24. Pertarungan Demi Wanita🌙

42 6 0
                                    

"Kang... Kangmas?"

"Mengapa memanggilku kangmas lagi? Jujur aku merasa terhormat dipanggil kanda olehmu."

"Maaf, Kangmas, kupikir tadi...."

"Ah, iya. Aku maklum. Belakangan ini kulihat kalian tak terpisahkan." Orang itu memotong sebelum Wulandari selesai bicara.

"Maaf, Wulandari permisi dulu, Kangmas."

Sayangnya, orang itu berhasil menahan langkah Wulandari dengan menarik selendang emasnya dan justru menariknya menuju dinding. Wulandari memekik terkejut. Orang itu mengunci pergerakan Wulandari dan tidak ada celah untuk melarikan diri.

"Kumohon lepaskan aku, Kangmas."

"Aku tidak akan melepaskanmu. Bagaimana jika kau menceraikan Prabaswara dan menjadi selirku, Dinda Wulandari?"

***

Prabaswara menggerutu kesal sembari menendangi kerikil di sepanjang jalan sekembalinya dari Puri Salaka. Tadi Pramudhana mengatakan padanya bahwa ia dicari Lirsasongko. Sebagai anak yang baik, Prabaswara bergegas menemui ayahnya.

Namun ternyata, ayahnya sedang tidak mencarinya!

Sial! Pramudhana sengaja menipunya!

"Kanjeng Pangeran tidak jadi bertemu Kanjeng Putra Mahkota?"

"Bagaimana mau bertemu, Ayah saja tidak memanggilku, Kenang! Kangmas Pramudhana menipuku!" sungut Prabaswara.

Kenangkali menghela napas. Lagi-lagi Prabaswara masuk jebakan Pramudhana.

"Di mana istriku, Gati?"

"Terakhir Kanjeng Putri bilang pada saya hendak ke taman, Kanjeng," lapor Gati.

"Baiklah." Prabaswara bergegas menuju taman Puri Klawu. Ia ingin berkeluh kesah bersama Wulandari.

Namun setibanya di taman, Prabaswara disambut sebuah seruan ketakutan. Di ujung sana, ia bisa melihat seorang pria menahan pergerakan sosok wanita pada dinding.

Dan ia amat mengenali keduanya.

***

"Kumohon, Kangmas, lepaskan aku. Mbakyu Parahita sedang mengandung anak Kangmas! Jangan lakukan hal-hal yang bisa membahayakan kandungannya."

Tubuh Wulandari bergetar ketakutan. Tak disangka, Pramudhana akan senekat ini hanya karena Wulandari tidak sengaja memanggilnya kanda. Namun itu jelas bukan salahnya. Siapa yang mengira yang menutup matanya adalah Pramudhana, bukan Prabaswara?

"Tolong! Tolong aku!" Wulandari berteriak meminta pertolongan.

"Jangan berteriak, Sayang." Pramudhana menempelkan telunjuknya di bibir Wulandari.

"Kanda, tolong aku!!!"

"Siapa yang kau panggil? Aku ada di hadapanmu, Dinda." Pramudhana membelai pipi Wulandari. Jemarinya meluncur lincah ke area leher, semakin turun hingga mendekati dada.

Wulandari hanya sanggup menutup mata dan menangis tanpa suara.

Sebelum Pramudhana melakukan hal yang lebih jauh, sebuah kerikil telak mengenai punggungnya. Diikuti sebuah seruan nyaring penuh amarah.

"Lepaskan istriku, Kangmas!"

Prabaswara datang tepat waktu, diikuti Kenangkali beserta dayang Puri Klawu. Tubuh gemetaran Wulandari meluruh ke tanah. Para dayang sigap menopang Wulandari yang terlihat ketakutan.

"Dinda tidak apa-apa?"

Wulandari menggeleng lemah. Pramudhana hampir saja menyentuh area sensitifnya yang bahkan belum pernah dijamah Prabaswara.

Prabaswara [Complete√] ~ TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang