* US *
-
-
-
-
-
2047
DIRE CITY
Semenjak Kris mendengar penolakan yang diucapkan Lay secara terang-terangan mengenai rencananya ia menghabiskan kebanyakan waktunya di dalam ruang kerja.
Dirinya tidak terlalu memiliki minat untuk mengerjakan atau melanjutkan kembali projectnya yang masih dalam tahap penyelesaian, bahkan Tao hanya dapat menghabiskan waktunya dengan percuma saat datang ke tempat ini.
Kesibukannya berhenti ketika ia mendengar suara ketukan pintu, saat ia menoleh ke arah pintu ruang kerjanya Kris menemukan Tao yang baru saja memperlihatkan kepalanya dari balik pintu yang baru terbuka sedikit dan hal tersebut mau tak mau mengundang kekehan pelan dari bibir tipisnya.
Bagaimanapun Tao masih pemuda berumur 21 tahun, dan segala hal yang dilakukannya masihlah terlihat menggemaskan dimata Kris yang sudah memasuki akhir umur 30. "Apa yang kau lakukan di sana?"
"Kau sibuk? Mereka berkata hari ini tidak ada latihan lagi.."
Kris tak menjawab ia menggerakkan tangannya agar Tao menghampirinya daripada berbicara di depan pintu seperti itu. Setelah melihat pria itu memasuki ruang kerjanya Kris semakin melebarkan senyum di bibirnya.
"Kau sudah makan siang?" anggukan Tao menjadi jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan oleh Kris.
Tao mendudukkan dirinya pada kursi yang berhadapan langsung dengan meja Kris, mereka hanya dipisahkan oleh sebuah meja kerja yang terbuat dari kayu jati berwarna cokelat tua yang sudah ada sejak dari kepemimpinan sebelumnya.
Ini sudah ketiga kalinya ia datang dan tidak ada latihan, mereka yang berada di ruang laboratorium yang merangkap sebagai ruang pelatihan berkata bahwa kelangsungan project yang akan mereka lakukan mungkin tidak akan mendapatkan kejelasan sampai Kris kembali berlatih bersama dengan Tao.
"Ada apa ini sebenarnya? Diriku datang kemari saat ini bukan berniat untuk menerima perhatianmu, aku bertanya-tanya mengapa kita tidak berlatih lagi? Bukankah kemarin kita sudah mendapatkan hasil keberhasilan paling tinggi?"
Pertanyaan Tao terdengar seperti rengekan, namun Kris tahu bahwa itu adalah keluhan karena mereka tidak lagi berlatih semenjak 3 hari yang lalu. "Tak ada apapun Tao-ah.. aku hanya teringat ucapan Lay saat itu.."
Jawaban Kris membuat Tao kembali melempar ingatannya pada saat Lay mengatakan ketidaksetujuannya pada rencana milik Kris. Dirinya juga memahami ketakutan yang dimiliki Lay namun ia tidak bisa mengabaikan Kris yang juga sudah memikirkan rencana ini matang-matang.
Jika hal ini gagal maka bukan waktu miliknya dan Kris saja yang terbuang melainkan juga para pekerja dan peneliti yang lainnya juga akan menjadi sia-sia belaka.
"Kau ingin melakukannya atau tidak?"
Suara berat Tao saat melemparkan pertanyaan itu mau tak mau membuat Kris menatap pria itu, dirinya tahu apapun jawabannya dengan alasan apapun itu hanya akan membuat Tao pada akhirnya akan mengabulkan keinginannya.
"Tao-ah.."
"Jawab saja.. Kau ingin melakukannya atau tidak?"
Kris terdiam, ia menghela nafasnya sebelum bangkit berdiri dari posisinya kemudian mendekati Tao dan duduk di sisi meja kerjanya agar lebih dekat dengan prianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
US - THE UNTOLD STORY (ON HOLD)
Fanfiction[ BOOK 3 ] All this time we never know about the truth..