#part 74
#by: R.D.Lestari.
'Apa sate ini yang di makan Danang barusan? tapi ... kenapa penuh belatung dan berbau bangkai?'
Belum hilang keterkejutan Indah, rungunya diusik oleh suara deru kendaraan di halaman rumah.
Indah menghembuskan napas kasar. Pikirannya tertuju pada Rahmat yang kembali datang menemuinya.
'Dasar bandot jelek! mau apa Dia datang lagi?' sungut Indah dalam hati. Jijik, kesal dan amarah langsung memenuhi pikirannya.
Merasa jengah, Indah memilih untuk berdiam di tempat hanya beberapa saat, karena sejurus kemudian Ia berlarian ke depan, berharap Danang belum membukakan pintu.
Kecewa, karena Danang ternyata sudah membuka pintu dan Indah menatap punggung lelaki yang sedang berbincang dengan adiknya itu.
Untuk beberapa detik Indah larut dalam pikirannya. Punggung itu sama seperti punggung laki-laki yang Ia taksir.
Siapa lagi jika bukan Jodi? pemuda tampan anak bosnya.
Ingin menyapa, tapi Indah takut salah orang. Bagaimana jika itu hanya perasaannya saja? bagaimana jika itu orang yang hanya mirip Jodi?
"Indah?"
Indah terhenyak saat tubuh itu berbalik dengan cepat dan memanggil namanya.
Gadis itu tersadar dari lamunannya dan hanya mengulas senyum kikuk. Ia tertunduk malu karena menemui sosok yang ternyata Jodi itu, dalam keadaan belum mandi.
"Ka--Kak Jodi?" lirihnya saat sosok itu mendekat. Jantungnya berdegup kian kencang, seiring aroma harum yang menguar dari tubuh pemuda idamannya itu.
"Indah ... Aku kemari ingin menyampaikan sesuatu, Aku ...,"
"Ma--maaf, Kak. Indah harus cepat-cepat kembali ke Rumah Sakit, hari ini Ibu pulang, dan Indah harus kembali dengan segera," Indah memotong begitu saja ucapan Jodi.
Bukannya marah atau kecewa, Jodi malah tampak semangat.
"Ayo, Kita jemput bersama. Bawa sekalian adik-adikmu. Aku akan antar,"
Indah menatap lamat-lamat pemuda itu. Seolah tak percaya, di antara dahaga yang menerpa, Jodi datang sebagai penyegar.
Indah lalu meminta diri untuk mandi dan bersiap-siap, sementara Jodi dan kedua adiknya menunggu di dalam mobil.
Lagi-lagi ada sepasang mata mengintai setiap gerak-gerik pergerakan di rumah Indah. Bak CCTV yang selalu memantau dengan hati dengki.
"Dasar sok suci, gonta-ganti lelaki sesuka hati, sampai suamiku pun di curi!"
"Najis! musuh dalam selimut sepertimu harus merasakan sakit melebihi yang Aku rasakan saat ini!"
Brakk!
Wanita itu berbalik dan masuk ke rumah dengan menghentak pintu. Dentuman keras itu sempat membuat Indah terjingkat dan melirik ke arah rumah Yayuk Jamillah saat Ia sedang mengunci pintu rumahnya.
Perasaan sedih menyergap begitu saja, karena sejak Ia pulang, Ia tak melihat sosok wanita yang sangat ramah dengannya itu. Seketika Ia rindu, meski di hatinya tetap ragu. Apa tanggapan wanita itu nantinya jika Ia tau suaminya ingin menjadikannya istri kedua?
Tin! tin!
Suara klakson mobil menyadarkan Indah dari lamunan. Ia bergegas saat Danang dan Jodi memanggilnya dari dalam mobil.
Suara deru kendaraan terdengar memecah keheningan di sekitar rumah Indah yang asri.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan rumah Indah, menuju rumah sakit yang jarak nya lumayan jauh.