TWBD#10

52 2 0
                                    

Sekar dan gian sudah sampai di parkiran mall, mereka berdua langsung memasuki mall itu dengan sekar yang masih canggung dan gugup, ia berjalan dibelakang gian dengan pelan. Gian yang sadar sekar berjalan pelan dibelakangnya lalu memelankan langkahnya dan berusaha menyamai langkahnya dengan sekar.

Sekar berjalan semakin pelan, gian menyunggingkan senyumnya sebentar lalu ia memberhentikan langkahnya dan membalik badannya menghadap sekar "loe kenapa jalannya pelan banget sih" ucap gian

"hah e"

Lalu gian menarik tangan sekar dan kembali menggengamnya dengan erat, sekar kaget dan tidak bisa berkata apa apa. 

Gian membawa sekar agar berjalan disampingnya sepanjang jalan di mall gian terus menggenggam tangan sekar, kini jantung sekar terasa berdetak dua kali lebih cepat "jantung gue kenapa nih" ucapnya pelan sambil meraba jantungnya yang benar benar berdetak kencang

"mau ke lantai berapa? Mau beli apa?" tanya gian namun sekar malah terdiam

"sekarr" ucapnya yang membuat sekar sadar

"hah e e iya kenapa?"

"loe kenapa sih ngelamun mulu ada hal yang loe pikirin?"

"eh e enggak kok"

"serius"

"I iyah"

"yaudah loe mau beli apa ke mall?"

"gu gue mau, mau, mau beli apa yah" ucapnya pelan

"hmmm"

"eh ini, e e mau, mau beli perlengkapan apart"

"oh, perlengkapan apa aja?"

"mmm dapur"

"yaudah yuk, mau naik lift atau eskalator?"

"eskalator aja" mereka menuju lantai atas untuk membeli beberapa perlengkapan dapur sekar

Tangan gian tak lepas sedikitpun dari genggamannya pada sekar, sepanjang dia berjalan sekar benar benar gugup dan jantungnya berdetak sangat kuat "gak bener nih jantung gue" ucapnya pelan.

"kenapa?" ucap gian yang mendengar sekar berbicara namun pelan

"eh nggak, nggak papa kok"

"kita liat yang disini yuk" ajaknya memasuki sebuah toko perlengkapan dapur

Gian terlihat memerhatikan beberapa barang sedangkan sekar masih mencoba mengontrol rasa gugupnya dan terus melihat ke tangannya yang digenggam erat oleh gian.

"piringnya bagus bagus deh" ucap gian namun sekar hanya mengangguk

Seorang pelayan toko menghampiri mereka "selamat datang, ada yang bisa saya bantu mbak mas"

"saya mau cari perlengkapan dapur"

"baik, perlengkapan dapur ada disini, mbak sama mas mau perlengkapan dapur yang kaya gimana"

"mmmm" gian lalu melirik sekar yang lagi lagi malah termenung

"sekarr"

"hah e iyah kenapa?"

"perlengkapan dapurnya mau yang kaya gimana?"

"e e, kaya gimana ya, mmm ini aja, gue sebenernya cuma butuh piring gelas aja kok" ucapnya yang membuat gian mengerutkan alisnya

"yaudah mbak piring sama gelasnya aja" ucap gian pada pelayan toko itu

"baik, kami ada beberapa model set piring dan gelas, mungkin mas dan mbaknya mau liat disebelah sini" mereka berjalan menuju tempat piring dan gelas berada

The Wrong Blind DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang