keputusan ada ditangan

437 36 18
                                    

Mucho tertawa keras, dia senang karena Rindou memakan umpannya sendiri.

"HAHAHA ini sangat menarik ini sangat menarik aku suka hahaha..."

Namun hal yang tidak terduga terjadi, Rindou justru ikut tertawa saat melihat cairan dalam suntikan itu hilang di dalam tubuhnya, bagaimana bisa seseorang yang sudah dipastikan ajalnya akan datang malah tertawa menakutkan.

"DIAM."

"Kenapa Mucho bingung."

Rindou bangkit dari tempatnya dan menunjukkan kaki kiri Mucho.

"Sejak kapan."

Bingung tentu bagiamana bisa ada jarum suntik di paha kirinya, padahal Mucho tidak merasakan sakit sama sekali.

"Kenapa bingung, cih cih cih."

Sambil berjalan menjauh Rindou menunjukkan beberapa jarum suntik di balik jas dokternya.

"Sudah aku bilang tidak sakit kan."

Seringai terpampang jelas di wajah Rindou, siapa yang menduga racun jenis apa yang terdapat di Jatim itu?

"Jangan tertawa dulu kau, kita sama-sama terkena racun sudah dipastikan kita akan mati bersama."

"Apa kau bodoh Mucho?"

Sebuah tanda tangan besar terbesit di pikiran Mucho.

"Kau pikir aku akan dengan mudah  melepaskan jarum suntik itu."

Sedikit keraguan, Mucho bisa merasakan suhu badannya meningkatkan drastis. Aneh keringkan mulai bercucuran sementara Rindou masih terlihat baik-baik saja, sepertinya memang ada yang tidak beres.

"Apa maksudmu?"

"Mudah saja, intinya obat yang ada di jarum suntik yang kau suntikan dalam tubuhku berbeda dengan apa yang ada di dalam tubuhmu?"

Mucho yang ada disana seketika menjadi panik bukan main, bagaimana bisa sejak kapan, kenapa dia sebodoh ini.

"Tenang Mucho hidupmu tinggal dua jam setelah obat itu masuk kedalam tubuhmu."

Mendengar penjelasan dari Rindou tentu Mucho tidak terima dengan semua itu, dengan sisa tenaganya pria itu berniat menusuk Rindou dari belakang, tapi sayang ada seseorang yang menolongnya.

"Kau lama sekali Rin."

"Koko."

Ya Koko datang tepat waktu disaat Mucho nyaris saja melukai Rindou, akibatnya tangannya yang terkena tusukan pisau.

"Aku tidak punya banyak waktu ayo kita pergi."

Sambil tersenyum indah Rindou melambaikan tangan ke Mucho.

"Titip salam untuk semua yang disana."

***
Di perjalanan menuju rumah sakit Koko sempat marah kepada Rindou, bisa-bisa dia malah bertemu Mucho dari pada menolong kakaknya.

"Maafkan Rin, Rin cuma ingin menjadi penutup."

Ya Rindou juga ingin membuat sanzu walau di balik layar, dan selama ini Koko mendapat informasi tentang mereka tidak lebih karena uluran tangan dari Rindou.

Ya awal mula Koko berkerja sama dengan Rindou tepatnya tiga tahun yang lalu, awalnya Koko ingin memberi tau kepada semua orang jika Rindou masih hidup. Tapi itu semua di tepis Rindou, dengan alas demi kelancaran misi.

Ya selain dokter, Rindou adalah seorang mata-mata, dia tidak perduli dengan status ataupun marga karena bagi Rindou semua itu telah hilang bersama dirinya yang dulu.

can you love me sanzu (Ran x Sanzu x Rindou) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang