Sekar dan gian sudah keluar dari warung pecel itu, mereka telah selesai makan dan berjalan menuju parkiran mall untuk mengambil mobil gian yang masih terparkir disana.
"kenapa loe bayarin pecel gue waktu itu" ucapnya ditengah perjalana mereka
"hmmm, gak papa pengen bayarin aja, sebenernya kesel juga sih, waktu itu gue laper banget terus gue pesen deh satu porsi terkahir itu sambil nunggu pesenannya gue keluar dulu buat nelpon pas gue balik lagi kesana ternyata pesenan gue udah ada yang ngambil, jujur sih gue kesel waktu itu dan hampir mau marahin loe juga Cuma untungnya gue ada urusan mendesak jadi gue pergi buru buru dari sana" jelas gian
"huhft, sory gue gak sengaja waktu itu, gue lagi laper juga soalnya makanya pesenan loe gue ambil, tapi yah jujur sebenernya gue berusaha buat ngejar loe waktu itu eh tapi loe keburu masuk mobil dan pergi padahal gue sampe teriak teriak cuma kayanya loe gak denger"
"ouhh loe yang teriak itu, gue sempet noleh sih pas dimobil cuma gue pikir mungkin gue salah denger jadi gue pergi gitu aja"
"yahh yaudah lah, intinya gue minta maaf"
"gak papa udah lewat juga, cuma ya jadi lucu aja menurut gue"
"bisa lupain aja gak sih, gue udah malu banget njirr" gumamnya
"kenapa?"
"hah e enggak, mobil loe dimana" ucapnya mengalihkan pembicaraan
"itu yang itu"
"mau gue aja yang nyetir, takutnya loe pegel"
"gak usah gue aja" mereka berdua memasuki mobil dan meninggalkan parkiran mall menuju apart sekar
Didalam mobil terlihat gian sedari tadi terus tersenyum sambil menghadap jalanan sesekali ia juga melirik ke arah sekar "loe kenapa senyam senyum mulu sih?"
"gak papa"
"loe masih mikir kejadian waktu itu, loe masih mikir kejadian pecel lele, udah dong please gue maluu" ucapnya dengan sedikit kesal namun gian malah tertawa melihat sekar yang kesal padanya
"dihh malah ketawa lagi, udah sih jangan diinget inget lupain aja"
"gak bisa, gue gak bisa lupainnya" ucap gian dengan tawanya
"lupain gak, kalo gakk"
"kalo gak kenapa, mau apa?" potong gian yang membuat sekar terdiam sebentar
"mm au ah gak tau" ucap sekar yang langsung memasang muka kesalnya dan gian lagi lagi hanya tersenyum melihat sekar yang kesal kepadanya.
Mobil gian sudah sampai tepat di depan gedung apart sekar, sekar yang sadar sudah sampai di gedung apartnya segera keluar dari mobil gian. Gian ikut keluar dari mobil lalu membuka bagasi mobilnya dan membawa barang belanjaan sekar.
Sekar terlebih dahulu berjalan dengan cepat menuju lift, ketika pintu lift akan tertutup tiba tiba satu tangan menahan pintu lift itu hingga akhirnya pintu lift itu kembali terbuka. Sekar kaget dengan gian yang mengikutinya ke lift.
"ehh eh, loe mau ngapain, kok naik lift?"
"terus loe mau ninggalin ini semua dimobil gue" ucap gian yang menunjuk beberapa barang belanjaan sekar yang tengah ia bawa
Sekar memejamkan matanya sebentar ia lupa dengan barang belanjaanya "sory, yaudah ini semua biar gue yang bawa loe mending pulang sekarang"
"udah kepalang gue bawa, pintu lift nya juga udah ketutup" ucapnya yang membuat sekar menghela nafasnya, kini keduanya hanya saling diam di dalam lift itu
Lift terhenti sebelum lantai apart sekar, beberapa laki laki memasuki lift itu. sekar sedikit tersudut, gian lalu memindahkan barang belanjaan ditangannya ke tangan yang satunya lagi. Kemudian ia menarik pinggang sekar dan membuat sekar lebih dekat kepadanya bahkan gian tak melepaskan genggaman tangannya dipinggang sekar.
Kini jantung sekar berdetak lebih kencang lagi karena perlakuan gian padanya, mukanya sudah dipastikan memerah. Lift pun terasa berjalan sangat lambat padahal sekar ingin buru buru mengakhiri momen awkward yang menimpanya sekarang.
Tangan sekar terus menyentuh dadanya kadang ia juga menyentuh pipinya yang terasa sangat panas karena perlakukan gian 'tenang sekar tenang, jangan baperr' ucapnya dalam hati.
Pintu lift terbuka dilantai apartnya, gian lalu menggenggam tangannya dengan erat lalu keluar dari lift itu "pengantin baru tuh" ucap beberapa pria yang masih berada dalam lift itu, gian sempat mendengarnya dan ia malah tersenyum.
"apart lo yang mana?" ucap gian
Sekar lalu memberhentikan langkahnya, tangannya masih digenggam oleh gian. Gian pun ikut memberhentikan langkahnya, sekar dengan cepat melepaskan genggaman tangan gian yang ada ditangannya.
"kenapa?" tanya gian
Sekar terdiam beberapa saat, ia lalu langsung berjalan beberapa langkah mendahului gian dan ia segera membuka pintu apartnya. Setelah pintu apart terbuka sekar membalik badannya dan mengambil barang belanjaanya yang ada ditangan gian.
"makasih, gue masuk dulu" ucap sekar lau langsung memasuki apartnya dengan mukanya yang datar dan membuat gian bingung dengan tingkahnya
"loh, dia kenapa?" monolog gian yang melihat sekar sudah menutup pintu apartnya, namun gian tak ingin memusingkannya ia pun segera pergi dari apart sekar karena waktu yang sudah larut malam juga.
Dibalik pintu apartnya, sekar tengah bersandar sambil meletakan tangannya didadanya, ia mengehela nafasnya "cobaan apa lagi ini ya allah" monolognya
"masa iya gitu aja gue udah baper, masa iya gue suka sama cowo yang jelas jelas baru beberapa hari gue temuin, masa iya gue jatuh cinta, arghhhh, sekar ada ada aja ya lu" kesalnya pada diri sendiri
Sekar yang pusing dan bingung dengan dirinya sendiri memutuskan untuk merendam dirinya di bathup dan ia langsung menempatkan badannya di kasurnya untuk menenangkan pikiran dan perasaannya yang bimbang.
^^^
Sekar turun dari apartnya menuju loby, ia lalu dihampiri petugas apartnya "mbak sekar, ini ada titipan kunci mobil mbak" ucap petugas
Sekar sedikit bingung ia lalu menerima kunci itu dan ternyata itu kunci mobilnya "siapa yang bawa kesini pak?"
"kayaknya orang dari bengkel mobil mbak"
"oo gitu,mm yaudah makasih pak" sekar pun berjalan menuju depan apartnya dan benar saja mobilnya sudah terparkir cantik didepan loby apartnya
Sekar memerhatikan mobilnya dengan teliti takutnya masih ada lecet atau masalah lainnya, setelah ia melihat mobilnya sudah baik baik saja. Sekar membuka hp nya dan pas sekali satu pesan masuk ke handphonenya, ia pun membuka pesan itu 'mobilnya udah baik kan, kalo nyetir hati hati jangan nabrak lagi, jangan banyak ngelamun kalo lagi nyetir, hati hati dijalan' itulah isi pesan yang sekar dapatkan.
Sekar mengerutkan alisnya, "ini nomor gian" gumamnya, lalu tanpa pikir panjang sekar langsung menelpon nomor itu, cukup lama teleponnya tersambung namun ahirnya seseorang menjawab teleponnya.
"hallo" sapa sekar
"hmm"
"lo gian yah?" tanya sekar
"kenapa emang?"
"ini mobil gue loe yang balikin?"
"hmm bukan orang bengkel yang balikin"
"ishh terserah deh, ini jadi berapa harga perbaikannya?"
"gak usah"
"ihh jangan gitu dong, inikan mobil gue, udah ah tinggal jawab berapa biaya perbaikannya?"
"gak usah sekar"
"gak mau tau gue, pokoknya loe kirim kwuitansi bengkelnya ntar gue tf uanganya, sama kirim juga no rek lo"
"udahlah masih pagi gue gak mau debat, udah dulu gue ada meeting, hati hati dijalan jangan nabrak lagi" ucap gian lalu mematikan teleponnya sebelum sekar kembali berbicara padanya.
"ishhh, giannn" kesalnya.
◇◇◇
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wrong Blind Date
RomanceSekar perempuan dewasa yang kini terus dihantui perjodoan oleh papihnya, ia pun menolaknya puluhan kali namun papihnya kekeuh untuk menjodohkan dirinya. Agar bisa menghindari perjodoan papihnya sekar memutuskan untuk mengikuti 'blind date' dengan ha...