1

51 6 3
                                    

Apakah kalian pernah merasa seakan ingin lenyap dari dunia ini. Merasa seakan mati adalah pilihan terbaik dari semua pilihan yang ada. Lelah dengan keadaan, dadaku sesak seakan udara yang ku hirup adalah racun yang menggerogoti ku perlahan. Lalu, haruskah aku menyerah?

Persetan

Sampai sekarang toh aku masih hidup dengan segudang masalahku. Bukan aku yang mencari masalah tapi entah kenapa orang lain yang melibatkan aku pada masalahnya.

Seperti tentang aku yang dijual pada seseorang yang tidak aku kenal oleh orang yang bisanya aku panggil ibu panti .

Huft

Helaan nafasku menarik minat laki-laki berpakaian rapi yang sedang mengemudi disebelah ku.

" Apa kau lapar?" Kata pertama yang ia ucapkan setelah keheningan hampir 20 menit.

Aku menggeleng, enggan untuk menjawab dan menoleh pada deretan pohon diluar jendela.

Bibir tipisnya menyunggingkan senyum maklum, " Sean dewangga." Katanya kemudian,"Kamu bisa memanggilku sean, maaf aku terlambat memperkenalkan diri. Ucapnya ramah, namun masih tidak bisa mengalahkan atensi pemandangan di luar jendela kaca mobil yang entah melaju kemana.

"Aku tahu kau merasa seperti semua tidak adil, aku tidak akan membuatmu membenarkan atau menerima apa yang sendang terjadi dan kau alami saat ini" kata dia yang mengaku bernama sean itu.

"Tapi mungkin kau hanya perlu berusaha lebih keras untuk mengambil peluang yang ada kedepannya" imbuh sean.

Aku masih tidak bergeming namun perkataannya menyentuhku dalam keheningan yang beradu dengan suara mesin mobil.

"Kepala panti mu menjual mu ke orang yang bisa dipercaya. Bukannya aku membenarkan tindakannya tapi setidaknya kau tidak dijual ke pasar gelap penjualan organ tubuh manusia yang sedang marak sekarang." Katanya melirik sekilas padaku yang masih diam.

"Temanku membutuhkan bantuan mu untuk memberinya keturunan, kau tidak usah khawatir masalah materi. Aku jamin semua akan terpenuhi jadi berilah dia seorang keturunan dan kontrakmu selesai sampai disana. Ku jamin ini bukan tawaran yang buruk, kau bisa melanjutkan hidup sesuai apa yang kau impikan selama ini" Ucapnya yang berhasil membuatku menoleh kearahnya.

"Lalu apa yang harus ku lakukan sekarang ?" Ucapku kemudian yang membuat senyum simpul merekah di bibir tipisnya.

EnaughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang