14. Tenang

152 38 3
                                    

'Jangan pernah takut, akan aku pastikan menghalau semua hal yang menakutkan hanya untukmu.'

Hidupkan Hidupmu

~Thierogiara

***

Jarvis membawa Hanna ke rumahnya, rumah yang belakangan juga menjadi tempat berlindung untuk Hanna. Untuk mereka berdua, Jarvis tidak tahu apa yang terjadi dengan Hanna tapi sangat yakin kalau mulai saat ini dia tidak akan pernah meninggalkan Hanna apa pun alasannya. Kepeduliannya akhirnya dia sadari bahwa dia bukan lagi memakai logika sebagai manusia, tapi hatinya memang menginginkan dia untuk selalu menjaga Hanna, memberikan yang terbaik untuk Hanna sebisanya.

Jarvis menemani Hanna di kamarnya karena sepertinya gadis ini demam.

"Aku lagi sakit, mending kamu nggak dekat-dekat, entar kamu ketularan." Hanna mengingatkan, dalam dirinya ada sebuah virus menular dan itu akan membuat Jarvis meminum obat selamanya kalau dia nekat terus berurusan dengan Hanna.

Jarvis hanya diam, dia memilih untuk tidak mendengarkan Hanna, dia memutuskan untuk menarik selimut untuk menutup seluruh tubuh Hanna. Dia melihat sendiri leher Hanna dan menyimpulkan sendiri hal menjijikkan apa yang sudah terjadi.

Anggaplah Jarvis adalah seorang pengecut, dia memang pengecut, dia memang tidak begitu berani untuk benar-benar tahu apa yang terjadi. Dia masih menjadi seseorang yang hanya akan melindungi Hanna, bukan seseorang yang berani tahu masa lalu wanita itu.

Air mata Hanna meluruh begitu saja, Jarvis langsung mengulurkan tangannya untuk menghapus jejak air mata Hanna. Hanna menggelengkan kepalanya, dia tidak mau kalau sampai Jarvis menghapus air matanya. Karena di dalam air matanya juga pasti terdapat virus mengerikan ini.

Jiwa Jarvis malah meronta-ronta, dia malah ingin mendekap tubuh Hanna, memberikan perlindungan sebaik yang bisa dia lakukan. Hanna mulai menjadi alasan kenapa dia melangkah dalam kehidupan ini, jadi Jarvis akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Hanna.

"Jangan terlalu baik sama aku, aku ini cuma sampah." Hanna mulai terisak, karena ada banyak orang jahat, ada banyak kesakitan di dalam hidupnya ini, akhirnya Hanna sulit percaya kalau ada orang baik di dalam hidupnya, akhirnya dia sulit untuk yakin bahwa segala kebaikan Jarvis karena dia memang benar-benar baik.

"Aku akan selalu di sini, menjaga kamu, jangan pernah menolak Han, karena aku akan sangat merasa bersalah kalau sampai nggak bisa memastikan kamu baik-baik aja."

Jarvis sudah tahu semuanya, sudah tahu pola kejahatannya dan apa saja yang membuat Hanna menjadi trauma dan itu semua membuat Jarvis merasa kalau dia tidak bisa hanya diam, dia harus menjaga Hanna, bukan demi Hanna, tapi demi perasaannya sendiri, demi hatinya sendiri, demi semua hal yang ingin dia pastikan baik-baik saja sampai akhir hidupnya.

Bahkan sekarang ini setelah tahu apa yang Hanna lakukan untuk menjadi upaya balas dendam, Jarvis sangat merasa bersalah untuk itu, Hanna tidak seharusnya bergerak sendirian untuk membalas dendam, mereka bisa melakukannya bersama karena Jarvis juga rasanya ingin membunuh para bedebah tersebut.

