Part 1

8.5K 599 85
                                    

‼️ WARNING ‼️
Bxb content and mature area
Don't like?? DON'T READ!

~••~

Kata orang, hari senin itu sungguh sungguh sungguh sangat menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kata orang, hari senin itu sungguh sungguh sungguh sangat menyebalkan. Namun bagi Seo Haechan, bukan hanya dihari senin saja. Tapi setiap harinya selama ia berangkat ke sekolah akan terasa menyesakkan.

Entah bagaimana setiap orang menjalani kesehariannya, namun bagi pemuda berumur enam belas tahun yang tengah mengenyam pendidikan tingkat dua di salah satu sekolah menengah atas paling bergengsi di korea selatan tersebut, saking sesaknya, bernafas saja sudah membuatnya enggan.

Tak ada yang indah di lingkungan sekolah, ia hanya ingin cepat-cepat menamatkan pendidikan dan berangkat dari Kota ini.

Yaa begitulah faktanya!

Haechan tak harus menjelaskan semua keputus-asaan hidupnya itu disini kan? Karna seiring berjalannya waktu, setelah mengikuti serangkaian demi serangkaian perjalanan hidup yang membosankan ini kalian juga akan faham sendiri, atau bahkan mungkin akan ikut berputus asa juga sama seperti yang Haechan rasakan sekarang.

Dari atas tribun lapangan sepak bola tempat ia duduk istirahat siang ini, Haechan dapat melihat dengan jelas bagaimana para siswa dan siswi tersenyum bahagia sambil berlalu lalang disana seakan melepaskan beban setelah  memaksakan otak untuk belajar semenjak paginya.

Harusnya siang ini ia berada di kantin untuk mengisi perut, namun sebagai siswa yang suka menyendiri alias enggan untuk bersosialisasi. Ia lebih memilih tempat sepi seperti ini untuk menghabiskan bekal yang sudah disiapkan oleh Bibi Kim, asisten rumah tangganya.

"Lo sengaja ya ga angkat telfon gue?" Suara melengking dari arah samping itu langsung memecah lamunan Haechan, ia kemudian menoleh dan tersenyum lebar memamerkan deretan gigi rapinya setelah mengetahui siapa orang itu.

"Bukan Njun, Handphonenya ketinggalan di kelas." Balas Haechan memandang tak enak hati pada Huang Renjun, satu-satunya sahabat yang ia miliki semenjak duduk di bangku sekolah Dasar hingga sekarang.

Baginya, Renjun itu adalah sosok pemuda bermulut pedas namun hatinya sungguh luar biasa baik.

Semenjak memutuskan untuk berteman sekitar sembilan tahun yang lalu, setiap harinya Renjun tak pernah lupa menjemput Haechan untuk berangkat ke sekolah karna kebetulan pada saat itu jarak rumah mereka tak begitu jauh.

Semua itu dilakukannya karna Renjun mengetahui kalau Haechan tidak mempunyai sosok Ibu untuk mengurus segala keperluannya, dan ia hanya memiliki seorang Ayah yang sibuk bekerja setiap harinya, jadilah Pemuda Huang itu selalu membawakan bekal dari rumah untuk mereka berdua sarapan.

ARCADE [ Markhyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang