Sebenarnya Lorraine masih enggan untuk bertemu dengan Ezekiel, tapi Lorraine kali ini ingin mendengarkan saran Olivia. Lorraine tidak mau pergi dengan penyesalan nantinya, untuk yang terakhir kalinya Lorraine akan memberikan Ezekiel kesempatan.
Lorraine baru turun dari taxi, Lorraine sudah mendapati Ezekiel berdiri di depan gerbang rumahnya seolah memang sudah menunggu kepulangan Lorraine.
Ezekiel melangkah mendekati Lorraine, raut wajahnya terlihat khawatir. “Kau dari mana saja? Aku sudah ratusan kali mencoba menghubungi mu tapi tak kunjung kau angkat. Pesan ku pun tak ada satupun yang kau balas.”
“Handphone ku mati.” jawab Lorraine singkat.
“Kau pergi begitu saja dari kantor Ayah mu, ku pikir kau akan menunggu ku dan mendengarkan penjelasan ku tapi kau justru pergi begitu saja.”
“Aku sudah bertanya kepada mu Ezekiel, aku sudah tanya alasan mu kenapa kau menerima tawaran Ayah ku tapi kau hanya diam saja, kau bahkan buang muka tak mau menatap ku!” teriak Lorraine tak terima, ia jelas-jelas meminta Ezekiel menjelaskannya tapi Ezekiel lah yang menunjukkan wajah dingin setelah menerima tawaran Ayahnya, tak menatap Lorraine sedikitpun saat itu. Membuat hati Lorraine terkoyak.
Ezekiel melirik ke sekeliling, tak ingin ada orang yang mendengarkan perdebatannya dengan Lorraine. “Aku akan jelaskan, tapi bisa kita bicara di dalam? Aku tidak mau ada orang yang menonton apalagi merekam perdebatan kita.”
Lorraine menghela nafas berat, Lorraine memilih untuk masuk ke dalam rumahnya lebih dulu diikuti oleh Ezekiel dari belakang. Lorraine melempar tasnya ke atas meja dan duduk bersandar di sofa, kepala Lorraine terasa pening karna ia sudah berjam-jam menangis sebelumnya saat di rumah Olivia.
Ezekiel ikut duduk di samping Lorraine, Ezekiel bisa melihat lelah di wajah Lorraine, mata Lorraine yang bengkak karna menangis.
“Katakan Ezekiel, kenapa kau bohongi aku lagi. Kau bilang kau sudah tidak peduli soal perusahaan Ayah ku, kau bilang tidak ada yang kau inginkan di dunia ini selain mendapatkan cinta ku lagi. Kau juga yang menyemangati ku untuk melepas warisan ku tapi lihat sekarang, kau menerima tawaran Ayah ku! Apa jangan-jangan memang ini niat mu sejak awal? Kau rayu aku agar mau memaafkan mu lalu kau dukung aku untuk melepas jabatan ku agar kau bisa mengambilnya begitu?!”
Ezekiel dengan cepat menggeleng, bukan begitu. “Aku tidak main-main soal perasaan ku padamu Lorraine, aku benar-benar mencintai mu. Aku mendukung mu melepas warisan mu bukan semata-mata karna aku ingin merebutnya, aku tahu kau tidak ingin mengemban beban itu maka aku mendukung keputusan mu.”
“Jawaban mu tidak membuat ku puas Ezekiel, kau jelas-jelas menerima tawaran Ayah ku padahal kau tahu syaratnya hubungan kita harus berakhir. Kau lebih memilih posisi di perusahaan sialan itu dibandingkan aku yang kau bilang sangat kau cintai.”
Ezekiel meraih tangan Lorraine dan menggenggamnya, “Kita tidak berpisah sungguhan, kita hanya berpisah di depan Ayah mu saja. Setelah aku gantikan posisi Ayah mu baru kita bisa dengan bebas kembali bersama, saat itu Ayah mu sudah tidak punya kuasa lagi untuk menentang hubungan kita ataupun bertindak semaunya karna posisinya telah berganti. Kau bilang kau tidak mau kan menggantikan posisi Ayah mu, biar aku saja yang lakukan. Kita tidak bisa buang kesempatan seperti ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Ezekiel - Neighbor With Benefit [END]
RomanceLorraine Morgan malu bukan main ketika ia sedang asik melakukan masturbasi demi melepas penat, kegiatan erotisnya itu justru ditonton secara langsung oleh duda yang tinggal di depan rumahnya. Semuanya hanya karena Lorraine lupa menutup pintu balkon...