Bab 22 | Semilir Hamparan Kisah

44 7 0
                                    

Selamat Membaca Kisah
Perjalanan Mereka

Now Playing : Brisia Jodie - Cinta Kau Dimana

***

Bab 22 | Semilir Hamparan Kisah

Ada satu judul dimana daun yang tidak pernah membenci angin itu ternyata terbukti adanya di dunia ini

***

Hari ini sama seperti biasanya di mana Wahyu mengerjakan pekerjaan yang bisa ia lakukan untuk mendapatkan uang agar bisa membayar hutangnya kepada sang sahabat, sebenarnya sahabat tidak menemukan itu asalkan sahabat yang lain terbantu ia kan dengan senang hati akan menolong. Tapi Wahyu berpikir demikian bahwa ia sangat bekerja keras untuk membayar uang pinjamannya karena sewaktu-waktu sang sahabat akan membutuhkan uang itu.

Padahal ini adalah hari libur kerja iya memang hari Sabtu dan Minggu semua karyawan libur dan termasuk Wahyu yang merupakan salah satu cleaning service di sana, namun anehnya Wahyu malah memutuskan kerja walaupun hanya untuk sekedar menyiram tanaman membersihkan kaca dan membersihkan halaman. Semuanya ia lakukan demi membayar hutangnya kepada sang sahabat dan juga bertahan hidup.

Tiba-tiba fokus Wahyu teralihkan kepada satu mobil yang di mana dalam mobil tersebut keluarlah Farid beserta ayahnya. Sepertinya ada pembicaraan serius di antara mereka terlebih dari gaya mereka berjalan sampai tatapan matanya membuat Wahyu yakin bahwa sang sahabat kini berada dalam mode serius bersama sang ayah.

Namun selanjutnya.

"Wahyu," sapa Farid.

"Lah Farid, bukannya tadi lo lagi ngobrol sama bokap lo?" kaget Wahyu kala sang sahabat malah menghampirinya.

"Iya tadi gue sempet ngobrol tapi bokap gue langsung pulang kayak mau nonton bola," jawab Farid dengan nada canda.

"Kirain ngomongin gue," sahut Wahyu.

"Siapa juga yang ngomongin lo. Geer banget jadi orang,"

Wahyu menghentikan pekerjaannya sejenak "Habisnya lo ngobrol sama bokap lo serius amat gue jadi curiga malah,"

"Gak sopan tahu curiga sama sahabat sendiri,"

"Iya-iya."

Wahyu kembali melanjutkan pekerjaannya dan di sana Farid yang hanya bisa melihat sahabatnya itu berinisiatif untuk mengambil benda yang ada di gudang belakang dan ternyata ia malah membawa benda yang sama seperti yang dipakai Wahyu, yaitu sapu lidi untuk membersihkan halaman.

"Apa lo lakukan Rid!"

Wahyu kaget apa yang dilakukan sahabatnya kali ini.

"Gue bantuin lo lah masa gue harus liatin lo kerja kayak patung pacoran, lumutan gue nanti," oceh Farid.

"Gapapa kali lumutan kan berguna juga,"

"Pala lo guna gue nanti malah jadi sarang hewan-hewan melata lagu ikh jijik." Jadi memang sahabat Wahyu ini Farid sangat jijik dan tidak suka kepada hewan melata seperti jangkrik cacing kecoa ulat bulu dan lain sebagainya.

Karena dulu pernah satu waktu di mana pada saat mereka camping pas malam harinya kebetulan banyak sekali jangkrik yang masuk ke dalam tenda mereka dan apa yang terjadi Farid justru meloncat ketakutan hingga hampir menangis karena ia terus menghindari jangkrik yang terus mendekatinya.

"Lo masih phobia sama gituan," ledek Wahyu.

"Lo kira gue mau suka sama mereka. Idih ogah banget," ucapnya dengan bergidik.

BBS [5] Wahyu Iqbal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang