13. Mencoba

3K 221 8
                                    

Setelah insiden memalukan yang meruntuhkan seluruh harga diri Zaigham itu, suami Miyaz tersebut sangat marah, dia meninggalkan Miyaz begitu saja. Memasuki kamarnya dengan penuh emosi.

Blam.

Bunyi pintu yang dibanting itu jadi tanda betapa kesal dan malunya Zaigham. Sedangkan Miyaz masih cengo, di depan pintu atas apa yang baru saja dirasakannya dan kemarahan Zaigham.

Miyaz terdiam. Bingung mau mengetuk atau membiarkannya saja.

"Emang gue salah ya kalau tanya kayak gitu?" Miyaz garuk belakang kepalanya.

Lalu dia putuskan mengetuk pintu kamar Zaigham. "Gam... aku minta maaf, aku nggak maksud bikin kamu malu."

"Gam, aku bakal lupain yang tadi,"

"Zaigham!!"

Tapi tidak ada jawaban. Karena malam sudah larut jadi Miyaz putuskan untuk kembali ke kamarnya.

Lompat ke arah ranjang dan menatap langit kamar. Lalu matanya melirik pada foto pernikahannya yang terpampang indah di dinding.

 Lalu matanya melirik pada foto pernikahannya yang terpampang indah di dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Foto penuh senyum kepalsuan antara keduanya. Tapi apa tidak bisa senyum itu berubah menjadi ketulusan dan penuh cinta suatu saat nanti?

Miyaz hanya punya waktu satu tahun untuk pernikahan ini. Bisakah dia membuat Zaigham jatuh cinta jika pria itupun tidak pernah membuka hatinya.

"Ck, bodo amat setahun, sebulan aja sama gue lo pasti ngesot-ngesot Gam," monolog Miyaz dengan optimis. Dia tidak cocok untuk mellow.

Sudah cukup dia menangisi Zaigham tadi. Kalau pria itu bahkan tergoda akan Miyaz, bukan tidak mungkin jika besok memang benar-benar menjadi ayah dari anaknya kan? Tidak ada yang tidak mungkin.

Sedangkan di sisi lain setelah membanting pintu kamarnya dengan keras, Zaigham langsung benturkan kepalanya berulang kali ke dinding.

Masih dia dengar teriakan dan ocehan Miyaz di luar sana yang membuatnya semakin malu.

Bisa-bisanya 'si adik' bangun setelah godaan wanita gila seperti Miyaz. Sungguh di luar nalar, padahal Zaigham yakin dirinya tidak akan semudah itu untuk birahi.

Namun kini seolah benar-benar dia jilat ludahnya sendiri. Si kecil yang tidak kecil itu malah dengan lancang unjuk diri.

Lalu, mau ditaruh di mana mukanya ini?

Miyaz dan otak liciknya tidak akan berhenti sampai di sini. Apa perlu Zaigham beli obat anti ereksi?

Tapi nanti kalau Miyaz terus menggoda dan Zaigham juga terus mengonsumsi, apa tidak jadi impoten sungguhan dia?

Bukankah itu lebih memalukan?

'Emang wanita edyan!' maki Zaigham dalam hati.

Setelah tidak lagi terdengar suara Miyaz dari luar, baru dia tarik napasnya lega. Adiknya sudah kembali tidur nyenyak sejak Miyaz mengejeknya.

Marriage ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang