" hargailah selagi masih ada .... karna saat itu menghilang hanya penyesalan yang akan kau dapatkan ". Halilintar teringat akan kata kata dari Moli saat dia tak sengaja berpapasan sehabis menuntaskan latihannya dengan yang lain, Moli mengatakan itu sembari menatap tajam mereka semua tak terkecuali adik dari patnernya Fang. Halilintar ingat jelas saat sebelum dia meminta yang lain untuk memulai menggunakan panggilan saudara dan mulai menerima ikatan yang telah di berikan oleh tuannya ini.
Namun setelah mendengar itu hatinya tak henti merasa sakit, dia sadar mereka telah menyia nyiakan sebuah kasih sayang yang tulus, mengingatkan kembali saat dia bertemu dengan Taufan, ingat akan betapa kosongnya tatapan sosok itu saat ini bahkan saat dia mengatakan maaf pun sosok itu hanya tersenyum dan berkata bahwa dia tak membenci mereka semua.
Halilintar dan semua saudaranya sebenarnya peduli dengan Taufan namun, tuduhan yang diarahkan dan juga bukti yang ada membuat kepedulian mereka memudar dikalahkan dengan rasa kecewa dan marah. Gengsi mereka lebih tinggi dibandingkan rasa peduli membuat mereka buta akan kebencian dan mencari cara agar bisa terbebas dari amarah yang membara ini, yaitu pelampiasan. Taufan sebagai tertuduh adalah pelampiasan yang cocok bagi mereka setelah diberatkan oleh tekanan misi, tanpa mereka sadari mereka menggores luka yang dalam pada hati rapuh itu. "Huh........ " helaan nafas panjang mengudara dalam keheningan kamar. Sampai suara ketokan pintu menghancurkan kesunyian itu.
"Tok .....tok...tok...."
Halilintar hanya melirik sebentar malas untuk beranjak dari kasurnya saat ini."Kak Hali, ini sudah waktunya ayo berkumpul di aula..." suara lembut Gempa mengembalikan kesadarannya bahwa saat ini adalah saat exsekusi akan berlansung.
"Baiklah " singkatnya. Dia tak tau bahwa dari balik pintu itu saudaranya yang lain menampakkan perasaan gusar akan exsekusi itu.
"Kak, apa sebaiknya kita katakan saja pada komandan untuk tidak melakukan exsekusi ini..?" Gempa bersuara dengan cemas, setelah mendengar kaadaan Taufan di sel penjara dan kejadian yang terjadi sebelumnya dari Blaze.
Gempa merasakan perasaan bersalah yang besar, dia berharap Hali akan mengiyakan permintaannya.
Halilintar mengambil pistol di mejanya dan menyembunyikannya di balik jaketnya, helaan nafas berat kembali mengudara " itu percuma Gem..! " Gempa tersentak mendengar jawaban sang kakak.
" TAPI KAK... KAKAK KAN BELUM MENCOBANYA...!! BAGAIMANA KAKAK TAU KALO ITU PERCUMA, APA KAU TAK PEDULI DENGANNYA..? " bentak Gempa kesal. Mengundang tatapan iba yang lain, kesal tentu saja dirasakan yang lain saat mendengar jawaban Halilintar.
" karna aku sudah mencobanya...." tegas Hali.
" Tapops tak akan mengubah hukumannya, meski kita memintanya ratusan kali. " lanjut Halilintar.
"Apa ....." ucap mereka berbarengan.
Tatapan Taufan bergetar saat mendapati wajah pucat di hadapannya. Bahkan dia yakin dengan satu serangan gadis ini akan ambruk kapan saja.
"Anu .... Gea kau yakin kau baik baik saja..? Kalau kau tak bisa eksekusinya bisa dilakukan oleh Ochobot saja " tawar Taufan sembari berjalan di belakang sang gadis.
"Heh ..... di saat seperti ini, kau masih mengawatirkan orang lain.. ugh ... kawatirkan saja dirimu, bodoh " Gea memegang kepalanya yang terus berdenyut.
"........" Taufan terdiam, dia mempercepat langkahnya, tangannya meraih punggung gadis itu membantunya berjalan agar tak jatuh.
"Tenang saja aku akan melakukan hukumanmu tanpa rasa sakit kok...." seru sang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
how are you (BOBOIBOY AU)
FantasyTaufan adalah salah satu dari 7 element boboiboy, sudah setahun mereka berpecah dan sudah setahun juga menjalani misi di tapops bersama, namun tak seperti yang lain taufan berkembang sangat lambat dan membuat jengkel para penghuni tapops. Sampai...