0019

428 30 0
                                    

hai anj(◕ᴗ◕✿)mampir di wp watashi yng sebelah ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hai anj(◕ᴗ◕✿)
mampir di wp watashi yng sebelah ya?

okem, selamat membaca

**

Terkadang kita perlu untuk tidak terlalu mempercayai seseorang yang kita anggap baik, karena itu bisa saja melukai diri kita sendiri. Rasa sakit pasti ada, akan tetapi bertindak pun tidak bisa.

“Sialan.”

Darah segar mengalir dari hidung laki-laki yang sedang terduduk di kamarnya itu, tidak ada pencerahan lebih selain cahaya bulan yang masuk melewati celah-celah. Perkiraannya empat tahun lalu itu benar. Pria sejati yang dicintainya ternyata tidak lain dengan bajingan gila, dia bersumpah akan membenci pria itu seumur hidupnya. Tetapi tidak dengan adiknya, mungkin?

Kamu enggak bisa nyalain mereka dalam masalah ini, dia adik kamu. Yang pantas kamu benci itu papamu.

Memijat pelipisnya dengan gerakan memutar, kepalanya terasa sangat pusing. Dia menyandarkan punggungnya di tumpukan bantal yang dia susun, tiba-tiba saja dia teringat seorang gadis cantik yang dia temui waktu itu.

Bayangan bagaimana dulu dia tak henti-hentinya berdecak kagum seraya memandangi sosok Ara, pahatan hidungnya yang mancung sempurna, manik cemerlangnya yang seperti menyimpan galaksi didalamnya, juga garis wajah yang nyaris benar-benar mirip dengannya.

“Pantesan gue enggak asing, ternyata diri gue sendiri.”

**

“Kenapa mereka?” Tanya Heiko yang sedang melirik Jaemin juga Jeno.

Bagaimana bisa dua orang yang selalu ceria kini berubah murung, Heiko benar-benar tidak menyangka.

“Lo kenapa deh, Jen?”

Helaan nafas berat terdengar dengan jawaban yang Jeno lontarkan, "Mama gue pulang ke Korea. Gue kesepian."

“Lah? Palingan nanti juga balik. Gue pikir lo lagi kena musibah, makanya itu wajah lo tekuk mulu dari tadi.”

Jeno tidak lagi menjawab, dia hanya diam seraya mengaduk-aduk jus mangga miliknya. “Sedotan, Jae.”

Dua sedotan yang masih terbungkus plastik Jeno terima, seseorang yang memberinya hanya bergumam seraya menyerahkan sedotan itu.

Thanks.”

Jaemin mengangguk.

“Jae. Lo kenapa, sih? Om Mingyu bangkrut? Kenapa wajah lo ngeselin banget diliat, gue pingin mukul tau nggak?” Kesalnya, dengan sengaja Heiko melempar sendok kearah Jaemin dan membuat Jaemin geram.

𝐏𝐀𝐏𝐀 - 𝐉𝐀𝐄𝐇𝐘𝐔𝐍 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang