipasi wajahnya.
“Sepupuku. Mau mampir? Dia mungkin sedang ada di dalam diwaktu seperti ini.”
Nie HuaiSang mengangguk antusias. Kalau itu artinya bisa menjauhkan dia dari latihan pedang yang melelahkan dan merepotkan ini, kenapa tidak.
Di dalam rumah sana, rumah Gentian, angin sepoi-sepoi berhembus dengan tenang melalui jendela. Tidak ada suara yang terdengar kecuali suara gesekan kuas yang menari di atas selembar kertas.
“Jie.”
“Hm?”
“Wei Ying akan baik-baik saja?”
Hou ChunXi terkekeh kecil. “A-Zhan, apa kau sadar sudah berapa kali kau menanyakan itu sejak semalam?”
Lan WangJi diam. ‘Memangnya sudah berapa kali?’ pikirnya. Dia tidak menghitung, tidak cukup peduli untuk menghitung.
Sejak semalam, rasa cemasnya belum berkurang sedikit pun. Dia baru akan tenang kalau mata perak keunguan yang cantik itu terbuka.
Bagaimana bisa tenang, Wei WuXian kelihatan seperti orang mati. Bibirnya pucat, tidak bergerak sama sekali, tidak membuat suara apapun lagi setelah diobati, bahkan gumaman pun tidak. Satu-satunya yang membuat Lan WangJi yakin kalau pemuda manis itu masih hidup adalah gerakan dadanya yang naik turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
D A I S Y
FanfictionWei Wuxian tidak sendirian. Ada seseorang yang selalu mengawasinya dari jauh. Selalu berusaha mengobati semua luka yang digenggamnya sendirian. Seseorang ... begitu dekat sampai rasanya seperti keluarga. !WARNING! This is WangXian fanfiction actuall...