🔫Tino-06🔫

10.9K 1.1K 86
                                    

Ayo vote dan komen guys.

200 vote dan 70 komen.

.....

"Ahh..t-tunggu Ribell..umh.."

"Kenapa? Tadi kamu ngerengek-rengek minta dicium sama dipegang-pegang, sekarang minta tunggu."

Tino menutup wajahnya yang sudah merah padam, dia menahan bibirnya agar tak mendesah.

"A-aku belum mandi..b-biar aku mandi dulu ya.." cicitnya dengan wajah merah tak karuan, dia menatap Ribella lirih sekaligus penuh binar.

Ribella mendengus kesal, posisinya saat ini Tino ada dipangkuan Ribella, tak mengenakan pakaian bagian atas dan memperlihatkan puting mungilnya yang menegang.

Dengan gemas Ribella meraup puting kanan Tino dan mengemutnya, desahan kembali Tino berikan, dia menggigit bibir bawanya dengan tangan yang meremat rambut Ribella.

"Ssshh..pelan-pelan Ribell..gak ada air susunya itu.." bisik Tino.

"Aku bisa buat ini, ada susunya, tapi cuma aku saja ya yang boleh menikmatinya."

"Kamu gausah ngawur!"

"Serius sayang."

"Ugh..nanti kamu tinggalin aku kalau nanti dada aku keluar susu, apalagi kalau sampai bengkak."

Ribella gemas, wajah manis Tino yang merajuk ditambah bibir mungilnya mencebik kesal.

Mata sayunya begitu menggoda, Ribella jadi semakin tergila-gila.

"Gak bakal sayang, akan lebih menggemaskan melihat dada kamu bengkak, pasti lucu."

Tino menahan desahannya saat Ribella menggigit putingnya pelan.

"Umh..nanti saja bicarakan itu! Aku mau mandi Ribellll!"

"Mandi bareng."

"Apa? NO! AKHH!"

Ribella menggendong tubuh Tino ala koala lalu membawanya menuju kamar, sebelum itu Ribella sempat melirik kearah foto yang dipajang di ruang tamu.

Tatapan matanya begitu datar dan penuh ancaman.

"Kamu ke kamar mandi duluan."

Ribella menurunkan Tino, tapi Tino tak mau melepaskan pelukannya.

"Gak mau! Mau sama Ribell.."

"Sayang, duluan ya, ada yang harus aku lakukan."

"Ish, baiklah, cepat ya."

"Iya cintaku."

Tino melepaskan pelukannya dan turun dari gendongan Ribella, dia berlari kecil menuju kamar mandi sementara Ribella berjalan mendekati foto di dinding itu.

Seringai miring Ribella berikan.

"Helo, stalker, amatir sekali untuk seukuran stalker, sayang kau berurusan dengan orang yang salah."

Ribella mencongkel bagian bawah sisi kiri foto itu, dan mendapatkan kamera mini tersembunyi.

Tawa pelan Ribella berikan, dia meremat kamera itu sampai hancur ditangannya sendiri.

"Kalau untuk mengawasi Tino, cukup aku saja yang berhak."

Ribella akan mengurus stalker itu sendiri nantinya.

Dilain tempat, seorang gadis SMA menjerit emosi saat kamera yang sudah susah payah dia letakan disana dihancurkan begitu saja dengan mudah.

"Brengsek kau Ribella! TINO ITU MILIKKU BAJINGAN!"

"AKU AKAN MEMBUNUHMU, SIALAN BERANI SEKALI KAU MENYENTUH TUBUH TINO KU YANG MANIS ITU, AKHH! BAJINGAN! JALANG BRENGSEK KAU RIBELLA!"

Gadis itu adalah sepupu jauhnya Tino, gadis dengan kelainan jiwa yang sudah mengklaim Tino sebagai miliknya.

Tino memang miliknya!

Pria bertubuh montok dengan pantat indah itu adalah miliknya, dialah yang harusnya menyentuh tubuh pria itu.

Bukan Ribella si gadis psychopath gila!

"Aku akan membunuhmu Ribella, camkan itu!"

Ya silahkan, paling nanti kau yang mati ditangan Ribella.

.....

"Ribell.."

"Hm?"

Ribella menelusupkan wajahnya diceruk leher Tino, lalu mengecup bahu mulus pria kesayangannya itu lembut.

"Kenapa sayang?"

Tino memeluk kakinya erat, bersandar didada Ribella dan menghela napas panjang.

"Kamu gak akan ninggalin aku kan?" rengeknya pelan seraya berbalik dan memeluk Ribella dari depan.

Membiarkan nunutnya bersentuhan dengan paha Ribella.

"Hanya maut yang bisa memisahkan kita Tino."

Tino bersandar dibahu Ribella lalu menggigit bahu gadis itu kuat, sampai tercetak bekas gigitan yang lumayan dalam.

"Aku milik kamu Ribell.."

"Aku juga milik kamu Tino."

"Jangan pernah tinggalin aku."

"Tidak jika bukan karena maut."

"Aku gak mau kamu tinggalin, hm, mau sama Ribell teyus."

Ribella terkikik geli, lucu sekali pria ini ya ampun, menggemaskan.

Ribella menyentuh pantat sintal Tino lalu merematnya gemas, Tino mendesah lirih sembari menelusupkan wajahnya diceruk leher Ribella.

"Anhh..Ribellh..."

"Hm?"

"Lebih kuat lagi remetnya.."

"Dasar mesum kamu."

"Heheh, habis nya aku suka sentuhan kamu."

"Iya sayang, hanya aku ya, jangan yang lain."

"Ng, baik."

Ribella kembali meremat pantat Tino dan sesekali mencubitnya gemas, benar-benar kenyal pantat Tino, luar biasa.

🔫Bersambung🔫

Wibu x Social Butterfly [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang