Bab 21 | Rintihan Rindu

50 6 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Raiga Denindra - Rintihan Rindu

***

Bab 21 | Rintihan Rindu

Walau diantara kita terhalang ruang dan waktu tapi kesetiaan ini takkan berubah

***

"Yey!"

Daniel bersorak di dalam kamar dan langsung menjadi pusat perhatian hingga semua orang di sana langsung menatap dengan penuh tanda tanya. Termasuk iqbal yang sedang asyik belajar pada saat seminar tadi.

"Elo kenapa Kak?" tanya Iqbal.

"Tadi gue denger kata salah satu panitia bahwa nanti jam 3 sore kita di perbolehkan untuk menghubungi keluarga kita masing-masing," sorak Daniel dengan makin heboh.

Bukan hanya Daniel yang heboh melainkan semua orang yang ada di sana pun heboh pasalnya memang sudah menjadi aturan di mana mereka tidak boleh memegang alat komunikasi apapun selama berada di sini karena takut mengganggu konsentrasi mereka jadi inilah saatnya bagi mereka untuk melepaskan rasa rindu mereka.

"Kira-kira berapa lama?" tanya Iqbal penasaran.

"Mudah-mudahan aja lama," doa Daniel.

Dan langsung di aminkan oleh semuanya. Lalu setelah itu iqbal kembali membaca apa yang ia pelajari karena memang dia butuh pengajaran ekstra.

"Udahlah Bal, jangan baca buku terus. Kasihan matamu istirahat lah sejenak," ucap Salim mengingatkan.

"Eh ya Lim, tanggung nih bentar lagi," jawab Iqbal yang matanya masih fokus ke arah buku itu.

Jadi memang selama di sini iqbal mendapatkan lebih banyak pengetahuan karena ini merupakan tema Putra Putri indonesia jadi dia bukan mendapatkan wawasan tentang pendidikan saja melainkan tentang pariwisata, kebudayaan, ekonomi politik dan lain sebagainya.

Jadi iya harus membaca semua materi itu karena seperti yang iqbal tahu di televisi televisi bahwa acara seperti ini akan disiarkan secara live dan beberapa pertanyaan mungkin akan ada sesuai materi yang disampaikan disini. Bukan hanya tentang materi yang ia dapatkan juga beberapa praktek dan tata cara yang baik di depan audiens, disini juga di bahas tentang menggunakan internet dengan bijak jangan di gunakan sembarangan.

"Eh btw. Kalo kalian dapat giliran buat ngobrol sama orang tua kita atau orang yang ada di rumah apa yang lo mau sampaikan?" tanya Daniel kembali membahas itu.

"Yang terpenting gue mau curhat sih," sahut Salim.

"Curhat doang?" Daniel heran.

"Ya iyalah, masa iya iya dong."

"Kalo lo Fauzan." Daniel bertanya kepada Fauzan.

"Gue sih sama kayak Salim,"

Daniel memajukan bibirnya "Lah gak asik lho,"

Lalu Daniel bangkit menghampiri Iqbal. "Kalo lo Bal, jangan bilang lo sama kayak mereka berdua lagi,"

Mendengarkan rekannya bertanya membuat Iqbal sedikit berpikir. Biasa saja ia mengucapkan kepada Daniel 'gue kangen sama Abang gue deh' mungkin itu yang akan di ucapkan tapi ia berpikir ulang dan memilih jawaban lain, rasa egoisnya melebihi rasa sayang nya.

BBS [5] Wahyu Iqbal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang