(1) putih abu

37 4 0
                                    

Senin.

Ini adalah hari pertama Ucup mengenakan seragam putih abu-abu miliknya.

Ucup tengah bersiap untuk hari pertama SMA-nya.

Tas ransel "Batman", pena, pensil, dan barang-barang keramat lainnya. Telah ia siapkan dari jauh-jauh hari.

"Mamah gimana sih, tiap tahun dibeliin tas ginian mulu, pasti yang ada kartun-kartunnya. Padahal aku udah 15 tahun, udah kepala satu setengah anjir," ucap Ucup kesal.

Ucup tinggal di kost-kost an, jauh dari orang tua, jauh dari kampung halaman.

Ibu Ucup kerja sebagai pemilik rumah makan, sementara Ayahnya kerja di pertambangan. Keduanya sama-sama sibuk, dan nggak bisa nganterin Ucup ke kost-kostannya untuk pertama kali.

Ucup pergi ngerantau sendirian, berbekal rantang Ayam Gulai dan Nasi Kuning, serta menggenggam uang tunai sebesar 2 juta rupiah. Ucup tinggal di kost-kostan pinggiran Ibukota.

Yang ngurus kost Ucup juga sudah nenek-nenek. Tiap subuh pasti ngebangunin anak-anak kost buat shalat subuh.

Tapi kok hari ini Si Nenek banguninnya agak telat ya?

"SUGENG, YAYAN, UCUP BANGUN UDAH PAGI!" teriak Si Nenek dari depan kamar kost Ucup.

Ucup yang sudah berpakaian rapih keluar dari kamar kostnya,

"Iya nek, Ucup udah bangun daritadi," kata Ucup sambil menyalim Si Nenek.

"Oh hehehe, iya dek Ucup. Anak sholeh bangunnya cepet ya nak, udah subuhan?" ucap Si Nenek sambil tersenyum.

"Alhamdulillah udah nek hehe. Oh iya nek, kalau mau pergi ke SMA Batagor 5, lewatnya darimana ya nek?" tanya Ucup penasaran.

"Owalah Balima, setau nenek deket dari sini dek, tinggal ke jalan raya terus nyebrang aja. Udah sampe itu," jawab Si Nenek.

"Ohh okelah nek, makasih banyak ya nek."

~

Setelah perjalanan yang Ucup tempuh.

Akhirnya ia sampai ke sekolah dengan selamat tanpa lecet.

Berangkat jam 5 kurang, nyampe jam 6 lewat.
Sarapan nasi uduk dulu soalnya.

Ucup melihat gerbang sekolahnya.

"SMA Batagor 5, i'm here!" kata Ucup sambil tersenyum.

Lalu Ucup pergi ke kelasnya.

Ia mencari-cari namanya di setiap absen yang tertempel di depan pintu kelas.

Dan akhirnya ia menemukan namanya di kelas terakhir.

"10-15"

"Gilak, dari 15 kelas, gue ada di kelas ke-15 anjir, jauh amat," ucap si Ucup kaget.

Dia naruh tasnya di kursi sambil celingak-celinguk. Nyari orang lain yang sekelas sama dia. Nyatanya, baru dia yang dateng di kelas itu.

Masuk sekolah juga jam 6:45, masih lama ini masuknya.

Ucup bingung mau ngapain. Temen kagak ada, sirkel apalagi. Gini amat nasib anak rantau.

Dan Ucup keluar kelas buat keliling-keliling.

Ia melihat segerombolan anak-anak yang mabar game online sambil mengumpat-ngumpat, geng kakel cewek populer yang lagi godain temen seangkatan dia, dan...

"Hei!"

Ada kakel cewek yang manggil ke arah Ucup. Ucup mikirnya kakel itu manggil orang lain, ia hanya membuang muka dan lanjut keliling.

"Kok buang muka sih?" ucap cewek itu kesal.

Ucup pun menoleh.

Cewek yang memanggil dia tadi datang menghampirinya.

"Baru kelas 10 aja udah sombong banget, gimana kalo naik kelas?" kata cewek itu dengan nada julid.

"Eh iya, waduh, maaf kak, aku nggak tau kalo kakak manggil, maaf banget ya kak," kata Ucup sambil masang muka melas, aslinya mah dia biasa aja.

"Heheheh iya nggak papa, kamu kelas berapa kalo boleh tau?" tanya cewek itu sambil tersenyum ramah.

"Eh, kok pake kamu sih? Bukannya orang Jakarta ngomongnya pake lo gue ya?"

Ucup terheran-heran. Kok ada ya cewek yang mau ngehampirin dia. Selama 15 tahun, gak pernah ada yang kayak gini di hidup dia.

Dia juga bingung kok cewek itu pake "kamu" bukan "elo". Biasanya kan orang Jakarta gak kayak gitu menurutnya.

"Ee-- aku dari kelas 10-15 kak, panggil aja Ucup. Dari Palembang," Ucup membalas pertanyaan cewek itu dengan gugup.

"Ohh Palembang ya?? Jauh benerr ahahaha, kampung kakak juga disitu lho"
jawab cewek itu sambil ketawa.

"Ah sial, senyumnya manis banget, ketawanya juga lucu,"

"Kenalin nama kakak Mashiro, panggil Kak Shiro aja. Kakak nanti salah satu anggota OSIS yang ngawasin kelas kamu pas MOS, semoga kamu nyaman sama kinerja kakak yaa," ucap Kak Mashiro sambil senyum.

Ucup gak bisa menahan keimutan kakel yang satu ini. Beda jauh sama kakel-kakel yang ada di sekolahnya dulu. Kerjaannya kalo gak jualan ya ngebully.

"Hehe iya kak, salam kenal ya kak," kata Ucup sambil tersenyum malu.

Mashiro memegang pundak Ucup dan bilang..

"Ucup semangat yaa sekolahnya, kakak yakin kamu ini pasti anak pinter, kalo ada apa-apa ngadu ke Kak Shiro yaa." Kak Shiro bilang begitu sambil senyum ke wajah Ucup.

Ucup :

Ucup :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















































mau lanjut?




kakel | sakamoto mashiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang