"Yoshi, kamu kenapa? Pagi-pagi udah melamun aja, mikirin apa?" Tanya Yedam pada Yoshi yang sekarang tengah berdiri menatap langit didekat jendela kelas.
"Tidak memikirkan apa-apa" Balas Yoshi berbohong.
"Bohong banget, ketahuan kok kalo kamu lagi mikirin sesuatu" Sahut Mashiho di tempat duduknya.
Yoshi mengeleng dan kembali fokus menatap luar, pikirannya terbang kemana-mana. Ia memikirkan kejadian semalam dimana ia mengatakan sesuatu rahasia pada Haruto.
Yoshi takut, takut jika nantinya Jaehyuk dan Doyoung akan jujur sendiri. Ia takut kedua adik nya semakin terluka, mengingat sekarang saja keduanya sama sekali tidak bersemangat menjalani hidup. Yoshi hanya tidak ingin kedua adik nya mengalami kesulitan, ia terlalu sayang pada Jaehyuk dan Doyoung.
"Yedam, Mashiho, jika nanti aku tidak ada di samping Jaehyuk dan Doyoung, mereka akan memeluk siapa?"
"Ada saudara kamu yang lain, kenapa kamu takut tentang itu?" Balas Yedam.
"Lagian kamu mau kemana sampe nanya kayak gitu? Kamu kan bakal disini terus" Tambah Mashiho.
"Hanya ingin tahu, aku takut aku akan meninggalkan adik-adik ku"
"Jangan ngomong yang enggak-enggak deh Yoshi, bikin takut khawatir aja" Yedam berbalik arah dan duduk ditempat duduk nya disaat bel masuk berbunyi.
Yoshi menurunkan kepalanya seraya membuang nafas nya kasar, kapan pikiran nya tidak dipenuhi dengan beban? Yoshi lelah memikirkan semuanya secara bersamaan. Yoshi ingin hidup tenang seperti hidup nya yang dulu.
"Yoshi, ayo duduk, ada guru" Ujar seorang siswa laki-laki yang tempat duduk nya berada didekat Yoshi.
• • •
"Jae, mau sampai kapan kayak gini? Lo gak capek murung terus? Gue aja sakit mata lihat lo kayak gak ada semangat hidup sama sekali, senyum dong! Ngelawak kek, udah tahu gue introvert malah didiamin" Introvert mata mu Sa.
"Gak mood Sa" Jawab nya.
"Kemarin lo jawab nya gitu juga, gak mood kenapa sih? Muka gue ngebosenin? Lo bosan temanan sama gue? Apa lo takut tersaing dengan ketampanan gue?" Asahi bacot banget anjir.
Jaehyuk membuang nafas nya gusar.
"Cerewet banget lo" Lirih Jaehyuk serak.
"Ya gimana gak cerewet! Lo nya aja gini! Lo kalo ada masalah cerita ke gue, gue gak makan orang sampai lo lebih milih mendem masalah lo dibandingkan cerita ke gue. Apa sih yang lo pikirin? Gue capek dari kemarin ngomong sama meja" Curhat Asahi, wajah nya terlihat tak enak setelah mengeluarkan semua keluhannya.
"Lo ada masalah sama siapa? Kakak lo? Si kak Jihoon? Atau si kak Junkyu? Atau gak si kak Hyunsuk? Oh, atau sama kak Yoshi?"
"Hm, sama kak Yoshi" Jawab Jaehyuk.
"Nah, kenapa? Biasanya lo sama kak Yoshi akur-akur aja, kenapa bisa ada masalah sama kak Yoshi? Masalahnya sampe bikin lo kayak gini lagi, emang nya apa yang kak Yoshi lakuin sampe ngebuat lo murung? Kak Yoshi ngelakuin kesalahan? Atau kak Yoshi bikin lo kecewa? Atau apa? Jawab anjir"
"Bukan kak Yoshi yang buat kesalahan dan bikin gue kecewa, tapi gue sama Doyoung yang buat kesalahan dan bikin kak Yoshi kecewa"
"Terus sekarang lo diam karena kak Yoshi kecewa?"
"Awalnya, gue sama Doyoung milih buat gak ngomong sama kak Yoshi karena gue sama Doyoung ngerasa bersalah sama kak Yoshi. Sampai akhirnya, kak Yoshi sadar kalo gue sama Doyoung ngejauhin dia, sekarang kak Yoshi menjauh karena tau gue sama Doyoung pasti merasa salah sama dia. Gue sama Doyoung nyesal, Sa. Nyesal karena udah ngediamin kak Yoshi, dan sekarang gue malah gak berani buat nyapa kak Yoshi duluan."
Alis Asahi menyatu, itu artinya ia bingung kenapa Jaehyuk dan Doyoung merasa bersalah pada Yoshi.
"Kok bisa? Ah, maksud gue.. lo kenapa ngerasa bersalah sama kak Yoshi? Lo sama Doyoung ngelakuin kesalahan besar kah?"
Jaehyuk mengangguk sangat pelan.
"Asa.."
"Ibu dan Ayah meninggal bukan karena kak Yoshi, tapi.. gue sama Doyoung" Asahi terdiam, hah? Yang benar saja?
"Lagi bercanda ya? Ya kali!" Jawab Asahi tidak percaya.
"Gue gak lagi becanda, gue serius. Maaf, Sa. Selama ini gue bohong sama lo, gue benar-benar minta maaf" Jaehyuk menunduk, malu karena Asahi mungkin kecewa padanya.
"Jadi selama ini apa yang lo ceritain ke gue semuanya kebohongan? Kak Yoshi gak salah? Jadi bukan kak Yoshi penyebab Ibu sama Ayah lo meninggal? Wah, hebat" Asahi bertepuk tangan sangking rapat nya Jaehyuk menutupi semuanya.
"Gue gak nyangka" Ujar Asahi lagi.
"Orang sebaik kak Yoshi harus nanggung beban seberat itu, rela dibenci demi melindungi lo sama Doyoung. Ah! Bentar?—" Asahi terdiam sebentar sebelum melanjutkan ucapannya.
"Lo sama Doyoung?" Asahi tidak mengerti, kenapa Jaehyuk dan Doyoung? Apa yang terjadi sampai mereka berdua yang salah?
"Gue masih gak ngerti keseluruhan dari cerita lo, tolong ceritain serincih-rincihnya" Jaehyuk mengangkat kepalanya, menarik nafas nya sebelum menceritakan semuanya pada Asahi.
"Waktu Ibu menyelamatkan gue, kak Yoshi sama Doyoung nyamperin gue dan Ibu. Doyoung nyamperin Ibu, dan kak Yoshi nyamperin gue. Kak Yoshi bilang ke gue, dia mau suka rela disalahkan, awal nya gue gak mau Sa, tapi habis itu kak Jihoon sama yang lain datang dan langsung nuduh kak Yoshi tanpa tau yang sebenarnya, dan dari situ, kak Yoshi dinyatakan bersalah dan dibenci sama saudara gue yang lain"
"Habis Ibu yang pergi, kejadian yang sama terulang lagi. Ayah meninggal karena nyelamatin Doyoung dari mobil. Dan masih sama, kak Yoshi dituduh lagi"
Mulut Asahi terbuka, cerita yang Jaehyuk katakan, benar-benar menyiksa sosok Yoshi.
"Belakangan ini gue diam karena gue selalu dihantui rasa bersalah, gue gak mau ngomong sama kak Yoshi untuk beberapa hari karena mau ngeredain rasa bersalah ini, tapi kemarin gue ngelakuin kesalahan sampai kak Yoshi sendiri yang mau menjauh dari gue dan Doyoung. Gue ngebentak kak Yoshi untuk pertama kali nya, gue bodoh, kak Yoshi makin kecewa sama gue" Lanjut Jaehyuk menyerka air matanya.
Asahi mengangguk mengerti, Jaehyuk pasti kesulitan selama ini.
"Gue gak tau kalo lo kesulitan selama ini, harusnya gue sadar kenapa lo diam akhir-akhir ini" Balas Asahi.
"Buat cerita ke lo aja gue butuh keberanian yang tinggi, gue takut lo kecewa karena gue selemah ini. Dan brengsek yang gue maksud kemarin tuh ini, Sa. Apa gue brengsek karena berlindung dibalik seseorang?"
"Gue gak tau pasti, lo dibikin gini juga Tuhan yang ngatur." Jawab Asahi.
"Terus, Sa. Gue harus apa?"
"Jujur? Gue rasa cuma itu yang harus lo lakuin"
"Gue takut gak ada yang percaya, Sa. Gue yakin mereka pasti gak akan percaya, gue yakin 100%"
"Urusan dipercaya atau gak, itu urusan terakhir. Yang terpenting sekarang lo jujur dan bilang apa yang sebenarnya terjadi."
Jaehyuk mengangguk kecil. "Hm, gue bakal jujur secepatnya" Balas Jaehyuk seraya tersenyum tipis.
Asahi menepuk pundak Jaehyuk. "Bagus" Ujar nya.
"Udah, habis ini jangan diam-diam lagi. Usahain kalo ketemu kak Yoshi, sapa dia nya. Biar gak canggung lagi" Lagi dan lagi Jaehyuk mengangguk.
"Makasih, Sa" Balas nya setelah itu.
• • •
KAMU SEDANG MEMBACA
Detikan bersayap || YOSHI
Novela Juvenil❝ Dunia mu terlalu besar untuk menjadikan ku sebagai semesta ❞ - Arubby ❝ Tapi, mengenal mu adalah semesta bagi ku ❞ - Yoshi