"Apaan sih Za!" Rayen menghempas lengan Aza yang menarik dirinya.
"Kamu yang apa-apaan!"
Rayen berdecak mengalihkan kontak matanya dengan Aza yang menatap tajam pada dirinya.
"Lihat aku Ray!" Kata Aza sembari sedikit mendorong tubuh Rayen agar mau menatap dirinya.
"Mau apa?"
"Aku, mau kamu gak ikut-ikutan balapan liar!"
Rayen sedikit tertawa mendengar kalimat yang barusan Aza keluarkan. "Gue? Ikut balap liar?" Laki-laki itu menaikkan satu sudut bibirnya. "Jangan gila, gue cuma mau nonton aja."
Aza menelan ludahnya kasar, sedikit menahan malu karena sikapnya tadi. "Makanya jangan negatif thinking." Rayen menoel cepat hidung Aza. "Loe ngapain malem-malem gini di luar? Mau ngejamet?" Lanjutnya bertanya.
"Enggak! Tadi dari toko buku, sama Aulia. Tuh dia di taksi."
"Terus kenapa loe turun, terus nyamperin gue?"
"Yakan, Aza liat Rayen lagi di sini. Aza kira Rayen mau ikutan balapan liar, Aza takut Rayen kenapa-napa nanti." Tutur Aza menjelaskan isi hatinya.
Rayen berdencih. "Segitunya,"
"Bukan segitunya Ray, Aza cuma kepikiran sama tadi di sekolah. Aza pikir Rayen marah terus mau ngeluapin semuanya dengan cara balapan liar, kayak yang di film-film itu. Aza takut Rayen marah, Aza takut Rayen kenapa-napa, Aza takut Rayen pergi, Az-" Belum lagi ucapannya usai, Rayen menutup bibir gadis itu dengan jari kelingkingnya.
Tanpa balasan suara sedikitpun perlahan Rayen mengusap lembut pucuk kepala Aza dengan penuh kehalusan. "Gue gak marah, cuma tadi buru-buru. Salah satu temen gue tiba-tiba masuk rumah sakit."
***
"Rayen mana sih?!" Desta berjalan membelah kerumunan dengan celingak-celinguk mencari sang empu yang ia cari. "Tiba-tiba ngilang gituuu aja.. Dah gila tu orang!"
"Desta!" Seru seseorang dari belakang tubuhnya yang berjalan mendekat.
Desta yang mendengar sesaat merasa bingung mencari-cari siapa yang memanggilnya hingga ia menyadari siapa yang datang.
"Dari mana aja loe? Gue cariin juga!"
Orang itu Rayen yang berjalan cepat menghampiri Desta yang sudah dibuatnya kesal.
"Agus kecelakaan di pertigaan, sekarang anak-anak yang lainnya lagi mau ke rumah sakit."
Wajah Desta dibuat terkejut. "Loe serius?"
"Gila aja gue bercanda di saat kondisi kayak gini! Sedangkan kejadiannya baru aja terjadi di depan mata kepala gue." Tungkasnya.
Flashback...
"Haha... Aduhhh.." Rayen meringis ketika mendapat cubitan dari Aza yang menahan malu.
"Terus kenapa kamu marah sama aku, ketika aku cuma mau berdua sama kamu?" Laki-laki itu menatap dengan sorot matanya. "Udah bosen atau udah gak mau?"
"Ray..."
Ckiiittt... Brukh...
Suara dentuman yang besar terdengar setelah sesuatu yang saling bertabrakan. Rayen yang mendengar dan menyadari bahwa baru saja terjadi kecelakaan, membuat laki-laki itu mencari dari mana arah sumber suara itu.
Ketika ia melihat sudut pertigaan yang sudah nyaris dikerumuni dengan segera ia mencari celah dan mengambil serpihan motor yang mengingatkan ia dengan salah satu temannya yang ikut serta dalam balap liar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Milik 'Ku [On Going]
Ficção AdolescenteKita dibuat untuk menjalani takdir dan mencintai takdir. Terutama menghargai setiap momen dalam perjalanan hidup. Banyak typo! WARNING ⚠️ ▪️CERITA INI TIDAK DI TULIS ATAU BERADA PADA APLIKASI NOVEL ATAU BACAAN LAIN. INGAT! ▪️CERITA INI HANYA DI...