Bagian Sepuluh

3.4K 374 63
                                    

"Jalannya pelan-pelan dong... Gak tau apa ini high heels nya setinggi harapan ortu. Kalau sampai jatoh kan gak lucu"Ucap Ansella berusaha mengejar langkah Jevan yang berjalan mendahuluinya. Lagi.

"Mangkannya ngapain sok sok an pake high heels setinggi itu kalau gak pinter makenya"Cibir Jevan dan berhenti sejenak untuk menunggu Ansella.

"Bukan Aku yang mau yaa. Tapi tuh Nenek--Maksudnya Ibu Kamu yang nyuruh pake!"Ujar Ansella sebal.

Perempuan itu lalu menggandeng lengan Jevan. Keduanya berjalan masuk ke dalam ballroom hotel yang menjadi tempat pesta malam ini di laksanakan. Setelah event charity selesai perusahaan mengadakan jamuan makan dan hiburan untuk semua karyawan sekaligus para petinggi perusahaan.

"Nah ini dia yang Gue carii.. Bukan malah panas-panasan kayak tadi pagi"

Perempuan itu di buat takjub begitu Mereka masuk. Ada prasmanan berisi banyak makanan lalu ada pertunjukan live musiknya segala. Ini yang dia suka bukan malah berpanas-panasan seperti sebelumnya.

"Jangan sampai Kamu minum ya Ansella. Saya gak mau repot sama tingkah anarkis Kamu lagi"Kata Jevan memberikan peringatan lebih dulu. Disini juga ada minuman beralkohol dia hanya tak ingin kejadian waktu itu terulang kembali. Jevan cukup trauma dengan kebiasaan mabuk Ansella yang malah bercosplay menjadi vampire.

"Ya ampun nyicip dikit boleh kali"Ujarnya.

"Sekali gak boleh tetep gak boleh ya!"
Jevan sudah memberikan tatapan peringatan. Ansella akhirnya mengangguk menurut.

Mereka berdua berjalan masuk dan lagi-lagi kedatangan keduanya menarik perhatian para karyawan dan tamu yang ada di sana. Jevan tidak datang sendirian melainkan bersama dengan seorang Perempuan. Ini kali pertama setelah hampir tiga tahun lelaki itu selalu datang sendirian ke acara perusahaan. Dan tentu kehadiran Ansella menjadi perbincangan hangat diantara para tamu. Siapa dia sebenarnya?

"Nah ini diaa.. Dateng juga akhirnya kalian"Ibu Jevan menyambut keduanya dengan senyuman.

"Ibu yang ninggalin, padahal bisa datengnya sama-sama"Ujar Jevan. Tadi ibunya malah berangkat lebih dulu.

"Ibu sengaja. Biar Kamu sama Sella datengnya barengan. Kalian berdua kan bintang utamanya malam ini"

"Bintang utama? Apa sih?"Ujar Jevan bingung.

"Ah udah deh. Nanti Kamu bakalan tau sendiri"

Jevan yang mendengar balasan mencurigakan dari Ibunya sedikit di buat was was. Sedangkan Ansella tak begitu perduli karena sekarang perempuan itu melirik sekitar di mana banyak makanan yang di sajikan dan para pramusaji yang melewatinya berkali-kali. Dia sudah lapar mata dan ingin segera mencoba makanan yang ada di prasmanan sana tapi pembicaraan membosankan ini belum juga usai. Mereka sekarang duduk di kursi sembari mengobrol. Ah bukan Mereka karena Ansella tidak termaksud. Dia hanya cosplay jadi patung saja di sana.

"Ini kapan selesainya sihh"Perutnya sudah kembung jika hanya di berikan minuman sejak tadi. Ada sih kue tapi punya Ansella sudah habis lebih dulu. Tidak mungkin dia memakan punya Jevan.

"Kenapa?"Tanya Jevan pelan saat merasakan cubitan Ansella di pahanya.

"Mau makan"Balas Perempuan itu.

"Nanti. Selesai Saya kasih sambutan ke depan"

"Masih lama dong? Ahh😣"Ansella sudah cemberut dan ekspresi Perempuan itu di tangkap jelas Ibu Jevan.

"Ada apa Sella?"

"Tante, Saya boleh nyobain makanannya sekarang gak?"

"Ya boleh dong.. Kirain tadi apa. Yaudah gih sana di cobain. Tapi nanti balik kesini lagi"

Karmasutra••Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang