Saat ini Amel sedang pusing pasalnya Shelin dan Reta ribut, Amel semakin pusing kala obrolan atau keributan yang mereka buat semakin tidak nyambung dengan topik obrolan awalnya.
Shelin dan Reta, mereka yang sedang berjalan menuju parkiran tiba-tiba saja ribut awalnya Reta hanya menanyakan kenapa Shelin selalu ga hadir dan memberitahukannya kalau bentar lagi mau ujian jadi jangan sampai absennya jadi banyak.
Shelin yang cepet kepancing emosi langsung memberitahu Reta bahwa dirinya mendadak sakit sehingga tidak bisa hadir ke sekolah.
"Kan udah gue bilang kalo gue sakit." jelas Shelin yang mulai terpancing emosi.
"Tapi yakali lo sakit terus sih Lin, denger ya Lin kita itu bentar lagi ujian kenaikan kelas lo jangan keseringan absen deh." ujar Reta memberitahu.
"Tapi gue kan udah izin Reta, lagian ngapain juga gue ga sekolah tanpa alasan yang jelas coba.''
Amel yang awalnya berada di tengan antara Shelin dan Reta pun menyuruh Shelin untuk pindah ke samping Reta supaya mereka lebih leluasa untuk ribut.
"Kalian jadi pusat perhatian tau," ucap Amel memberitahu kalau mereka menjadi pusat terhatian oleh siswa-siswi yang hendak pulang, karna posisi mereka saat ini di parkiran.
"Eh gue tau ya, jembatan yang lo lewati itu lagi diperbaiki jadi lo ga hadir karna itu kan?" tanya Reta membuat emosi Shelin semakin membucah.
"Ini lagi panas-panasnya ya Ret jangan bikin emosi deh panas-panas begini."
"Yang bikin lo emosi siapa coba, kan gue cuma nanya,"
"Pertanyaan lo bikin emosi!"
Amel yang tidak sanggup lagi memilih jalan terlebih dahulu, karna parkiran lebar mereka berjalan sambil ribut dan membahas hal yang menurut Amel tidak penting.
Sekarang mereka tidak peduli lagi menjadi pusat perhatian karna emang biasanya mereka sering menjadi pusat perhatian.
"Tapi lo bilang tetangga lo meninggal sedangkan Deko bilang kalo lo sakit" Deko adalah seketaries di kelas Shelin.
"Gini Ret, tetangga gue emang meninggal jadi Mama gue datang untuk layat dan kebetulan Asma gue kambuh jadi sebelum layat Mama ngehubungi wali kelas kita. Jadi gue ga ada bilang kalo gue ga sekolah karna jembatan yang gue lewati lagi di perbaiki." jelas Shelin panjang lebar.
Waktu Reta ingin menjawab Shelin melihat jemputannya telah tiba jadi ia berpamit kepada Reta dan Amel.
"Tuh jemputan gue udah dateng, gue duluan ya" pamit Shelin.
"Dih ditinggal gitu aja, belum aja gue nanya" ucap Reta.
"Nanya-nanya, nyari ribut yang ada lo" ketus Amel.
"Marah-marah mulu lo, dah ah ayok balik" Reta segera berjalan ke arah motornya berada, Reta dan Amel kadang emang sering boncengan dengan menaiki motor karna rumah mereka searah. Atau lebih tepatnya Amel yang nebeng sih, kata Amel 'kan rumah kita searah, jadi bonceng gue dong, lumayan hemat ongkos' begitulah kira-kira.
• • • • •
Shelin saat ini sedang berada di kamarnya, gadis itu tengah berguling-guling di atas ranjangnya ntah apa yang gadis itu pikirkan.
"Bosen banget gue," keluh Shelin mendudukan dirinya di tepi ranjang sambil menyenderkan kepalanya di kelapa ranjang.
Orang tua Shelin saat ini sedang tidak ada di rumah, Mereka mengunjungi nenek Shelin karna anak dari Bibi Shelin sedang syukuran.
Sebenarnya Shelin ingin ikut karna Shelin juga kangen dengan neneknya tapi karna Mama Shelin melarang dengan alasan bahwa Shelin sudah terlalu banyak izin.
Setelah 2 menit Shelin termenung, ia memutuskan untuk pergi kebawah untuk mengambil cemilan dan membawanya kekamar.
Saat Shelin membuka kulkas dan melihat ada makanan yang bisa ia makan atau tidak, ternyata tidak ada yang ada hanyalah sayur-sayuran dan Shelin benci itu.
Membuka rak lemari yang berukuran kecil Shelin menghela nafas panjang karna tidak ada makanan yang bisa ia makan saat ini atau cemilan. Shelin yakin bahwa Mamanya telah lupa untuk berbelanja atau menstok cemilan.
Shelin berjalan ke arah kamarnya dan memutuskan untuk berbelanja ke supermarket untuk membeli cemilan dan beberapa makanan atau minuman.
Bersiap-siap Shelin hanya menggunakan hoodie berwarna abu dan rambut yang di cepol asal, lalu celana panjang training dan tidak lupa dompet.
Shelin berniat jalan kaki dan tidak mengendarai kendaraan apapun karna cuaca masih terang dan jarang-jarang Shelin berjalan seperti ini ia tidak ingat kapan terakhir kali berjalan-jalan sore seperti ini lagian supermarket dengan hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menitan untuk ia sampai.
Sebelumnya Shelin sudah izin kepada pak Dodo-satpam rumah Shelin untuk menjaga rumah selagi ia keluar. Setelah sampai Shelin memasuki supermarket dan mengambil keranjang dan mengambil beberapa makanan ringan, minuman bersoda, dan tidak lupa makanan manis kesukaannya.
Saat asik memilih tiba-tiba ada suara berat yang memanggil nama Shelin membuat Shelin melihat siapa yang telah memanggil namanya.
"Shelin," panggil seseorang di belakang Shelin.
Shelin melihat ke belakang dan melihat ada sosok pria yang wajahnya menurut Shelin sangat familiar.
"Lo..." ucap Shelin berusaha mengingat sosok di hadapannya. Setelah mengingat siapa pria tersebut, Shelin langsung melototkan matanya.
"Lo OSIS nyebelin itu kan?!" pekik Shelin membuat beberapa pengunjung melihat ke arah mereka.
Althaf yang dibilang OSIS nyebelin hanya memasang wajah datarnya. Ternyata gadis di depannya memang selalu membuat telinganya serasa ingin pecah.
"Lo ngapain disini? Lo ngikutin gue ya? Paparazi lo," ucap Shelin
"Gue belanja." ucap Althaf singkat.
Shelin tidak memperdulikan ucapan Althaf dan memilih pergi dari situ, Althaf yang melihat Shelin ingin membayar belanjaannya memilih untuk mengikuti Shelin.
Sebenarnya Althaf tidak membeli banyak melainkan hanya beberapa saja, Shelin yang melihat Althaf ikut membayar hanya memutar kedua bola matanya malas.Setelah mereka membayar Althaf berinisiatif untuk membantu Shelin membawa belanjaannya yang kelihatan susah membawanya.
"Gue bantu." ucap Althaf sembari mengambil belanjaan milik Shelin.
Shelin yang awalnya ingin menolak tidak jadi karna melihat Althaf yang pergi begitu saja.
"Belanjaan gue mau lo bawa kemana!" pekik Shelin sembari mengejar Althaf.
Althaf tidak memperdulikan pekikan Shelin melainkan segera berjalan menuju rumah Shelin.
"Lo emang tau rumah gue dimana?" tanya Shelin saat dirinya sudah berada di tepat samping Altahf berdiri.
"Tau."
"Kulkas," ucap Shelin pelan.
Althaf melihat kearah Shelin saat mendengar gadis itu mengucapkan sesuatu. Shelin yang sadar akan Althaf yang melihatnya memilih berjalan lebih dulu dan membiarkan Althaf membawa belanjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIN
Humor•віsа тоlопg jапgап рlаgіат? sаўа сарек мікія цптцк сеяіта іпі, тоlопg наяgаі sаўа dіsіпі!• Berawal dari pertemuan yang tidak diinginkan atau tidak terduga? Shelin yang niat awalnya hanya ingin mengisi perutnya yang sudah kerocongan harus dipertemuk...