***

Tidak tahu kehidupan seperti apa yang akan mereka jalani ke depannya. Jarvis banyak diam, banyak merenung dan tidak tahu apa yang sebenarnya membuat perasaannya menjadi tidak enak, satu hal bahwa kini dia tahu apa yang menyakiti Hanna selama ini dan dia tidak ingin itu terjadi di dalam hidup Hanna secara berulang, dia memang bukan super hiro, bukan seorang pria bermental baja atau sesosoi yang memiliki kekuatan mistis, tapi dia benar-benar merasa bahwa dia seketika menjadi kuat saat tahu Hanna tidak berada dalam kondisi yang baik-baik saja.

Jarvis banyak melamun, memikirkan bagaimana nasib seorang Hanna, bagaimana mungkin dia harus mengalami ini semua, bagaimana bisa gadis yang sebenarnya kurang beruntung dalam segala hal malah seolah kehilangan dirinya sendiri?

Sampai akhirnya dia mendengar suara pintu terbuka dan Hanna sedang tertatih berusaha melangkah, dia membawa tasnya, serta membalut tubuhnya dengan jaket. Jarvis yang melihat itu tentu tidak bisa tinggal diam, dia kemudian menatap ke arah Hanna.

"Han!"

"Aku harus pergi dari sini, aku nggak tau sebanyak apa orang yang berada di balik Bagas dan aku mau menyelamatkan kamu!" Hanna langsung memberi penjelasan pada Jarvis karena memang dia tidak mau kalau sampai Jarvis kenapa-napa, dia tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri kalau sampai hanya karena dirinya, Jarvis jadi mengalami sesuatu yang berat di dalam hidupnya.

Hanna tidak mau menjadi beban untuk hidup Jarvis, tidak mau kalau sampai dirinya menjadi pengaruh buruk.

Jarvis langsung menahan bahu Hanna, berusaha menatap wajah wanita ini. "Sadar Han! Kamu nggak punya siapa-siapa selain aku!" Jarvis berusaha meyakinkan, karena Hanna mau ke mana? Menjadi gelandang adalah upaya bunuh diri, karena itu akan membuatnya sakit mental dan perlahan mati dengan sendirinya. Jarvis tidak mau Hanna pergi dalam kondisi seperti ini.

Hanna menatap Jarvis, bahkan dia tidak merasa kalau Jarvis adalah miliknya, Jarvis sama sekali bukan miliknya. Mereka hanya dua orang yang kebetulan bertemu dan harus menjalani kehidupan yang sulit ini, menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan ini.

"Kamu harus di sini!"

"Nanti kamu kenapa-napa!" Hanna masih bersikeras kalau dia tidak bisa, selain ada virus di dalam dirinya, juga karena Jarvis pantas dengan kehidupan yang lebih baik ke depannya, bukan malah memelihara wanita tidak berguna sepertinya.

"Aku nggak peduli!"

Hanna memejamkan matanya, memang hanya dia sendiri pasti yang tahu bagaimana rasa sakitnya, bagaimana perasaannya menjadi benalu di dalam kehidupan orang lain.

Hanna menatap Jarvis, Jarvis juga menatapnya. "Aku nggak peduli, bahkan kalau aku harus mati membusuk sama kamu di sini, lebih baik sama kamu."

"Aku cuma seseorang yang akan menghambat jalannya kehidupan kamu yang semula udah sangat baik." Hanna kemudian menundukkan kepalanya, dia tidak sekuat itu, dia akhirnya menangis. Jarvis tentu saja menariknya ke dalam pelukan, Hanna harus bahwa menangis di dalam pelukan Jarvis jauh lebih baik ketimbang menangis di jalanan sana. Jarvis bisa melindunginya sementara dia pasti akan sulit melindungi dirinya sendiri.

"Aku mau melindungi kamu, jadi jangan halangi aku Han." Jarvis membelai belakang kepala Hanna, berusaha memberikan pelukan hangat dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Tenang."

***

Haiii

Jangan lupa dukungannya ya...

Sehat selalu kita semua!

Hidupkan HidupmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang