Sekali lagi Marvin membuktikan jika dirinya bukan lah jenis pria yang gemar menebar janji manis. Sebagai bentuk permintaan maafnya pada Gianna, dia benar-benar mengajak wanita itu mampir ke salah satu pusat perbelanjaan.
"Mau beli apa?" tanya Marvin sembari menoleh ke wanita yang berjalan di sampingnya. Namun Gianna malah balik bertanya, "Nggak tau. Beli apa ya?"
Kebingungan Gianna bukan tanpa sebab, pasalnya baru beberapa hari yang lalu ia meminta dibelikan iPhone 13 Pro Max seharga 20 jutaan, sehingga kini dia merasa sedikit tidak enak jika minta dibelikan barang mahal lagi.
"Beli make up aja deh. Boleh kan?" Gianna meminta persetujuan Marvin. Bagaimanapun juga pria itu lah yang nantinya akan membayar, jadi dia merasa perlu meminta izin pada si pemilik kartu.
Marvin hanya menganggukkan kepalanya. Gianna memang selalu di luar dugaan. Padahal dia bisa saja meminta sesuatu yang lebih bernilai seperti perhiasan, tapi wanita itu malah ingin membeli make up. That's too cheap for him.
Mereka berdua kini berjalan beriringan menuju salah satu gerai produk kecantikan ternama yang menjual ratusan merk kosmetik yang rata-rata merupakan produk high end.
Biasanya Gianna tak akan mau menginjakkan kakinya di tempat tersebut untuk membeli salah satu kebutuhan pokoknya sebagai wanita. Tapi berhubung kali ini dia datang dengan Marvin, maka dia langsung masuk saja tanpa banyak pertimbangan.
Wanita itu berkeliling kesana kemari untuk melihat-lihat produk kecantikan dari berbagai merek mahal. Awalnya dia hanya berniat untuk membeli lipstik, tapi ia jadi lapar mata begitu melihat serangkaian produk dari berbagai kategori mulai dari skincare, makeup, parfum, serta produk perawatan tubuh lain terpampang dengan begitu indahnya.
Tempat ini selayaknya surga bagi kaum wanita. Terlebih lagi bagi wanita seperti Gianna yang memang cukup gemar bersolek dan mempercantik diri.
Marvin sejak tadi hanya mengekor kemanapun Gianna pergi. Begitu pun ketika wanita itu berbincang dengan salah satu beauty advisor, dia hanya berdiri di belakangnya sambil diam-diam ikut mendengarkan.
Dia nyaris tidak paham dengan topik yang sedang dua wanita itu bicarakan, satu-satunya hal yang dapat dia tangkap adalah Gianna sedang mencari rekomendasi lipstik transferproof yang long lasting.
"Sekalian beli lipstik yang kissproof," celetuk Marvin yang langsung dihadiahi cubitan di perutnya. Pelakunya? Tentu saja Gianna.
Wanita itu menatap Marvin dengan tatapan horror. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa pria itu mengucapkan kalimat tersebut dengan lantang seolah tak punya rasa malu.
Si Beauty advisor pun kini mengarahkan Gianna pada deretan lip product dari beberapa merk ternama seperti Dior, Givenchy, MAC, Bobbi Brown, Lancome, dan yang lainnya.
Awalnya pilihan Gianna jatuh pada matte lipstick MAC, namun dia tampak bimbang setelah melihat bahwa lipstik Dior ternyata memiliki shade yang lebih cantik. Kini kedua merk lipstik tersebut jadi terlihat sama bagus di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Benefits [✓]
FanfictionMarvin dan Gianna memang telah sepakat untuk menjalin hubungan yang cukup rumit tanpa melibatkan perasaan di dalamnya. Namun mereka bisa apa jika takdir malah berkata sebaliknya? ©️zrstly, 2022