Bab 18 | Hari Masa Tenang

49 5 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Yura Yunita - Tenang

***

Bab 18 | Hari Masa Tenang

Ini adalah puncak dalam pikiran dan hatinya dimana seharusnya tenang malah jadi huru-hara

***

Di tempat ini Iqbal masih di rumah ia gabut bingung harus melakukan apa, ia tidak punya kegiatan yang bisa ia lakukan sekarang. Setelah menangisi kepergian Wahyu kemarin malam ia malas melakukan apa-apa akan tetapi ia hanya bisa duduk sambil termenung, dan kebetulan besok adalah hari dimana ia akan menjalani karantina jadi mungkin ia harus memanfaatkan kesempatan hari ini untuk jalan-jalan menikmati pemandangan hari ini.

Iqbal berinisiatif untuk jalan-jalan hari ini karena kebetulan motor Wahyu ada disini, dan sudah lama juga ia tidak memanaskan mesinnya. Jadi sambil menyelam minum air, pikirnya.

Iqbal mengambil jaket ponsel dan kunci motor Wahyu di kamarnya dan tidak lupa ia membawa helm, dan saat mau berangkat Iqbal terhenti sebentar saat Ify memergoki dirinya mau keluar. "Mau kemana kamu Nak?"

"Anu Bu, Iqbal gabut di rumah. Bolehkah Iqbal jalan-jalan buat cari udara segar sebelum besok berangkat," pinta Iqbal.

"Boleh nak, apapun buat kamu Ibu izinkan."

"Makasih Bu, Iqbal jalan dulu ya," pamit Iqbal menghidupkan mesin motor dan meninggalkan rumahnya.

Iqbal mulai meninggalkan rumah nya dan sepanjang perjalanan ia seolah-olah nostalgia antara dirinya dengan sang Abang. Rasanya ingin seperti dahulu bersama-sama menyaksikan apa yang menjadi istimewa bagi mereka, sampai akhirnya dering telpon berbunyi dan Iqbal menghentikan laju kendaraannya untuk mengangkat telepon itu.

"Hallo?"

"...."

"Bisa dimana? Kebetulan gue ada di jalan mau sekolah,"

"...."

"Oh gitu, oke gue segera ke sana."

Iqbal langsung mematikan teleponnya lalu kembali mengendarai motornya untuk menuju tempat tujuan selanjutnya. Akhirnya Iqbal sampai di salah satu cafe yang kebetulan kafe tersebut masih berjarak beberapa meter dari sekolah.

Akhirnya Iqbal masuk dan langsung memesan minuman walaupun sebenarnya Ia tidak membawa uang banyak hanya membawa uang secukupnya mudah-mudahan ia bisa mendapatkan uang untuk biaya keperluan nanti di karantina, Iqbal menunggu sambil memainkan ponsel berulang kali ia mengecek aplikasi pesan dan berharap abangnya segera memberi kabar walaupun hanya sepatah dua patah kata.

Tapi berapa kali pun Iqbal mengecek tetap saja nihil dan tidak ada info mengenai apapun seolah abangnya tidak mau memberikan kabarnya. Tak lama berselang akhirnya sosok yang tadi meneleponnya datang dengan masih memakai seragam batik abu-abu dan masih menggendong tas nya ia berjalan mendekati Iqbal.

"Gimana kabar lo?" tanya Dian.

"Baik.... Kok lo bisa keluar, sih." Iqbal mengambil minuman yang dipesan tadi.

BBS [5] Wahyu Iqbal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang