SMP Negeri 12 Surabaya tempat dimana ada seorang anak cowok yang bernama Cyandra Hernawan yang dimana ia sangat terkenal dengan kenakalan di sekolahnya. Saat ini dia berusia 15 dan duduk di bangku kelas 9. Dia adalah cowok yang sangat suka membully dan membuat kericuhan di dalam lingkungan sekolah karena menurutnya buat apa peraturan sekolah dibuat tetapi banyak siswa dan siswi yang tidak melanggar dan peraturan itu dibuat untuk dilanggarkan. Andra selalu berkata begitu, karena kebanyakan orang orang yang selalu menegurnya ketika ia berbuat ulah.
Dan inilah kisah Andra.
"Huh, sekarang aku mau ngapain ya tiap hari aku sudah membully adek kelas dan teman sekolah sekarang mangsa ku siapa lagi ya aku gak ada teman gang sih jadinya aku bingung" ujar Andra sambil memainkan rambutnya yang sedikit berantakan. Setiap hari Andra selalu membully adek kelas dan teman sekolahnya karena ia ingin lebih dikenal dengan orang orang yang berada disekitar sekolah. 'Eh ada dekel tuh bisa kali ya aku palakin uangnya' gumam Andra, sedetik kemudian "woi dek, minta uang boleh kalo gak ngasih kakak laporin ke kepala sekolah" ujar Andra dengan tegas "gak, kakak gak boleh minta uang saya" kata adek itu "oke kakak laporin ke kepala sekolah" ancam Andra tetapi adek itu justru tidak takut "saya gak takut, saya anak kepala sekolah anda bisa aja asal laporin tetapi resiko anda, anda di diskors" kata adek itu.
'Duh, mana anak kepala sekolah lagi bisa bisa gue di diskors kan gak lucu' batin Andra "hadeh ya udah deh kamu aman" kata Andra sambil berlari kearah markas nya. 'Mau mau aja tuh kakel kena tipu gue' kata adek itu dalam hati.
Beberapa hari kemudian, Andra mendapatkan surat yang berisi tentang masa depannya 'Andra kamu harus tobat selagi masih ada waktu kamu itu gak boleh membully adek kelas sama kakel serta teman sekelas kamu, itu bahaya Ndra. Surat ini ditujukan untuk Andra dan dari Andra masa depan' isi surat itu yang membuat Andra kesal sekesal kesalnya karena menurutnya surat itu tidak berguna. 'Cih, surat nya gak mutu banget nyuruh nyuruh gue buat tobat' gumam Andra.
"Andraa ayo makan dulu dari siang kamu belum makan lho nanti sakit Ndra" kata mama Andra "Oke maa" ujar Andra. "Habis selesai makan bantu mama buat jemur jemur ya Ndra" kata mama Andra "buat apa sih ma, kan mama bisa sendiri Andra gak suka ngebantu mama ribet" ujar Andra dengan sedikit nada tinggi "Andra kok gitu sayang, bantu sedikit lah mama" kata mama nya "gak deh gak dulu ma" timpal Andra.
'Buat apa sih bantu mama, kan ribet ya disuruh ini itu aku kan capek' batin Andra sambil membersihkan kamarnya yang penuh dengan sampah kertas. "ANDRA KAMU BISA BANTU MAMA GAK" ujar Mama Andra sambil berteriak "GAK BISA MA, ANDRA SEDANG BERSIH BERSIH KAMAR" ujar Andra yang tak kalah kencang dengan mama nya. Beberapa menit kemudian Andra kepeleset di lantai kamarnya "aduh sakit tapi gak seberapa" kata Andra sedikit berbisik "Ndra kamu gak papa" kata mamanya yang tiba tiba sudah sampai depan kamar Andra "gapapa ma, cuma lecet dikit" kata Andra.
Senin pun tiba Andra langsung bergegas mandi dan sarapan lalu berangkat kesekolah. Tetapi Andra mempunyai hambatan lain yaitu ban motor nya bocor ditengah jalan, sehingga Andra terlambat ke sekolah. 'Kok bocor sekarang sih kok gak nanti aja bikin aku telat sekolah' batin Andra. Tiba tiba "woi Andra, kamu kenapa" ucap Beni teman sebangku Andra sebenarnya Beni tidak ingin bertemu dengan Andra tetapi itu hanyalah takdir "ban gue bocor" kata Andra.
"Ealah gitu doang mau nebeng gue gak?" tawar Beni yang kasihan dengan Andra "boleh terus motor gue gimana" tanya Andra "siang gue anter lagi ke bengkel kan gampang Ndra" kata Beni, dan dijawab anggukan oleh Andra.
Sesampainya disekolah Andra dan Beni terlambat sehingga mereka terkunci di luar pagar, tetapi Beni lupa bahwa Andra adalah seorang pentolan disekolah itu jadinya Andra sudah terbiasa untuk memanjat pagar yang menjulang tinggi "Ben, mau gue bantu gak selagi gue bisa" tawar Andra yang sudah berhasil melewati pagar itu "gak deh gue takut dimarahin sama kepsek" kata Beni "ah payah lo yaudah gue duluan" kata Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Yang Menyesal.
Short StoryDirinya dimasa depan mengiriminya surat berisi nasehat untuk menyelesaikan penyesalannya Cerita ini murni dari penulis