JEON JUNGKOOK X KIM TAEHYUNG
OLD YOUNGANGST
...........................
"Maaf anda kami tangkap, atas pencemaran nama baik keluarga Jeon. Jadi mohon kerja samanya ikut kami ke kanto kepolisian."
Taehyung pov
'Aku lahir dan di besarkan oleh keluarga yang sederhana. Tidak hidup mewah, tidak juga miskin. Aku rasa itu yang disebut cukup.
Ayah dan ibu bukan orang yang mematok standar hidup harus kaya raya dengan segala gelimang harta yang harus di capai demi gengsi di jaman sekarang.
Aku sekolah pun di lingkungan yang biasa, karena di manapun kamu belajar. Asal sungguh-sungguh, sudah pasti nilai dan prestasi juga memihakku.
Begitulah aku.
Hidup sederhana tapi bahagia. Disayang semua orang, juga guru-guru. Kenangan masa kecil yang pahit pun sudah kulupakan.
Tapi kebahagiaan sederhana itu hilang saat aku naik ke kelas 2 menengah atas. Di situ pula aku mengenal sosok pendiam dengan julukan si Dingin Jungkook.
Pria itu tak seharusnya menyamar menjadi siswa sekolah hanya untuk mengawasi kinerja para guru di sekolahnya.
Singkat cerita, dia tertarik pada ku yang selalu menyendiri. Bukan tidak punya teman bukan. Aku sadar aku juga cukup populer. Hanya saja pribadiku memang tidak terlalu suka keramaian.
Jungkook sendiri merupakan siswa pindahan saat itu. Dan kali pertama kami bertatap mata. Dia seperti tidak mengalihkan tatapannya padaku seharian itu.
Kami sekelas bahkan menjadi chairmate. Agak risih sih, tapi mau gimana lagi. Yang kursinya kosong cuman diriku. Meski banyak teman sekelasku yang pada ribut rebutin dia buat duduk di sebelah mereka.
Jungkook itu tampan, dengan surai dark blue nya ia memangku kepalanya dengan tangan dan terus menatapku entah apa maksudnya.
"Mulai hari ini kau jadi pacarku!"
Apa maksudnya itu? Pernyataannya tersebut menggegerkan seluruh isi kelas. Terutama kaum wanita yang sedari tadi terus berisik membicarakan pria aneh ini.
"Tidak mau." jawab ku datar tanpa ekspresi. Makin hebohlah kelas ini.
Jujur, aku memang belum pernah pacaran. Dan tak pernah mau berpacaran. Meski pria itu Jungkook.
Jungkook tersenyum tipis. Bahkan pria di sampingnya ini tidak menoleh untuk menanggapi leluconnya tersebut.
Hingga pelajaran usai bahkan jam istirahat ia tak berhenti untuk tidak mengganggu ku. Dan itu terjadi untuk hari-hari seterusnya.
Kedekatan kami makin kentara saat aku bertemu Woosik yqng ikut pindah ke sekolah ini karena tuntutan keluarga. Dia sahabatku dari kami sekolah dasar. Mungkin Jungkook cemburu saat aku dan Woosik saling sapa dan kadang bercanda.
Hingga suatu saat, kesabaran Jungkook habis. Aku dan Woosik duduk di perpustakaan sambil membaca referensi materi yang di berikan oleh guru. Kebetulan Woosik dan aku tidak sekelas. Makanya kami bertemu hanya di saat pagi, jam istirahat dan waktu pulang.