Hembusan angin terus berhembus kencang, pepohonan bergerak tak tentu arah. Member yang tersisa siap menerjang badai untuk mencari tempat lebih aman lagi..
"Ini serius? "Tanya feni
Jinan dan shani memutuskan untuk pergi dari swalayan. Keputusan mereka bukanlah hal gampang, banyak pertimbangan yang mereka pikirkan tapi inilah keputusan terbaik untuk dilakukan..
Jinan melirik shani yang membuntal tangannya dengan kain, jinan menarik nafas ketika mengingat hal yang nyaris tidak mereka sadari..
Flashback
Shani membuka pintu swalayan dan melihat hujan badai di depannya.
Pintu yang semula mereka lewati tiba-tiba sulit dibuka, shani berusaha membuka pintu tapi pintu masih macet..Shani melirik kembali zombie yang mulai mendekat.. Shani juga melihat member-member dengan sisa tenaga mereka berani melawan para zombie..
Shani masih kesulitan membuka pintu yang mecet itu, shani mencari benda yang bisa mencongkel pintu.. Mata shani tertuju pada pisau dapur tampa gagang yang bergeletak dilantai dekat mayat yang mulai membusuk..
Jinan yang posisi tidak jauh dari shani, melihat seniornya berusaha membuka pintu dengan pisau dapur tidak bergagang itu.. Namun tidak lama pandangannya harus teralihkan karna dia harus kembali menahan zombie-zombie yang mendekati adik-adik nya..
"Ayolah.. "Shani berusaha mencokel
Sekuat tenaga shani melakukan itu, hingga ketika pintu berhasil terbuka, petir menyambar karna terkejut pisau yang menancap di pintu tiba-tiba meleset hingga ujung bekas gagangnya yang sedikit runcing balik menancap di tangan shani..
Darah segar yang keluar memancing zombie semakin agresif, melihat itu shani menahan rasa sakit ketika dia melepaskan pisaunya setelah terlepas dia sempat meringis kesakitan namun melihat kondisi zombie yang semakin banyak shani membuka pintu itu..
Suara angin yang berhembus dan suara zombie saling mengancam keselamatan member..
"Guys keluar!!! "Teriak shani
Member senior melihat shani "yakin ci.. Diluar bahaya!!! "Ucap jinan, sesekali mata jinan melirik tangan shani yang berdarah menempel di pintu kaca
"Yakin.. CEPAT LARI!!! "perintah shani
Semua member berlari menuju keluar dan para zombie mengejar mereka dari segala sisi..
Agrhhhh
Agrhhhh
Member terakhir keluar semua mendorong pintu swalayan dengan cepat, walaupun sempat tertahan ketika zombie mulai mendorong pintu..
"Dorong guys!! " ucap gaby
Semua berusaha mendorong hingga akhirnya pintu tertutup dan mereka mengunci dengan ikatan tali yang kuat juga dihalang kayu ditambah tumpukan barang-barang yang mereka susun agar zombie tidak melihat kearah mereka..
Setelah mereka berhasil untuk keluar, shani pun menyobek bagian roknya dengan pisau yang tadi sempat shani ambil kembali.. Shani membasahi tangannya dengan air minum yang mereka bawa lalu dia membuntal tangannya.
Flashback off
"Tidak ada pilihan lain selain menerjang badai"ucap shani
Member saling berpegangan, tangan shani di pegang chika dan itu rasanya sakit sekali.. Semua berdoa sebelum mereka berlari menerjang badai..
Mereka berlari-lari dengan air mulai membasahi seluruh tubuh mereka, hembusan angin semakin kencang jalanan kota mulai tergenang.. Member terus berlari hingga ke ujung jalan dimana ada toko buku disana..
Sampainya di ujung jalan mereka segera memasuki toko yang mereka tuju. "Aman kah disini? "Tanya celine
Sisca dengan didampingi oniel mulai memeriksa kondisi toko dan kali ini aman! tidak ada jejak darah yang menandakan keberadaan zombie di toko tersebut..
"AMAN!!! "teriak oniel
Akhirnya mereka bisa bernafas lega walaupun mereka harus kedinginan karna baju mereka basah..
Malam menjelang semua tertidur setelah mereka mencari pakaian di sekitar toko, olla dan lulu yang ngide pergi mencari pakaian untuk member ketika melihat ada toko pakaian yang tidak jauh dari mereka.. Sehingga member bisa memakai pakaian kering sebelum tidur..
Karna luka ditangan yang di obati dengan asal ditambah hujan-hujanan, tubuh shani kini demam tinggi. Jinan terbangun melihat shani masih terbangun karna tubuhnya pun menggigil..
"Ci.. Kamu gak apa-apa? "Tanya jinan
Jinan melihat tangan shani mulai pucat pasi "ci.. "Jinan segera mendekat dan melihat kondisi tangan shani..
"Aku baik-baik saja, kamu tidur lagi saja"tubuh shani gemetar hebat
Jinan tidak mau mendengar, dia masih berusaha untuk mengobati tangan shani. Kain penuh darah itu dibuka jinan dan benar saja luka yang shani alami sangat parah..
Jinan mencari p3k yang sempat member ambil di swalayan, setelah ketemu jinan langsung mengobati shani.
"Kenapa cici gak bilang klau cici terluka"jinan masih mengobati tangan shani
"Shhh pelan-pelan nan.."shani meringis
"Maaf ci.. "
"Keselamatan kalian lebih penting.. Jika aku saja mengeluh terus kalian mengeluh pada siapa? Jika aku yang kalian jadikan tumpuan saja lemah karna luka ini bagaimana kalian bisa kuat " sambung shani
"Ci shani! "
Gracia feni yang pura-pura tidur mendengar percakapan antara jinan juga feni, keduanya menahan isakan agar jinan maupun shani mendengar..
Gaby,sisca dan celine yang mendengar juga hanya tidur membelakangi mereka pun merasa apa yang feni juga gracia rasakan..
KAMU SEDANG MEMBACA
JKT48 Horror Story ( Gripping)
Mystery / ThrillerKisah member JKT48 menghadapi keadaan lokasi syuting MV terbaru mereka yang mulai mencekam karna crew jkt48 mulai terinfeksi virus mematikan. Pemeran : All member Genre : Horror (zombie)