ikatan

458 36 13
                                    

Lampu merah berubah menjadi hijau, menandakan jika operasi telah usai. Tak lama seseorang keluar diri ruang operasi dengan kondisi penuh peluh keringat, tak ada yang ingin bertanya bagaimana operasi gagal apa berhasil.

Karena pria bersurai dwiwarna itu langsung pergi tanpa seucap kata pun, namun tak lama seseorang dokter cantik keluar dari ruang operasi yang sama dengan ruang operasi yang di tangani Rindou, dia adalah Akane Kakak Inui Seishu.

"Akane bagaimana hasil operasinya." Tanya Koko bersamaan dengan anggukan semua orang di sana.

"Operasinya lancar, Sanzu dan Ran bisa di selamatkan." Jawab Akane sambil tersenyum.

"Syukurlah."

Mikey yang menderanya langsung memeluk Draken, dia sangat takut jika sesuatu terjadi di kepala Sanzu dan juga Ran, baik bagaimana pun juga mereka adalah tanggung jawabnya sebagai ketua geng.

Setelah mendapat kabar mengharuskan ini Mitsuya langsung menemui Rindou, yang terlihat bersama Yuzuha.

"Rin."

"Apa?"

"Maaf telah berburuk sangka."

"Entahlah, saat aku di ruang operasi perasaan ingin membunuh berubah menjadi ingin menolong."

Sebagai seorang dokter, ataupun pekerjaan profesi lainnya harus memiliki jiwa profesionalisme. Dan saat inilah Rindou menunjukkan pada dunia jika di bisa menjalankan tugas, walau itu kepada orang yang dia benci.

"Suya, Rin merasa gundah Rin membenci kak Ran tapi Rin juga menyayangi kak Ran."

Mitsuya tau itu, dia tau jika hubungan Rindou dan Ran tidak akan pernah putus, walau mereka tidak saudara kandung tetapi ikatan batin mereka melebihi semuanya.

"Aku sangat senang bisa memiliki sepupu seperti mu kak Rindou."

Saat ini Mitsuya sedang menepuk nepuk kepala Rindou, dia tidak sadar telah membuat sang sepupu menyeringai menakutkan.

"Kalo senang di ajak ngewe dong bukan dielus-elus saja."

Kata-kata yang seharusnya tidak di dengar Mitsuya sukses membuat pemuda bersurai lilac itu blush saking malunya, terlebih Rindou malah menggendongnya ala bridal style.

"Rindou goblok."

***

Hari telah berganti, tak terasa sudah dua hari telah berlalu, setelah operasi itu di jalankan Ran belum sadarkan diri, sedangkan Sanzu dia terlihat lemah.

Sempat terbersit di benak Mikey jika ketidak sadaran Ran ada sangkut pautnya dengan Rindou. Tapi keren tidak memiliki bukti dia memiliki diam, mengingat emosinya yang tak terkontrol dan terlebih dari itu Mikey saat ini tengah hamil muda.

"Dimana ini rasanya kepalaku pusing."

Samar-samar Ran mulai membuka kedua matanya, pemandangan pertama yang dia lihat adalah kepala sahabat lamanya. 'Izana.'

Erangan kecil keluar dari mulut Ran saat pemuda itu bisa merasa salah satu jarum suntik tidak sengaja di cabut.

"Aahhh cih sakit."

Tak selang lama dia berusaha mencabut semua alat medis yang ada di tubuhnya.

Ran sama sekali tidak memperdulikan kesehatannya, bahkan di otaknya hanya Sanzu seorang. Pikiran Ran makin pusing terlebih di ruangan itu hanya ada Izana, kenapa harus Izana dan yang lainnya pada pergi kemana?

"Ran kau sudah sadar."

"Sanzu dimana bagaimana keadaannya?"

"Apa-apaan ini Ran, kenapa kau lepas semua alat medis ini?"

can you love me sanzu (Ran x Sanzu x Rindou) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang