1.8

22 6 0
                                    

Keesokan harinya, matahari berhasil membangunkan kedua insan yang saling berpelukan satu sama lain.

Ha-Neul membuka matanya perlahan sambil mengembalikan kesadarannya, dan melihat seorang laki-laki tampan kini sedang memeluknya dengan bertelanjang dada.

Ha-Neul yang kaget melihatnya, sontak langsung berteriak sambil mendorong laki-laki itu, yang tak lain adalah Kang-Dae sampai terjatuh dari ranjang.

"Aduh!! Lo kenapa sih anjing?!!" ucap Kang-Dae yang kesal sambil kembali ke ranjangnya.

"Lo ngapain di kamar gue?! Terus ga pake baju lagi, lo abis apain gue Daejing?!!" ucap Ha-Neul, sambil menutupi badannya yang masih berpakaian lengkap walaupun sedikit berantakan.

"Lo sendiri yang semalem ke kamar gua, nyerocos ga jelas sambil mabok, terus tiba-tiba lo nampar gua, nih masih ada bekasnya!" jelas Kang-Dae yang memperlihatkan bekas tamparan di pipi kirinya.

Ha-Neul yang melihatnya mulai memeriksa sekitar, lalu kembali ke pakaiannya yang masih menempel di badannya.

"Tangan lo masih sakit?" tiba-tiba Kang-Dae bertanya sambil memakai kembali kaosnya.

"Engga terlalu, tapi masih ngilu." jawab Ha-Neul, lalu melihat perbannya kini sudah dipenuhi dengan darah, akibat dia sering menggerak-gerakan tangannya.

"Berdarah lagi? Kalo gitu lo gausah ke sekolah aja, ijin sama guru, biar lo di rumah, istirahat!"

"Iya deh, lagian gue juga masih males ke sekolah gara-gara luka ini."

"Bagus.. Sekarang pergi ke kamar lo, atau...,"

Ha-Neul yang hendak berdiri, dibuat penasaran oleh Kang-Dae yang sengaja menggantung perkataannya.

"Atau apa?"

"Atau gue perkosa lo, disini." seringai Kang-Dae yang berhasil membuat sebuah bantal mendarat di wajahnya.

"Gausah ngadi-ngadi! Atau gue putusin burung kesayangan lo!"

Ha-Neul yang memang memiliki watak yang keras dan terkesan galak pun, tidak takut dengan ancaman Kang-Dae dan bahkan dia malah melawan Kang-Dae yang bahkan semua orang di rumah itu pun enggan melakukannya.

- Flashback -

Memperlihatkan Ha-Neul yang ditarik paksa ke dalam sebuah ruangan di dalam kafe milik Ha-Yeon..

"Lo ngapain semalem sama perampok itu?" tanya Ha-Yeon penuh curiga pada adiknya.

"Kenapa lo jadi kayak gini sih, Neul? Kenapa lo jadi ikutan sama berandalan kayak gitu? Kenapa Neul, kenapa?! Jawab!!" lanjut Ha-Yeon yang mengguncang-guncangkan bahu Ha-Neul.

"Aduh!! Sakit tau, lo kan yang nembak gue semalem?" ucap Ha-Neul yang mengaduh ketika Ha-Yeon mencengkram bahunya.

"Gue gatau kalo itu lo, lo juga ngapain sih pake segala ikut ngerampok, lo tau ga itu tuh anak perusahaan milik Oh Group!" ucap Ha-Yeon, sambil membawa adiknya untuk duduk di sofa.

"Terus kenapa kalo milik Oh Group? Emang itu penting buat gue?" sebal Ha-Neul yang masih mengusap bahunya yang sakit.

"Lo tau siapa pemilik perusahaan Oh Group? Oh Se-Hun, dia pria yang kejam, dia bisa aja ngebunuh siapapun yang berani mengusik miliknya, termasuk anak perusahaannya." jelas Ha-Yeon.

"Gue gatau apa-apa soal mereka, gue cuman jalanin kerjaan gue udah gitu aja." timpal Ha-Neul.

"Tunggu, kerjaan?" tiba-tiba Ha-Yeon mengingat jika ada tanda dari blackwolf yang sengaja mereka tinggalkan di pintu brangkas.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang